RAHMA

Pengajar 2021 ini hampir setengah abad Namun masalah semangat masih seperempat abad Baginya terkadang mata telinga ditutup demi sebuah langkah kebaikan

Selengkapnya
Navigasi Web
MAKANAN RACUN
momen

MAKANAN RACUN

Seperti biasa, hari inipun saya masuk mengajar dengan dijemput oleh mereka. Dan ini adalah salah satu hal yang kusukai dari aktivitas ku ini. Tengah bergegas masuk dalam kelas diiringi dengan celotehan mereka, tiba Fais, salah satu dari mereka berkata,

" Wah... Perasaanku tidak enak, kayak mau pingsan!", Saya hanya mengusap kepalanya sambil tersenyum, bocah ini memang mempunyai daya imajinasi yang lumayan tinggi. Nomor 3 setelah Alif dan Riski.

Sesampai di dalam kelas, saya meletakkan pantatku ke kursi yang heem, sudah goyang karena faktor usia.

Tengah membuka map yang berisi absen siswa dan jurnal pembelajaran, salah seorang dari mereka bertanya sambil berteriak,

"Ibu, mapku tidak kubawa, Bu..!" Katanya, saya mengangkat kepala menatap bocah yang berteriak tadi,

"Waduuuh, bagaimana itu bisa terjadi?" Tanyaku sambil memperlihatkan ekspresi kaget.

'Hehee, maaf ya Ibu, saya lupa!" Ujarnya sambil tersenyum polos.

"Tidak apa-apa, lain kali dibawa yaa?" Ucapku sambil tersenyum. Saya memang tidak pernah mempermasalahkan kalau mereka lupa. Bagi saya, mereka dengan jujur mengakui, itu jauh lebih bermakna.

Sambil mengabsen mereka, saya juga mengembalikan map yang berisi tugas-tugas mereka.

Namun suara Fais tetap terdengar bercerita dengan Putra, teman sebangkunya.

Saya menghentikan prosesi awal kegiatan pembelajaran, lalu berdiri dan bertanya kepada Fais,

"Ada apa Fais, baik-baik saja kan?" Tanyaku sambil menatapnya yang duduk dibagian belakang.

"Anu Bu... Kayaknya saya kena racun Bu, makanan yang tadi saya makan ada racunnya" jawabnya antara serius dan bercanda.

"Jadi sekarang gimana, apakah Fais sudah pingsan?" Tanyaku menahan tawa,

Teman-temannya tertawa mendengar pertanyaanku, karena jelas-jelas Fais baik-baik saja dan sedang duduk santai di kursinya.

"Tidak Bu, mungkin nanti baru pingsan!" Jawabnya bingung sendiri

"Ya sudah, kalau mau pingsan ngomong yaa?!" Saya menahan senyum. karena saya liat dia baik-baik saja dan saya tahu, dia memang terkadang begitu. Dan saya sudah terbiasa.

"Kalian bisa loh, membuat cerita fantasi dengan kisah Fais itu!" Kata kepada mereka untuk mengaitkan kejadian Fais dengan Materi pelajaran.

Tiba-tiba, dari arah depan Humairah, bocah perempuan berlengsung pipi mengangkat tangannya

"Ada apa Humairah, mau bertanya ya?" Tanyaku padanya, yg mempunyai senyum yang manis sekali

"Ibu, makanan kalau sudah lewat tanggal kadaluarsa kan jadi racun ya Bu?" Tanyanya. Saya menganggukkan kepala sambil menatapnya.

"Kalau racun, gimana Bu, kalau sudah lewat tanggal kadaluarsanya, apakah sudah tidak jadi racun?" Tanyanya.

Saya cukup tercengang dengan pertanyaanya. Sederhana sebenarnya, namun yang menarik adalah daya kritisnya dengan keadaan dan premis yang dia sampaikannya.

Bahkan ada temannya yang nyeletuk, mungkin berubah jadi makanan Bu...

Saya tertawa, sambil berkata,

"Makanan jadi racun, racun jadi makanan yaa?"ucapku berusaha menebak apa yang ada didalam pemikiran Humairah, dan tentu saja sambil mencari waktu berpikir mencari jawaban yang mudah mereka pahami, terutama Humairah.

"Iyya Bu..!" Jawab beberapa dari mereka, mungkin juga mereka bingung. Namun karena tidak ingin mengecewakan gurunya, mereka merespon pertanyaan galau gurunya.

Sambil berpikir, saya jawab pertanyaan Humairah,

"Humairah memang pintar, ibu saja tidak berpikir sampai disana loh......., kalau racun sudah lewat tanggal kadaluarsanya ada dua kemungkinan, bisa jadi tambah menjadi-jadi racunnya atau mungkin juga berkurang kekuatan racunnya, tapi jangan dicoba yaaa? Jadi bukan jadi makanan. Racun bukan makanan manusia?" Jawabku memberi penekanan pada kata bukan, kuatir nanti mereka salah mengartikan kalimat tersebut.

"Oh ya. Tanggal kadaluarsa itu adalah batas waktu yang baik ketika produk itu dipergunakan. Kalau sudah lewat dari tanggal kadaluarsanya, apapun itu, entah itu makanan ataupun racun sekalipun, mutunya sudah tidak bagus, kalau makanan bisa jadi akan tumbuh bakteri-bakteri yang bisa jadi racun ditubuh kita kalau kita makan. Kalau racun, bisa jadi berkurang kekuatan racunnya.!" Jawabku panjang lebar

" Atau nanti kita bertanya sama guru IPA kalian!" lanjutku sambil berniat konfirmasi pada guru IPA mereka.

Sesampai di Ruangku, saya masih kepikiran pertanyaan siswa tadi.

Bukan pertanyaanya yang menarik, tapi pola pikir untuk anak seusia mereka yang menarik. Cerdas dan kritis.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post