Raihana Rasyid

Lahir dan menetap di Medan ,07 September 1967.Alumni IKIP Negeri Medan Jurusan Pendidikan Biologi. Tenaga pendidik di SMA Negeri 14 Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Pasien Istimewa

Pasien Istimewa

Dua hari belakangan ini, ada denyut halus di gigi geraham atas sebelah kiri. Terasa tak nyaman terutama saat sedang berkumur-kumur. Sebagai guru biologi, penulis menduga pasti ada kondisi tertentu yang membuat saraf pada rongga gigi tersentuh sehingga menyebabkan denyutan yang membuat tak nyaman saat mengunyah makanan.

Situasi dan kondisi ini membuat proses pengunyahan makanan menjadi tak sempurna. Hanya beberapa kali kunyahan tanpa tekanan yang berarti, lantas masuk kerongkongan. Selanjutnya gerakan peristaltik membuat makanan yang tak terkunyah sempurna itu masuk ke lambung.

Rasa tak nyaman yang semakin mengganggu, membuat penulis mengambil keputusan untuk segera ke dokter gigi. “Wah..pantesan sakit, kayak gitu rupanya.” Gumam hati ketika melihat kondisi gigi yang ditunjukkan dokter di layar monitor.

“Emi, ini pasien istimewa kakak,” kudengar dokter mulai bercerita pada dokter magang yang mendampinginya sambil tetap fokus melakukan penambalan gigi. “Oh...iya, kak. Gimana istimewanya?” Emi balik bertanya. “Ini pasien kakak sejak zaman co-as dulu. Pasien yang paling setia terus hadir nungguin dosen kakak datang. Sampai kadang-kadang harus izin nggak masuk ngajar di sekolah. Ya...kan..., Mak?”

Drg. Haqqy Mardhiah adalah putri sulung kami. Seperti tuturnya pada dokter magang yang merupakan adik kelasnya, ia bercerita mengenang masa-masa co-as dulu. Sebagai orang tua sekaligus pasiennya saat itu, sesekali berada di antara dua pilihan. “Aduuh..., gimana ya kak. Mamak masuk ngajar pulak la hari itu.” Begitu keluhku saat dia menyampaikan jadwal kunjungan pasien di kampusnya saat itu. “Tapi.., kakak ujian Mak. Dosennya juga agak sulit ini, Mak. Kalau mamak gak bisa datang, kakak gagal ujiannya.” Haqqy pun menjelaskan alasannya untuk memaksaku bisa datang.

Dilema. Menghadapi situasi sulit dan membingungkan. Alhamdulillah, Allah selalu beri kemudahan. Di saat yang bersamaan untuk meninggalkan tugas mengajar di sekolah, ada teman guru satu MGMP yang bersedia menggantikan. Maka, penulis pun bisa hadir sebagai pasien demi memenuhi jadwal ujian putri tercinta. Sesekali perasaan resah menghampiri karena menunggu hadirnya sang dosen.

“Alhamdulillah, sudah selesai, Mak. Ini, Mamak gigit terus selama sepuluh menit. Setelah itu bisa dilepaskan,” demikian pesan dokter gigi yang juga anakku itu. Aku merasa sangat diistimewakan.

“Ya Allah bimbing ia selalu agar dapat merawat pasien-pasiennya dengan baik. Aamiin yaa Robbal alaamiin.”

#edisikuatkanhati145#

#pasienistimewa#

#buahhatiemak#

#membacamenambahilmumenulismengikatilmu#

Medan Denai, Keyoza Dental Care, 04 Maret 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selamat Bu Hajjah putri kedua saya juga sedang kuliah di FKG Surabaya semester 6 semoga kelak bisa buka praktek sendiri

05 Mar
Balas

Alhamdulillah wa syukurillah. Selamat juga buat Pak Haji dan keluarga. Insya Allah si bungsu kelak menjadi dokter gigi yang sholehah dan sukses selalu. Semoga pak haji dan keluarga sehat, bahagia dan sukses selalu. Barakallah.

05 Mar



search

New Post