Diam Seribu Bahasa
Memaknai kata diam dalam kehidupan sehari-hari, sungguh tak semudah mengatupkan kedua bibir agar diam. Karena pada kenyataannya, diam memiliki banyak makna. Walau secara harfiah diam berarti tak mengeluarkan suara, namun makna kata diam tak sesempit itu. Diam bukan sekadar tak mengeluarkan suara ataupun kata, namun dapat pula bermakna beribu kata.
Bukankah diam dapat pula diartikan sebagai suatu bentuk unjuk rasa? Menyatakan perlawanan juga dapat dilakukan dengan diam. Jika dikatakan diam tanda setuju, tak selamanya demikian. Tergantung bagaimana situasi dan kondisinya. Justru dalam keadaan diam orang dapat pula menunjukkan ketidaksetujuannya. Apa lagi diam seribu bahasa. Kalau ini sempat terjadi, orang-orang di sekeliling haruslah peka dan bisa merasakan apa yang terjadi. Butuh energi ekstra untuk membongkar hal ini. Akan terasa lebih mudah menghadapi orang yang bisa meletupkan perasaannya dengan kata-kata.
Diam tak selamanya bermakna hening dan tenang. Diam justru dapat menyimpan beribu makna dari apa yang diucapkan. Tinggal bagaimana kita mengasah rasa untuk peka dengan hal-hal sedemikian. Bukan tidak mungkin kita akan terjebak dalam situasi diam yang menyimpan banyak makna. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah di dalam keluarga, lingkungan pekerjaan, antara pimpinan dengan bawahan, orang tua dengan anak, pergaulan sesama teman ataupun di dalam bermasyarakat.
Ketajaman insting dalam membaca situasi munculnya sikap diam harus ada di dalam diri. Agar diamnya seseorang tak menjadi bumerang. Tidak pula menjadi duri di dalam daging yang akan memunculkan rasa sakit tak berkesudahan kecuali jika duri telah dicabut.
Sejatinya, diam seribu bahasa justru mengandung sejuta makna. Harus ada usaha agar suasana diam ini tidak terjadi. Komunikasi yang terbangun baik, adalah salah satu cara yang bisa dilakukan.
#edisikuatkanhatire26#
#asyikmembacalingkungan#
Aksara Tersusun Indah, Perisai Pribumi, 15 Februari 2022.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar