Oleh : RAFIKHA LINTANG SAHARA

Jam 14.00 waktu itu, setelah pulang dari Rapat Guru tempatku mengajar. Aku bergegas pulang menuju Rumah dengan berjalan kaki. Aku sudah terbiasa berjalan kaki, karna jarak antara rumah dan sekolah tempatku mengajar tidak terlalu jauh kira-kira 1,5 KM. Yaa hitung hitung-hitung olahraga fikirku. Bukan hanya faktor jarak antara rumahku dan sekolah yang tidak terlalu jauh, faktor yg paling utama yaitu aku tidak bisa mengendarai motor hehe.

Aku biasa pulang melewati jalan belakang kavling, karna itulah akses terdekat menuju rumahku. Aku terus berjalan sambil sesekali memainkan handphoneku. Saat sampai disalah satu rumah yg kulewati, tetiba terdengar suara seorang wanita berteriak, "Bu guruuu". Dengan spontan aku menoleh, mencari asal suara itu. Dan akhirnya, aku melihat seorang ibu hamil yg tengah duduk depan teras rumahnya. Akupun menghampiri ibu tersebut sambil bertanya "ibu memanggil saya?". Ibu tsb pun menjawab, " Ya allah iya bu guru. Bu guru sini duduk dekat saya bu". Sambil terheran akupun duduk dan memberanikan diri bertanya, "Ada apa ya bu? Sampai saya diajak duduk pula hehe?". Ibu tsb menjawab, "Waduuh, iya bu guru, sering sekali saya lihat ibu berjalan kaki melewati rumah sy. Sebetulnya saya ingin menyapa, tapi tidak berani hehe". Aku menjawab, "kenapa tidak panggil saja bu, gapapa kok. Memang nya kenapa bu?". Ibu tsb menjawab, "Hehe begini bu guru, saya sedang hamil 7 bulan. Setelah di USG dokter memprediksi anak saya adalah perempuan. Jujur, setiap kali ibu lewat, saya kagum sampai muncul keinginan supaya anak yang saya kandung ini seperti ibu. Ayo bu pegang perut saya dan do'akan anak dalam kandungan saya supaya bisa seperti ibu". Akupun terkejut, sangat terkejut. Bagaimana bisa ibu tsb memiliki keinginan anak yg ia kandung ingin seperti aku, padahal ibu itu belum mengenalku dengan baik, hanya saja sering melihatku melewati rumahnya. Akupun bertanya, "MasyaAllah, memangnya kenapa bu? Jangan seperti saya ah. Anak ibu harus jauh lebih baik dari saya". Ibu tsb kembali menjawab, "Ada hal yg saya tahu tentang ibu, Yang mungkin ibu tidak tahu kalau saya tahu tentang itu". Aku pun terheran-heran, dan ibu tsb kembali melanjutkan pembicaraannya, "sudah ya bu, ayo usap perut saya dan do'akan supaya anak yang saya kandung ini supaya seperti ibu". Aku hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa sambil mengusap perut ibu tsb dan mendoakan supaya anaknya lahir dalam keadaan sehat, cantik dan menjadi anak yg sholehah. Setelah itu, aku berpamitan untuk melanjutkan perjalananku menuju rumah. Ibu tsb tersenyum sambil mengucapkan terimaksih kepadaku.

Sungguh, hingga saat ini, aku masih penasaran. Sebenarnya hal apa yg ibu itu ketahui tentangku, sampai ia berkeinginan anak yang ia kandung seperti aku? Haruskah ketika ibu itu melahirkan aku datang menjenguk sembari bertanya akan rasa penasaran ini??