Rahmayani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Penghuni baru (episode 3) tantangan 30 hari menulis digurusiana hari ke-4

Penghuni baru (episode 3) tantangan 30 hari menulis digurusiana hari ke-4

Akupun tiba didepan rumahku. Kulihat raut wajah kakak dan suamiku agak sedikit memperlihatkan wajah kecewa. Dalam pikirananku terlintas apa yang terjadi dengan itam dan uteh. Padahal dari sekolah aku sudah tidak sabar untuk memberitahu anak-anakku nama yang cocok untuk kedua kelinci itu adalah Itam dan Uteh. Belum sempat aku menongkatkan motor kesayanganku. Tiba-tiba kakak ku mengatakan berita yang sebenarnya tidak seharusnya aku dengar. Kakak ku berkata " kelinci putih hilang". Langsung dada ku berdegub kencang. Ya Allah, kenapa Uteh hilang. Baru hitungan jam uteh dirumahku, dia udah pergi meninggalkan kami. Apa yang akan aku katakan dengan kak wiwit, jika dia menanyakan kelinci yang sudah dia berikan kepada ku. Masih banyak lagi hal-hal lain yg terpikirkan oleh ku.

Kesal sekali rasanya. Kenapa tadi aku melarang suamiku untuk melapisi kerangkeng yang menjadi tempat beristirahat itam dan uteh dilapisi kawat. Kalau seandainya udah dilapisi kawat, pasti uteh tidak akan hilang. Helm yang masing dipasang dikepalaku, belum sempat aku tanggalkan. Aku langsung berkeliling disekitar rumahku. Siapa tau aku melihat uteh disana. Suamiku asik melapisi kerangkeng dengan kawat. Dari raut wajahnya tidak menunjukkan kesedihan,meskipun sebenarnya dia juga sangat kesal atas hilangnya si uteh.

Kakakku pun sibuk menanyakan Uteh kepada tetangga-tetangga terdekat di sekitar rumahku. Aku melihat si Itam sibuk bermain sendiri. Dalam hatiku berkata "kasihan si Itam tinggal sendiri" aku terus berdo'a semoga ada seseorang menghantarkan Uteh kerumah kami.

Suamiku juga telah menshare info hilangnya Uteh di grup WA perumahan kami. Tapi belum ada yang membalas info tersebut. Azan magrib sebentar lagi berkumandang. Kami semua swgera memasuki rumah. Sebelumnya si Itam sudah dimasukkan dikandang yang telah siap dilapisi kawat dibuat oleh suamiku. Sembari mengunci pintu aku tidak henti-hentinya melihat kearah jalan. Siapa tahu Uteh pulang.

Aku pun mandi dan setelah itu siap-siap untuk melaksanakan shalat magrib. Setelah selesai shalat aku berdo'a kepada Allah SWT agar ada seseorang menghantarkan Uteh kerumahku. Aku berdo'a agar Allah melindungi Uteh.

Setelah selesai shalat aku pergi keruangan tempat biasa aku mengerjakan tugas-tugas sekolah. Belum sempat aku terduduk, tiba-tiba dari luar terdengar suara seaorang mengucapkan salam. Suami dan putri tertuaku rupanya udah berada didepan pintu. Putri tertuaku berkata"Bu, kelinci udah pulang". Aku terdiam sejenak tidak bisa berkata-kata. Aku mengira ini hanyalah gurauan anakku. Suamikupun memanggilku "Dek, ada yang mengantarkan kelinci". Akupun langsung berdiri, berlari menuju pintu. Alhamdulillah, kulihat suamiku sudah menggendong kelinci berwarna putih dan itu adalah Uteh. Kelinciku yang hilang tadi sore.

Tak hentinya aku mengucap syukur. Aku pun bertanya kepada anak yg mengantarkan kelinci itu. Anak itu umurnya lebih kurang 10 tahun. "Di mana adek menemukan kelinci ini" ujarku. Anak itu menjawab "tadi saya melihat kelinci ini dikejar oleh kucing". "Dari mana adek tau ini kelinci kakak?" Tanyaku kembali. Anak itu menjawab " Tadi saya bertanya dengan tante Piza, apakah kelincinya hilang. Tante piza bilang kelincinya tidak hilang dan dia memberitahu kalau ini kelinci kakak"."Terimakasih banyak ya Dek, udah menghantarkan kelinci ini" kataku. Suamikupun memberikan uang sepuluh ribu rupiah kepada anak itu. Sebagai ucapan terimakasih dari kami. Awalnya anak itu tidak mau mengambil uangnya dia bilang hanya ingin membantu saja. Akhirnya kami paksa anak itupun mau menerima uang itu.

Suamiku langsung memasukkan si Uteh dikandang. Akupun mengatakan kepada anak-anakku kelinci yang putih bernama Uteh. Sedangkan kelinci yang hitam bernama Itam. Anakku pun setuju dengan nama itu.

Itulah keajaiban do'a. Baru beberapa menit aku meminta kepada Allah SWT. Allah SWT langsung mengabulkan do'aku. Begitulah sayangnya Allah kepada umatnya. Terkadang kita tidak menyadarinya. Dan sering berburuk sangka kepada Allah SWT. Dan satu lagi pelajaran yang dapat saya petik dari kejadian ini. Kalau segala sesuatu itu memang ditakdirkan Allah SWT untuk kita, pasti dia akan kembali kepada kita. (Tamat)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus bu. Senang membacanya. Bermanfaay.

08 Mar
Balas



search

New Post