Raihana Rasyid

Lahir dan menetap di Medan ,07 September 1967.Alumni IKIP Negeri Medan Jurusan Pendidikan Biologi. Tenaga pendidik di SMA Negeri 14 Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Kaca yang Berdebu
Sumber : Tribun bekasi - tribunnews.com

Kaca yang Berdebu

Suatu pagi di sebuah kelas, saat penulis masuk sudah terlihat kesibukan ketua kelas dan beberapa siswa mempersiapkan peralatan proyektor. Hari itu, memang jadwal presentasi kelompok kerja siswa untuk materi Inovasi Teknologi Biologi. Mereka terbagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing akan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Setelah doa dan salam, penulis memberikan bimbingan dan arahan terkait aturan di dalam presentasi ini. Saat telah memastikan bahwa setiap kelompok memahami aturan mainnya, penulis mempersilahkan kelompok yang sudah diundi urutannya untuk tampil ke depan kelas.

Namun, beberapa saat presentasi tertunda tak dapat dimulai karena tampilan gambar di monitor tak sesuai harapan. Penulis dan beberapa siswa berusaha untuk mencari solusi hingga meminta pertolongan dari bapak guru yang mengajar di kelas sebelah. Yang menarik perhatian penulis, saat itu seorang siswa yang selama ini menunjukkan “kurang minat” dalam belajar, datang ke depan dan ikut memeriksa kemungkinan kendala pada proyektor.

Semua siswa sudah undur diri, termasuk bapak guru yang tadi ikut membantu karena tidak jua menemukan solusi. Namun, siswa tadi masih tetap terlihat mengamati setiap detail proyektor, hingga ia berucap : “Ini yang bermasalah kabelnya, Bu.” Mendengar ucapannya, penulis langsung meminta ketua kelas untuk mencari kabel yang lain di kantor tata usaha.

Benar saja, setelah kabelnya diganti, proyektor bekerja sesuai yang diinginkan. Apa pelajaran yang penulis ambil dari kejadian ini. Siswa ini menunjukkan “keunikannya”. Apa yang dilakukannya membuktikan minatnya dalam suatu hal. Penulis semakin yakin bahwa setiap anak unik. Setiap anak memiliki minat dan bakat yang berbeda.

Ahh..., betapa menyakitkannya ketika seorang guru harus membandingkan siswa yang satu dengan yang lain. Padahal setiap anak berbeda, mereka butuh stimulasi sesuai dengan keunikan masing-masing.

Butuh kejujuran dan keterbukaan untuk menerima keunikan dari setiap anak. Konon pula ketika ia memperlihatkan sikap yang “unik” dari rata-rata teman di kelasnya. Misalnya, ketika siswa lain mengerjakan tugas-tugas pelajaran, ia justru tidak melakukannya. Berulang kali terjadi, sehingga butuh kesabaran seluas samudera untuk bisa mengatasinya.

Sulit sekali menyadari bahwa keunikan seorang anak yang tak jarang kurang mendapat perhatian dari sistem pendidikan yang berlaku, tidak mendapat perhatian dari guru bahkan orang tuanya. Ada banyak tuntutan kurikulum yang membuat seorang guru harus menuntaskan beban kurikulumnya sehingga abai pada keunikan seorang anak.

Hal ini menyebabkan anak semakin tenggelam dalam jurang hambatan pengembangan bakat dan potensinya. Anak semakin merasa tidak nyaman dan tertekan yang bisa saja terus berlangsung selama ia mengecam pendidikan di sekolah tersebut. Apalagi dengan stigma-stigma negatif yang disandangnya. Anak akan merasa tidak percaya diri dan semakin menghilangkan semangat belajarnya.

Sambil mengingat kejadian di atas, penulis menikmati lantunan suara merdu grup nasyid Maidani dalam lagu Kaca yang Berdebu. Meresapi tiap lirik dan bertanya pada diri sendiri, mampukah menerima uniknya setiap anak?

Ia ibarat kaca yang berdebu

Jangan terlalu keras membersihkannya

Nanti ia mudah retak dan pecah

Nanti ia mudah retak dan pecah

Ia ibarat kaca yang berdebu

Jangan terlalu lembut membersihkannya

Ia bagai permata keindahan

Sentuhlah hatinya dengan kelembutan

Ia sehalus sutera di awan

Jagalah hatinya dengan kesabaran

Lemah-lembutlah kepadanya

Namun jangan terlalu memanjakannya

Tegurlah bila ia tersalah

Namun jangan lah lukai hatinya...

#edisikuatkanhati140#

#setiapanakunik#

#setiapanaklimitededition#

#membacamenambahilmumenulismengikatilmu#

Langit Biru di Sekolahku, SMA Negeri 14 Medan, 29 Februari 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

29 Feb
Balas

Alhamdulillah wa jazakallah untuk kunjungannya, Ustadz. Semoga sehat, bahagia dan sukses selalu. Barakallah.

05 Mar



search

New Post