#TantanganGurusiana     H   55

Guru Penggerak Menggali Potensi Siswa

Saya ingin menceritakan pengalaman saya selama bertugas di sekolah yang baru. Saya lulus PNS pada desember 2003  di wilayah Pemko Pariaman. Pada tahun 2015 saya mengajukan pindah ke kampung halaman saya  tepatnya di SDN 32 VII Koto, Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman yang hanya berjarak 700 meter dari rumah. Saya ingin mengabdikan  diri dikampung halaman dengan sedikit bekal yang saya dapatkan di tempat tugas pertama.

Sejak pertama masuk disekolah ini saya seagai guru kelas mengajukan keinginan terhadap kepada kepala sekolah dan kawan-kawan. Alhamdulillah mereka menyambutnya dengan senang. Walaupun saya bukan guru Pendidikan Agama Islam tapi saya mohon izin pula pada guru yang bersangkutan tentang keinginan saya itu dan guru itu menyambutnya dengan gembira.

Keinginan saya itu adalah mengadakan kegiatan tahfiz Alqur’an yang diselenggarakan setiap sabtu setelah istirahat. Kegiatan ini meliputi hafalan Alqur’an  jus 30, mulai dari melafalkan makharijul huruf, tajwid dan irama. Jadi  target saya bukan hafalan ayat Alqur’an saja tetapi juga bagaimana membaca Alqur’an dengan baik sesuai aturan tempat keluar huruf, tadwid serta irama yang bagus juga.

Disamping tujuan utama memperbaiki bacaan Alqur’an  keinginan saya lebih kepada agar peserta didik juga bisa menggali bakat yang ada pada diriya serta dapat diuji pada ajang lomba-lomba yan diadakan antar sekolah baik ditingkat kecamatan, kabupaten/kota maupun tingkat provinsi. Yang lebih difokuskan adalah siswa kelas 4,5 dan 6.

Sedangkan Kelas 1,2 dan 3 hanya dilaksanakan oleh guru Pendidikan agama Islam dikelas masing-masing dalam PBM. Sebab kelas 1,2 dan 3 belum semuanya bisa baca Alqur’an, rata-rata mereka baru belajar Iqra, Tapi tidak tertutup bagi peserta didik yang masih kelas 1,2 dan 3 yang sudah lancar  baca Alqur’an untuk ikut kegiatan tahfiz Qur’an ini.

Diawal mulai kegiatan ini memang sangat berat saya rasakan sebab saya harus memulainya dari nol, pada umumnya peserta didik saya belum fasih mengucapkan makharijul huruf  maupun tajwid nya. Agar siswa tidak bosan dalam belajar makharijul huruf dan tajwid maka saya mengulang-ngulang bacaan dengan disertai irama tartil. Trik saya disamping memperbaiki bacaan maka irama tartil sekaligus dapat.

Saya tertegun dengan antusias peserta didik saya ketika saya sering mengulang bacaan dengan irama tartil itu begitu cepatnya mereka merekam bahkan kadang saya dengar hari-hari saat menulis dikelas pun mereka mengulang-ulang irama yang saya ajarkan seolah-oah mereka kecanduan seperti sedang menghafal nyanyi yang sedang viral.

Saya terus ,mengamati peserta didik saya dari hari ke hari, hanya dengan mengajarkan mereka satu kali dalam seminggu bisa membekas untuk enam hari yang akan datang. Hal ini melecut semangat saya untuk terus menggali lagi potensi peserta didik saya. Saya yakin banyak bakat terpendam mereka yang belum tergali selama ini.

Tapi untuk satu tahun ini saya belum punya target untuk menang dalam lomba. Satu tahun ini saya bekerja keras untuk membenahi peserta didik dalam segala hal yang mungkin dia miliki (bakat terpendam). Keinginan saya hanya tahun depan dapat membukikan bahwa peserta didik saya bisa bicara di kecamatan dan kabupaten bahkan provinsi.

Nah, pada tahun 2017 diadakan macam-macam  lomba mulai dari loma FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional), bidang lomba, membaca puisi, nyanyi solo, gambar bercerita dan pantomim. Dan peserta didik saya berhasil mendapatkan harapan 1 baca puisi ( saya bahagia sekali sebab saya memulai latihan dari nol, hik..hik..kayak di pom bensin saja).

Kemudian ada pula lomba Pentas PAI meliputi bidang, Tahfiz Alqur’an mulai dari Surat Addhuha sampai An-Nas, Tiawatil Qur’an, Pidato dan Cerdas Cermat.  Alhamdulillah saat ini peserta didik saya mendapatkan juara 3 tilawatil Qur’an, Juara 1 hafiz Qur’an dan juara 3 pidato. Bidang Hafiz Qur’an berlanjut juara1di tingkat Kabupaten serta lanjut lagi Juara 3 ditingkat Provisnsi.

Saya terus melatih perserta didik saya, kegiatan Tahfiz Qu’an terus berjalan, dan pada tahun 2018 diadakan lagi lomba Pentas PAI di tingkat kecamatan. Peserta didik saya meraih Juara 1 tilawatil Qur’an,  Juara 1 Hafiz Qur’an dan juara 3 pidato. Bidang tilawatil Qur’an berlanjut sampai tingkat kabupaten dan meraih harapan 2.

Pada tahun 2019 saya terus berusaha melatih dan menggali potensi siswa saya semaksimal mungkin. Saat diadakan lomba FLS2N siswa saya merebut juara 1 baca puisi ditingkat kecamatan berlanjut juara 1 di tingkat kabupaten. Dan lomba Pentas PAI, Alhamdulilah peserta didik saya meraih juara 1 pidato putri dan juara 2 pidato putra serta juara 3 tilawatil Qur’an.

Bangganya saat acara seminar guru-guru se kabupaten Padang Pariaman yang diadakan di Auditorium UNP yang saat itu dihadiri oleh Bapak Bupati Padang Pariaman. Peserta didik saya yang bernama Aisyah Humairatul Isra diundang  untuk membaca puisi yang berjudul  “Kami Pewaris Negeri Ini”. Saat Aisyah membacakan puisi seluruh mata tertuju padanya, hening, hanya suaranya yang menggema di seluruh ruangan dan diakhiri tepuk tangan dan riuh suara penonton.

Kemudian saat Aisyah turun dari panggung Bapak Bupati memanggil lagi dan meminta fotografer mengabadikan foto Aisayh bersama nya. Bapak Bupati menyampaikan kesannya terhadap puisi yang dibacakan Aisyah, “Airmata saya tak tertahankan saat ananda manbaca puisi tadi “ penonton pun bersorak tanda setuju dengan ungkapan Bapak Bupati tersebut.

Saya tak menyangka akan seperti itu, sungguh kebahagiaan tersendiri bagi saya untuk bisa menempatkan peserta didik saya di posisi saat itu yaitu mendapat  sanjungan dari Bapak Bupati. Mudah-mudahan peserta didik yang lain bisa mengikuti jejak Aisyah Humairatul Isra. Sejak saat ini saya semakin yakin bahwa potensi siswa itu ada kuncinya dalah bagaimana kita sebagai guru dapat menggali potensi tersebut.

Sungai Sariak, 31032020