Tidak menduga adik Za, 5 tahun, sekarang merajuk. Berangkat sekolah minta diantar bunda, makan minta disuapi bunda, tidur minta dikeloni bunda, mandi minta dimandiin bunda, dan lain-lain semuanya minta sama bunda.

Padahal selama ini bunda sudah membiasakan adik Za mandiri, melakukan semuanya sendiri. Makan, tidur, mandi dan sekolah pun sudah sama antar jemput.

Mengapa?

Kemungkinan karena sekarang adik Za punya adik. Karena rajukan adik Za terjadi sejak punya adik.

Ayah, bunda, kakak, kakek, nenek sekarang perhatian penuh kepada adik Zi, adiknya adik Za..eh mas Za ding… sekarang kan sudah jadi mas. Tapi mas Za tidak mau dipanggil 'mas'. Maunya masih dipanggil 'adik'.

Kalau ditelusur ke belakang, sebenarnya ayah bunda sudah membiasakan mas Za bahwa sebentar lagi mas Za punya adik. Dibiasakan berbicara dengan adik saat masih dalam perut, mengelus, mencium, bermain peran sebagai kakak.

Begitu adik lahir, ternyata yang sudah dirancang sedemikian rupa tidak berjalan sebagaimana mestinya. Yeah…harus mencari cara lagi.

Disini kolaborasi antara orang tua dan guru sangat penting. Bunda menyampaikan kepada ibu guru tentang kondisi mas Za di rumah.

Berlanjut ibu guru akan lebih memperhatikan mas Za, dan sering mengajak berbicara tentang adik, keluarga dan lain-lain.

Ibu guru menyampaikan kembali apa yang sudah dilakukan dan tanggapan mas Za. Kemudian orang tua bersama bu guru akan merancang skenario lagi untuk membuat mas Za tidak merajuk lagi, bahkan bisa berperan sebagai kakak.

Good luck…