Badri bekerja setiap hari dua puluh empat jam. Bahagia dihatinya. meskipun lelah tubuhnya. Betapa tidak dia menjadi asisten pribadi petinggi di kotanya. Bagi Badri ia orang spesial karena dekat dengan orang nomor satu.

Tiap telepon mencari, atau pesan wa yang dia terima. Tentu saja dari sang pimpinan. Ia akan sigap menerima segala tugas yang diberikan. Namun jika telepon yang berbeda bukan dari pimpinannya, ia tidak mengangkat sering kali ia baikan. Apalagi pesan wa dari orang-orang yang meminta bantuannya. Tentu saja tidak dibalasnya.

Hari ini Badri sudah lengkap dengan pakaian jasnya. Ada acara penting di rumah pimpinannya. Tamu dari kota-kota besar akan datang. Begitu bangganya hingga sebelum waktu acara sudah hadir untuk segala persiapan.

Di sana, seorang tua yang sudah renta selalu merindukan Badri. Badri yang rajin sholat lima waktu di masjid. Badri sering menjadi imam sholat lima waktu. Itu saat masa Badri remaja. Badri rajin mengunjungi rumah Allah . Ia sering menjadi Imam karena memang punya hapalan ayat. Suara Badri pun bagus jika menjadi imam.

Sang tua berjalan memakai pakaian rapi menuju rumah Allah ia yakin setiap yang datang mengunjungi rumah Allah adalah orang spesial. Karena rumah itu adalah rumah yang sangat istimewa. Di mana ia bisa meminta apapun tanpa ada yang marah. Termasuk kerinduannya pada anaknya itu. Ia meminta pada Allah agar Badri sering-sering menjenguknya.