Raihana Rasyid

Lahir dan menetap di Medan ,07 September 1967.Alumni IKIP Negeri Medan Jurusan Pendidikan Biologi. Tenaga pendidik di SMA Negeri 14 Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Merajut Ukhuwah Membingkai Silsilah
Keluarga besar dari Ali Azhar SP dan Malahayati. (Sumber : RaRa)

Merajut Ukhuwah Membingkai Silsilah

Ahad 11 Februari 2024 , tepat pukul 09.00 waktu Pangkal Pinang, prosesi ijab qabul pernikahan Utari Maliza Ali, S.Pd.Gr., dengan Revin Firdaus, SH., digelar. Diawali dengan pembacaan khutbah nikah oleh Drs.H.Legimin Syukri, MH. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW yang selalu membacakan surat An-Nissa ayat 1 di dalam khutbah nikah, yang artinya :

"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu."

Isi ayat tersebut memerintahkan kita untuk bertakwa kepada Allah SWT, menyadari bahwa diri kita berasal dari Adam dan Hawa dan hendaknya kita menjaga hubungan kekeluargaan. Perjalanan yang penulis lakukan bersama keluarga besar dari Medan menuju ke Pangkal Pinang-Bangka Belitung merupakan salah satu cara untuk selalu merajut ukhuwah dan membingkai silsilah.

Sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW agar senantiasa menjaga hubungan silaturahmi di dalam keluarga sehingga anak-anak dapat mengetahui silsilah keluarganya. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) silsilah merupakan asal-usul suatu keluarga berupa bagan. Sedangkan keluarga merupakan bapak, ibu, anak serta satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat.

Silsilah keluarga dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yakni silsilah keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, suami, istri, saudara laki-laki, saudara perempuan dan anak. Silsilah keluarga besar terdiri atas kakek, nenek, paman, bibi, sepupu, saudara ipar, keponakan dan cucu.

Dalam menjaga silsilah keluarga, para psikolog menyarankan kepada para orang tua untuk membiasakan saling berkunjung dan memahamkan kepada anak siapa saja keluarga mereka. Mengenalkan pada mereka yang mana sepupu, paman, bibi, dan sebagainya. Selain itu, orang tua dapat juga menceritakan histori atau sejarah dari kakek dan nenek, paman serta bibi mereka ataupun keluarga besar dari kedua belah pihak (ayah dan ibu/suami-istri). Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab jika anak-anaknya tidak mengenal saudara-saudaranya di keluarga besar. Anak-anak yang tidak mengenal keluarganya dapat berakibat pada kestabilan psikologisnya karena semakin sedikit personel keluarga yang dikenal, semakin minim pula pertautan kasih sayang yang dimiliki seorang anak.

Oleh karena itu, menjaga ukhuwah dan membingkai silsilah begitu penting dan membawa manfaat antara lain, agar dapat saling mendukung satu sama lain, terutama dalam keadaan duka. Dukungan dati keluarga sangat membantu kestabilan kesehatan mental dan fisik. Selain itu, dengan mengetahui silsilah keluarga akan dapat menjaga hubungan antar sesama anggota keluarga.

Mari selalu kita jaga hubungan dan silsilah keluarga. Jika terlanjur retak karena berbagai sebab, rekatkan kembali sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :

“Maukah aku kabarkan kepada kalian yang lebih baik daripada derajat puasa, shalat, dan sedekah? Mereka menjawab, ‘Tentu.’ Baiknya hubungan di antara sesama, karena rusaknya hubungan di antara sesama mengikis habis agama,” (HR At-Tirmidzi).

Hadits tersebut mengingatkan kepada kita bahwa akan berkurang nilai shalat, puasa, dan sedekah jika silaturahmi di dalam keluarga rusak.

Masing-masing harus menyadari pentingnya ukhuwah di dalam keluarga. Harus ada yang bersedia mengendurkan egonya. Hilangkan gengsi untuk meminta maaf lebih dulu, jika memang ada kesalahan yang membuat kerenggangan dalam kekerabatan. Setelah usaha-usaha kita lakukan agar silaturahmi tetap terjaga, berserah diri kepada Allah dengan senantiasa berdoa agar dihilangkan rasa iri dan dengki. Sesungguhnya Allah Maha Pembolak-balik hati hamba-Nya.

“Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan jangan Engkau biarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang,“ (QS Al-Hasyr [59]: 10).

#edisikuatkanhati126#

#merajutukhuwahmembingkaisilsilah#

#membacamenambahilmumenulismengikatilmu#

Perisai Pribumi, Baiti Jannati, 15 Februari 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post