Menjalani proses kehidupan ini beragam cara dan rintangan dialami oleh setiap orang untuk sampai pada tujuan yang diinginkan. Berbagai bentuk pesakitan terus menemani proses yang berjalan, ada yang terhenti, ada yang putus asa, ada pula yang tak pernah bangkit lagi, dan tentu saja sangat banyak yang sukses menjalani proses dan sampai pada tujuan.

Kebalikan dari tema di atas bahwa ”langit tidak akan pernah menurunkan hujan emas". Langit adalah tempat yang paling tinggi di bumi, sementara emas adalah benda yang memiliki nilai yang sangat tinggi. Dalam hidup, tujuan hidup setiap manusia pasti berbeda-beda dan tujuan itu memiliki nilai yang tinggi.

Dapatkah seseorang sampai pada tujuan yang mulia tanpa ada perjuangan?. Pesakitan dalam proses adalah bagian terindah untuk mendapatkan mendali emas kehidupan, proses seperti inilah baru akan menurunkan hujan emas.

Pesakitan dalam hidup jangan membuat kita berhenti untuk melangkah, Kata-kata negatif dari orang lain cemeeh dan gunjingan jadikan sebagai alat untuk memperkuat mental serta keyakinan, bahwa kita tidak seperti yang mereka katakan.

Dikehidupan modern hari ini, kita tidak kekurangan perangkat dalam menjalani proses hidup, apapun yang kita butuhkan sudah tersedia, yang jauh akan menjadi dekat, yang sulit akan menjadi mudah. Kehidupan manusia hari ini dari berbagai segi telah dipermudah dan perbaharui oleh teknologi.

Namun, ada yang lebih penting untuk kita ingat bahwa iman yang di dalam qalbu tidak dapat tidak dapat diperbaharui oleh teknologi. Teknologi tidak mengajarkan bagaimana bersabar, istiqomah, tawadhu, dan juga tidak mengajarkan etika atau adab, teknologi adalah alat, alat hanya bergantung pada siapa yang mengendalikan nya.

Beragam kebaikan dapat dilakukan dengan alat, segala urusan menjadi mudah, hubungan antar sesama menjadi dekat walaupun satu dengan yang lainnya berada di timur dan barat. Begitupun sebaliknya beragam tindak kejahatan dapat dengan mudah pula dilakukan, kita sering mendengar banyak orang merasa tidak aman walaupun berada di rumahnya sendiri. Begitulah teknologi dia tidak punya akal dan rasa, akal dan rasanya ada pada orang yang menggunakannya.

Diantara pengendali teknologi itu adalah sifat sabar. Sifat ini hanya diajarkan di dalam islam, walaupun agama lain mengajarkan nya, tapi bagi islam adalah agama yang sempurna, penyempurna agama² sebelumnya. Maka di antara sifat orang beriman itu adalah sabar, bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi di tengah kemacetan bagi orang yang tidak mau sabar, sepanjang jalan dia akan ngomel, sumpah serapah menyalahkan ini dan itu.

Sabar diibaratkan oleh Nabi sebagai cahaya, sifat cahaya adalah sebagai penerang, orang yang sabar dalam menghadapi berbagai problem hidup berarti mendapat cahaya dari kegelapan. Dalam menghadapi era serba digital saat ini, maka sifat sabar perlu lebih ditingkatkan. Berbagai situs yang memanjakan mata dapat diakses tanpa batas, pikiran berselancar dalam dunia maya membuat kita lupa makan, lupa istirahat dan yang paling parah lupa ibadah.

Ketika dunia sudah dalam gesekan ujung jari orang akan menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk sekedar melihat-lihat dunia digital. Maka orang yang memiliki sifat sabar, dia akan menahan diri dari itu semua, sabar juga berarti mampu menahan diri dari perbuatan yang sia-sia.

Sabar dalam ketiadaan, kemiskinan, penderitaan banyak orang mampu keluar dari itu, dan tentu saja akan mendapat ganjaran yang besar pula. Namun, sangat sedikit orang yang mampu bersabar ketika hidup dalam serba cukup, hidup dalam serba mudah, orang yang mampu bersabar dalam serba mudah, tentu kualitas orang ini akan jauh lebih hebat..