Menumbuhkan Generasi Merdeka Belajar di SD Negeri Sumbertaman 2 Kota Probolinggo
Membekali Generasi Abad 21: Mengembangkan Keterampilan Esensial
Dunia yang terus berkembang menuntut generasi muda untuk dibekali dengan keterampilan yang esensial. Selain pengetahuan dan pemahaman konten, murid-murid SD Negeri Sumbertaman 2 juga dibekali dengan keterampilan abad 21 yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan. Keterampilan ini meliputi:
· Berpikir Kritis dan Problem-Solving (Pemecahan Masalah): Murid didorong untuk tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga untuk berpikir kritis, menganalisis informasi, dan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Pembelajaran berbasis proyek menjadi salah satu metode yang diterapkan. Melalui proyek ini, murid diajak untuk mengidentifikasi masalah nyata di lingkungan sekolah, seperti pencemaran sampah atau kelangkaan air bersih. Mereka kemudian bekerja sama dalam tim untuk merancang solusi, melakukan penelitian, dan mengimplementasikan rencana tersebut. Proses ini menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan bekerja sama secara efektif.
· Kreativitas dan Inovasi: SD Negeri Sumbertaman 2 percaya bahwa setiap murid memiliki potensi kreatif yang perlu dikembangkan. Pembelajaran dirancang untuk mendorong kreativitas dan inovasi. Murid diberi kesempatan untuk mengeksplorasi ide-ide baru, bereksperimen, dan menemukan cara-cara inovatif untuk memecahkan masalah. Sebagai contoh, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, murid tidak hanya diajarkan untuk menulis teks eksposisi, tetapi juga didorong untuk menuangkan kreativitas mereka melalui puisi atau cerita pendek. Sementara di kelas Seni Rupa, mereka diajak untuk bereksperimen dengan berbagai media dan teknik untuk menciptakan karya seni yang unik dan inovatif.
· Kolaborasi dan Komunikasi: Kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi secara efektif menjadi sangat penting di era digital ini. SD Negeri Sumbertaman 2 membekali murid dengan keterampilan ini melalui berbagai aktivitas pembelajaran. Murid seringkali dilibatkan dalam diskusi kelompok, presentasi, dan proyek kolaboratif. Mereka belajar untuk mendengarkan pendapat orang lain, menyampaikan ide secara jelas, dan bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan bersama.
· Literasi Digital: Di dunia yang serba digital ini, kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi sangat esensial. SD Negeri Sumbertaman 2 mengintegrasikan literasi digital ke dalam kurikulum. Murid diajarkan tentang penggunaan komputer dan internet secara aman dan bertanggung jawab. Mereka juga belajar untuk melakukan riset online, menyeleksi informasi, dan memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran.
Menciptakan Suasana Kelas yang Nyaman dan Menyenangkan
Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Suasana seperti ini akan memotivasi siswa untuk belajar secara aktif dan bersemangat. SD Negeri Sumbertaman 2 berupaya mewujudkan suasana tersebut dengan beberapa cara:
· Ruang Kelas yang Kondusif: Lingkungan belajar yang nyaman dan tertata akan membuat murid merasa betah di kelas. SD Negeri Sumbertaman 2 mendesain ruang kelas yang bersih, terang, dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung pembelajaran. Selain papan tulis dan meja kursi, ruang kelas juga dilengkapi dengan sudut baca yang dipenuhi buku cerita, majalah, dan ensiklopedia. Alat peraga dan media pembelajaran yang menarik juga tersedia untuk membuat suasana belajar lebih interaktif.
· Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan: Metode ceramah yang monoton ditinggalkan di SD Negeri Sumbertaman 2. Guru-guru menggunakan berbagai metode pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, seperti diskusi kelompok, permainan edukatif, simulasi, dan pembelajaran berbasis proyek. Metode-metode tersebut membuat murid lebih terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga mereka tidak hanya sekadar mendengarkan, tetapi juga aktif berpartisipasi, berdiskusi, dan mengeksplorasi pengetahuan.
· Budaya Apresiasi dan Penghargaan: Menciptakan lingkungan belajar yang positif juga berarti menghargai setiap usaha dan pencapaian murid. SD Negeri Sumbertaman 2 memiliki budaya apresiasi dan penghargaan. Guru memberikan pujian dan penguatan positif atas setiap kemajuan yang dicapai murid. Penghargaan juga diberikan kepada murid yang berprestasi dan yang menunjukkan sikap positif dalam belajar. Budaya apresiasi ini memotivasi murid untuk terus belajar dan mengembangkan potensinya secara optimal.
Refleksi dan Pengembangan: Menuju Generasi Merdeka Belajar
Penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di SD Negeri Sumbertaman 2 Kota Probolinggo telah membawa perubahan positif dalam proses pembelajaran. Dampak nyata terlihat dari meningkatnya antusiasme dan semangat belajar murid.
Dampak Nyata dan Tantangan yang Dihadapi
Penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di SD Negeri Sumbertaman 2 Kota Probolinggo telah membawa dampak positif yang signifikan dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari beberapa indikator berikut:
Meningkatnya Antusiasme dan Semangat Belajar Murid: Murid menunjukkan antusiasme dan semangat belajar yang tinggi. Mereka lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, berani bertanya, dan mengungkapkan pendapat. Meningkatnya Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif: Murid menunjukkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang lebih baik. Mereka mampu menganalisis informasi, memecahkan masalah, dan menghasilkan ide-ide kreatif. Meningkatnya Keterampilan Kolaborasi dan Komunikasi: Murid menunjukkan kemampuan kolaborasi dan komunikasi yang lebih baik. Mereka mampu bekerja sama dalam tim, mendengarkan pendapat orang lain, dan menyampaikan ide secara jelas. Meningkatnya Rasa Cinta dan Bangga Terhadap Budaya Lokal: Murid menunjukkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya lokal. Mereka memahami nilai-nilai budaya dan tradisi daerahnya.Meskipun telah menunjukkan hasil yang positif, SD Negeri Sumbertaman 2 juga dihadapkan pada beberapa tantangan dalam mewujudkan pendidikan merdeka belajar yang ideal. Tantangan tersebut antara lain:
Keterbatasan Sarana dan Prasarana: Keterbatasan sarana dan prasarana, seperti buku, alat peraga, dan teknologi informasi, masih menjadi kendala dalam menciptakan pembelajaran yang optimal. Kurangnya Guru yang Terlatih: Masih terdapat kekurangan guru yang terlatih dalam menerapkan metode pembelajaran aktif dan berpusat pada anak. Mindset Orang Tua: Mindset orang tua yang masih menekankan pada nilai akademis dan hafalan menjadi tantangan tersendiri dalam mendorong pembelajaran yang bermakna dan kontekstual.Upaya Peningkatan dan Pengembangan
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, SD Negeri Sumbertaman 2 terus melakukan upaya peningkatan dan pengembangan. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain:
Meningkatkan Sarana dan Prasarana: Sekolah terus berupaya untuk meningkatkan sarana dan prasarana, seperti pengadaan buku, alat peraga, dan teknologi informasi. Upaya ini dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan alumni. Pengembangan Kapasitas Guru: Sekolah menyelenggarakan berbagai pelatihan dan workshop bagi guru untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam menerapkan metode pembelajaran aktif dan berpusat pada anak. Sosialisasi kepada Orang Tua: Sekolah melakukan sosialisasi kepada orang tua tentang pentingnya pendidikan merdeka belajar dan mendorong mereka untuk mendukung proses belajar anak di sekolah.Penutup
Upaya SD Negeri Sumbertaman 2 Kota Probolinggo dalam membumikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara melalui pendekatan integratif lokal merupakan langkah nyata dalam mewujudkan pendidikan yang berpusat pada anak, selaras dengan kodrat dan alamnya, serta berlandaskan nilai-nilai budaya bangsa. Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa penerapan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dapat membawa perubahan positif dan menghasilkan generasi muda yang merdeka belajar, berkarakter Pancasila, dan siap berkontribusi bagi bangsa dan negara.
Meskipun masih terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi, SD Negeri Sumbertaman 2 berkomitmen untuk terus belajar dan berbenah diri. Sekolah ini yakin bahwa dengan kerjasama dan gotong royong dari semua pihak, cita-cita Ki Hadjar Dewantara untuk mewujudkan pendidikan yang memerdekakan manusia dapat diraih.
Daftar Pustaka
Tim Penulis Kemendikbud. (2017). Ki Hadjar Dewantara: Tokoh Pendidikan dan Kebangkitan Nasional. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. (2020). Pendidikan Merdeka Belajar: Panduan Implementasi di Sekolah. Jakarta: Kemendikbud.
Muchlisin. (2021). Belajar dari Ki Hajar Dewantara: Menuju Pendidikan yang Memerdekakan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kusumawati, Yuni Ari. (2022). Menelusuri Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam Konteks Pembelajaran Abad 21: Sebuah Renungan dan Inspirasi. Jurnal Pendidikan Islam, 11(1), 1-18.
Kusumawati, Yuni Ari. (2021). Memahami Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya dalam Pendidikan Kontemporer di Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam, 10(2), 233-250.
Widiyanto, Setyo. (2022). Penerapan Filosofi Tri Hita Karana dalam Pendidikan Dasar pada Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan Dasar di SD Negeri 1 Tegalrejo, Kecamatan Bangunharjo, Kabupaten Bantul. Jurnal Pendidikan Ananta Tunggal, 5(1), 1-10.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia: https://www.kemdikbud.go.id/
Pusat Data dan Informasi Pendidikan Kemendikbud: https://data.kemdikbud.go.id/
Guru Penggerak: https://app-gurupenggerak.simpkb.id/
Website: https://dapo.kemdikbud.go.id/sekolah/2E434BF15F9131F7AD25
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ulasannya