Rahma Yulia Isnaini

Bangga sebagai Ibu rumah tangga dengan dua putri dan satu putra. Bertahun-tahun ijazahnya disimpan karena fokus dengan putra putrinya. Ketika putra putri sudah ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Nostalgia SMA

Sudah 30 tahun berlalu sejak lulus SMA, dan trending topik di grup WhatsApp SMA adalah Kembalinya si Anak Hilang. Rini tahu betul siapa yang dimaksud. Zay, pacar SMA-nya, baru muncul di grup. Ketika reuni perak 5 tahun yang lalu, Zay tidak ada. Panitia menyampaikan tidak ada yang punya nomor kontak Zay. Waktu itu Rini tidak masalah.

Kini saat teman-temannya yang rata-rata usianya hampir setengah abad sibuk menyapa Zay, Rini diam saja. Senyum-senyum membaca sapaan di grup. Entah dorongan apa, Rini stalking profil Zay. Tidak ada apa-apa, foto profil saja tidak ada, hanya gambar suasana desa. Zay masih ramah menyapa teman-teman.

Tiba-tiba di grup Zay menyapa,

"Sik…Sik… mana Rini? Kangen aku," Loh beraninya. Lha kalau istrinya tahu gimana? Ah, guyon saja, cinta monyet. Tidak ada getaran apa-apa.

"Ehem…," sahut temannya memberi emot cinta.

"Gak bahaya ta?" Teman lainnya respon.

"Wah…Sik eling, belum move on ya….," teman lain emot tertawa.

Rini yang membaca senyum lebar, ada desir rasa senang masih diingat. "Ternyata aku punya kisah," batin Rini.

Tidak ingin hanya mengintip, Rini membalas di grup, hanya emot jari telunjuk di bibir pertanda untuk diam.

"Wah…." Teman lain respon tersenyum tanda cinta. Zay mengirim stiker bunga.

Huh… Rini melempar handphone di kasur. Malu sama umur, sudah nenek-nenek juga, mau nostalgia SMA. Tidak… Rini tersenyum sendiri.

Tring… ada notif masuk. Dari Lin, teman SMA-nya juga.

"Rin, aku barusan WA-an dengan mantanmu. Anaknya lupa sama aku, tapi masih ingat kamu,"

"Oalah, iya ta, Lin?"

"Tak kirim screenshootnya ya,"

Rini mencermati screenshot dari Lin, sapaannya dengan Zay.

"Ini Zay anak gunung Kelud kah? Masih ingat aku nggak?"

"Siapa ya?"

"Halah… anak kost depan sekolah, Lin, teman Rini, masak gak ingat?"

"Oh iya, Rini, mantanku dulu ya,"

"Kalau mantan diingat, kalau temannya mantan gak diingat,"

"Hehe.. sorry,"

Rini senyum saja membaca screenshootnya. Masih banyak dan mengingatkan memori saat SMA.

"Rin, ternyata Zay kembali ke desanya. Jadi petani. Anaknya tiga masih kecil-kecil, yang bungsu usia 4 tahun. Zay single parent, istrinya meninggal 3 tahun lalu saat covid. Ya Allah… Rini tersentil.

Saat SMA Zay termasuk anak keren. Kulitnya putih bersih, wajahnya tampan. Anak desa di kaki gunung yang merantau sekolah di kota. Termasuk pintar meski bukan ranking teratas.

Entah apa yang mendasari, Zay dan Rini dianggap pacaran. Pacarannya anak zaman dulu, hanya ke perpustakaan bareng, ke kantin bareng. Tidak ada acara apel, karena kalau Sabtu Zay pulang kampung.

Jelang lulus, ayah Zay meninggal. Zay jadi agak murung, sering menyendiri. Tidak ada kata putus, hanya selamat melanjutkan pendidikan. Kalau ditanya Zay mau kuliah dimana? Hanya senyum dan angkat bahu.

Lulus tidak ada perayaan khusus. Zay malah tidak datang, dia di desa. Dan benar-benar putus kontak.

Sekarang setelah 30 tahun, Zay muncul di grup.

Ah, ternyata waktu itu kok ya indah. Tapi tidak ada perasaan apa-apa dengan Zay. Sekarang sudah nyaman, tentram dengan suami dan anak cucu. Insyaallah Zay juga melanjutkan hidup dengan garis takdirnya. Semoga segera menda

pat ganti yang lebih baik. Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ceritanya, salam sukses ya Bu.

14 Sep
Balas

Sukses juga Ibu....

14 Sep
Balas



search

New Post