Ramita Zurnia

Seorang perempuan biasa, yang memilih takdir sebagai seorang pendidik. Beberapa tahun sudah mengabdikan diri di dunia pendidikan. Memilih lebur di dalamnya, dan...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kehidupan dengan Takdir di Dalamnya

Bismillahirrahmanirrahim.

Pagi ini, aku menjumpai sekuntum yang menenangkan. Keindahan yang disuguhkan oleh Sang Maha Pencipta, sekuntum kebaikan mekar pagi ini dibasuh butiran embun lembut. Kita menyebutnya mawar berduri, namun aku menamainya kekuatan perlindungan diri.

Sering kita mendengar bahwa "Hidup Ini Keras, Kawan!" Mungkin memang begitulah adanya. Pro dan kontra sering membuat kita terguncang di zona nyaman, namun itu tentunya tidak mempengaruhi bagaimana cara kita untuk tumbuh dan terus berkembang.

Lihatlah sekuntum yang menenangkan hati ini, jika kita perhatikan di sekelilingnya, beberapa rumput liar mengacung di sana sini. Seperti mengepung pertahanan si mawar, seperti sengaja ingin merebut kehidupan si merah yang indah merekah. Dan, atas izin Sang Maha Pencipta, kuncup mawar itu terus tumbuh, menjadi sekuntum yang membuat jatuh hati siapa saja. Tak terkecuali dia yang mencoba memetik dan menghancurkannya.

Aku masih tersenyum pagi ini, mungkin tak bisa kujelaskan betapa geli hatiku ketika membayangkan kuntum itu sebagai yang terkuat. Betapa banyak yang akan merasa iri mendengarnya. Duh! Barangkali mungkin memang bukan, namun melihat pertahanan dirinya, beserta daya juangnya untuk bisa mekar di antara rumput liar dan belukar, aku larut dalam rasa bangga. Subhanallah, maha besar kuasaMu yaa Rabb.

Kembali pada renunganku pagi ini. Pro dan kontra itu sudah menjadi hal yang biasa. Penting untuk diketahui, bahwa seberapa pun banyaknya yang tidak menyukaimu (nasihat), maka tegaskan bahwa tidak ada pemaksaan untuk bisa menerima suatu pendapat. Prinsip hidup setiap manusia tidaklah sama, tujuan-tujuan kita pun juga jauh berbeda, dan target kita mencapai kebahagiaan sudah pasti tidak bisa disatukan.

Itulah manusia dengan segala sifat manusiawi. Hal lumrah yang tidak mungkin dijadikan permasalahan. Hei, ini lucu bukan? Ketika perbedaan dijadikan bahan untuk dikomentari, dikonsumsi dan dikunyah setiap hari.

MasyaAllah. Apakah itu bentuk keputus-asaan?

Meledak-ledak, meletup-letup tanpa alasan berarti.

MasyaAllah, mataku semakin tak bisa lepas dari setangkai yang ranum di hadapan pagi. Ada rasa bahagia yang mengalir hingga ke pembuluh darah, terbersit rasa ikhlas yang kudenyutkan di nadiku.

Sekali lagi, pandangilah kuntum mekar si mawar berduri. Meskipun suatu waktu takdir memeluknya erat, itu bukan salahnya, karena ujian dan cobaan bisa menjadi milik siapa saja. Tak terkecuali si pemetik, si pengagum, si pengganggu, atau siapa pun di sana.

~ Ramita Zurnia, Pekanbaru: 071117 ~

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Benar sekali Bunda. Pro dan kontra adalah hal biasa. Manusia memiliki prinsip dan tujuan hidup berbeda. Tak usahlah diperdebatkan, apalagi saling memaksakan. Top Bunda !

10 Dec
Balas

Terimakasih, mba. Begitulah hidup. Yang terpenting berjalan di jalan yg sebenarnya.

10 Dec



search

New Post