KISAH KASUS DI SEKOLAH
Setiap hari selalu saja terjadi pelanggaran-pelanggaran pada peraturan di sekolah. Dari mulai kehadiran yang terlambat, baju seragam dan atribut yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah, membuat keonaran didalam kelas atau bahkan antar kelas, bolos, tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan banyak lagi bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan para siswa di sekolah.
Mencari solusi terbaik untuk pelanggaran-pelanggaran ini yang kusebut sebagai kisah kasus di sekolah ( meminjam judul lagu Obie Mesakh: Kisah Kasih Di Sekolah) merupakan kewajiban kita. Peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan agar bisa dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Menetapkan sebuah peraturan terasa lebih mudah ketimbang melaksanakan dan terus mengawasi bagaimana peraturan itu dapat dilaksanakan.
Untuk kisah kasus di sekolah ini dibutuhkan kerja sama yang baik antara guru, orang tua dan masyarakat tentunya pula kesadaran pada diri anak didik itu sendiri. Guru seharusnya mengetahui latar belakang, situasi dan kondisi keluarga siswa. Didukung dengan mengenal watak dan karakter anak sehingga pendekatan terhadap siswa akan lebih mudah dilakukan. Sebagai orang tua seharusnya pula penuh perhatian dan mengikuti perkembangan pelajaran serta prestasi anaknya di sekolah. Komunikasi yang terbangun baik dengan pihak sekolah akan sangat membantu sampai sejauh mana arah perkembangan prestasi dan karakter anak-anaknya di sekolah.
Peranan masyarakat pada era sekarang ini yang dirasa sudah mulai menurun. Individualisme sudah semakin tinggi pertumbuhnnya. Masyarakat sudah mulai tidak peduli untuk bersama-sama mengingatkan para siswa yang terkadang dapat kita temukan dengan mudah berkumpul di tempat-tempat umum karena bolos dari sekolah. Bahkan sebagian merasa justru kisah kasus di sekolah ini mendatangkan omzet yang tinggi bagi mereka ( Pemilik warnet yang mebiarkan siswa pada jam-jam belajar berkumpul dan bermain game online). Hal ini semakin mempersubur angka pertumbuhan kisah kasus di sekolah.
Sekaranglah saatnya kita sudah harus peduli untuk memberantas kisah kasus di sekolah ini. Kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau tidak kita siapa lagi. Slogan ini sudah terlalu akrab kita dengar, sekarang saatnya untuk membuktikannya. Kita tingkatkan kerja sama yang baik dari guru dan orang tua serta masyarakat. Wallahu a’lam bishshowab.
Rumahku, Menggapai Mardhotillah, 11 Maret 2018.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah bissa jd judul buku itu Bu..
Iya...ya...Bunda. Terimakasih...Bund. Baarokallah.
Benar, Bu. Kasus2 di sekolah selalu saja muncul. Yg satu belum tuntas diatasi, muncul kasus lain lagi. Kita butuh ketelatenan dan kesabaran utk mengatasinya.
Njih...Pak. Terimakasih....Baarokallah.
judulnya bagus..
Isinya...Bund ? Hehehe. Terimakasih...Bunda.Baarokallah.
Betul sekali Bunda... Semua perlu ada kerjasama. Tanpa kerjasama, berat...
Iya...Bunda.Terimakasih...ya Bund. Baarokallah.