“Dari hujan saya belajar bahasa air bagaimana berkali‐kali jatuh tanpa sedikitpun mengeluh pada takdir.”

Semua orang pasti tahu bagaimana takdirnya ke depan. apakah menjadi orang kaya atau rang miskin. masuk Surga atau Neraka. hanya Allah yang tahu.

Jika saya mempunyai takdir, lalu apakah takdir tersebut dapat diubah? Ada yang mengatakan takdir tidak bisa diubah, tetapi ada juga yang berpendapat, karena saya tidak tahu takdir, maka bisa saja takdir diubah menurut keinginan saya.

Alam semesta beserta isinya adalah ciptaan Allah SWT yang patut saya yakini dalam kehidupan saya. Jika Allah mau, tentu Ia bisa menciptakan manusia ini hanya terdiri atas satu suku atau satu agama saja. Tetapi Allah sengaja menjadikan penduduk di permukaan bumi ini berbeda‐beda agar saling mengisi dan mengenal serta mengetahui satu sama lainnya. Oleh karena itu, semua manusia mengakui adanya Allah SWT dengan segala kebesarannya, oleh sebab itu bukan sebuah alasan untuk bermusuhan antar sesama. Tidak ada ciptaan Allah yang sama, kembar identik saja masih memiliki perbedaan meski hanya sedikit dan tidak begitu kentara.

Mengapa saya tidak boleh membenci perbedaaan? Siapapun orang yang lahir ke dunia tidak bisa memilih suku, bangsa dan agamanya. Jadi, tidak ada alasan untuk menyalahkan seorang ketika ia memilih untuk melanggar hukum, misalnya bergabung dengan sebuah organisasi yang aktivitas yang bertentangan dengan hukum. Meskipun berpindah agama itu memungkinkan, saya tidak boleh memusuhi seseorang hanya karena dia memilih agama tertentu. Pilihan agama adalah hak asasi manusia sehingga setiap orang bebas menentukan agamanya sendiri. Di negara manapun, orang yang berbeda agama atau keyakinan berhak untuk hidup.