Ramlan Maulana

Nama. : Ramlan Maulana Ttl. &...

Selengkapnya
Navigasi Web
34 KEBIASAAN YANG MENYEBABKAN FAKIR (Hasil Tela'ah atas kitab 'Ta'lim Muta'alim)

34 KEBIASAAN YANG MENYEBABKAN FAKIR (Hasil Tela'ah atas kitab 'Ta'lim Muta'alim)

34 KEBIASAAN YANG MENYEBABKAN FAKIR (Hasil Tela'ah atas kitab "Ta'lim Muta'alim)

#Tantangan_Hari_Ke_1

#Tulisan_Ke_1

#Tantangan_30_Hari_Menulis_Gurusiana

#Jum'at_7_Mei_2020

Pada malam ke-15 Ramadhan ini, seperti biasa saya melanjutkan tela'ahan saya atas karya Syekh Al-Jarnuzi, yakni kitab T'alim Muta'alim. Sampailah bacaan saya kepada satu penjelasan Syekh al-Jarnuzi mengenai 34 kebiasaan yang menyebabkan seseorang menjadi fakir. 34 kebiasaan tersebut adalah: 1. Tidur dalam keadaan telajang. 2. Kencing dalam keadaan telanjang. 3. Makan dalam keadaan berjunub. 4. Makan sambil tiduran. 5. Membiarkan berserakannya sisa makanan. 6. Membakar kulit bawang merah dan bawang putih. 7. Menyapu lantai dengan sapu tangan. 8. Menyapu rumah di malam hari 9. Membiarkan sampah mengotori rumah. 10. Memanggil orangtua dengan nama keduanya. 11. Mencongkel gigi dengan benda kasar. 12. Mencuci tangan dengan lumpur dan debu. 13. Duduk di beranda pintu. 14. Besandar pada kaki gawang pintu.15. Berwudhu’ di tempat Qada hajat (Buang air besar dan kecil). 16. Menjahit pakaian yang sedang dipakai. 17. Mengelap wajah dengan kain. 18. Membiarkan sarang laba-laba dirumah. 19. Meremehkan shalat. 20. Bersegera keluar dari mesjid sesudah shalat subuh. 21. Pergi ke pasar di pagi buta. 22. Berlama-lama di pasar. 23. Membeli potongan makanan dari fakir yang meminta (mengemis). 24. Berdoa keburukan kepada anak. 25. Mematikan lampu (lilin) dengan cara meniup. 26. Menulis dengan pena rusak. 27. Menyisir rambut dengan sisir rusak. 28. Tidak mau berdoa dengan kebagusan bagi orang tua. 29. Memakai sorban sambil duduk. 30. Memakai celana sambil berdiri. 31. Bersikap kikir. 32. Terlalu hemat. 33. Berlebihan dalam kehidupan. 34. Suka menunda dan meremehkan pekerjaan. (Sumber : kitab Ta’lim Muta'alim hal.43-44)

Membaca penjelasan tersebut, pikiran saya sejenak kembali ke belakang, ke saat dimana saya masih berusia sepuluh tahunan. Saat itu saya sering ditegur oleh orang tua saya ketika melakukan kebiasaan yang sebagiannya ada dalam ke 34 kebiasaan di atas. Saat itu orang tua saya sederhana sekali dalam menegur tersebut. "nak janganlah kau duduk di depan pintu "pamali" (istilah sunda) nanti susah jodo (istilah sunda: nongtot jodo). "nak janganlah suka menunda pekerjaan (istilah sunda "talangke") nanti susah rizki. Dahulu saya masih belum megerti akan teguran itu. Belakangan saya mengerti, utamanya setelah membaca Ta'lim Mut'alim ini, ternyata apa yang dilarang oleh orang tua tersebut, bukan "tahayul" atau teguran sembarangan melainkan sebuah ajaran yang memiliki landasan, yang belakangan baru tahu bahwa ajaran tersebut diqoulkan (diungkapkan) juga oleh ulama.

Kembali kepada penjelasan Syekh Al-Jarnuzi tentang 34 kebiasaan penyebab fakir. Perlu dijelaskan disini, bahwa makna fakir menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang sangat berkekurangan; dan orang yang terlalu miskin (sumber: KBBI).

Seringkali istilah "fakir" dilekatkan kepada kekurangan harta atau sangat berkebutuhan kepada "hajat" hidup seperti sandang, papan dan pangan, yang kadar kekurangan dan kebutuhannya berada di level melebihi "miskin". Oleh larena sangat miskin maka ia butuh akan harta benda untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari hari.

Pemaknaan di atas tidaklah salah. Namun dalam perkembangannya, istilah fakir ternyata tidak hanya dilekatkan kepada harta (fakir harta), melainkan dilekatkan juga pada ilmu (baca: fakir ilmu), pada akhlak/adab (fakir akhlak/adab). Fakir ilmu yaitu orang yang lemah atau kurang akan pengetahuan dan pemahaman dalam berilmu. Fakir akhlak/adab adalah orang yang akhlaknya kurang, juga adab dan budi pekertinya tidak pantas.

34 kebiasaan yang akan menjadikan fakir, sebagaimana diungkap dalam kitab Ta'lim Muta'alim di atas tentu saja akan dimaknai beragam oleh pembacanya. Bahkan mungkin ada yang menolak dan menyepelekannya. Karena terus terang kebiasaan-kebiasaan di atas sangat dekat dengan keseharian kita dengan tanpa sadar, bahkan mungkin kita adalah jadi bagian dari pelakunya.

Bagi yang menolak, mungkin didasarkan pada kenyataan bahwa tidak ada dampak "fakir" yang dimaksud, padahal ke 34 kebiasaan tersebut sudah pernah atau sering dilakukan, tapi kok ga ada tuh hartanya berkurang sehingga menjadi fakir, misalnya. Atau tidak juga misalnya, setelah melakukan kebiasaan tersebut menjadikan dia jatoh miskin secara drastis (baca:fakir) dengan seketika. Sehingga oleh karena demikian, argument akan kebenaran qoul (pendapat) ulama tersebut dia ragukan, bahkan cenderung dianggap isapan jempol belaka.

Cara berpikir di atas memang sangatlah wajar, karena kalau dikaitkan dengan konteks dari kitab ta'lim muta'alim tersebut, memang tidak sedang berbicara pada konteks itu. Ajaran tentang "Etika dalam mencari ilmu" adalah concern dari kitab ini. Sehingga sangat wajar kalau makna fakir di sini, bukan fakir harta semata. Melainkan lebih dekat pemaknaannya kepada "fakir akhlak/etika/adab dan pada akhirnya bisa mengakibatkan "fakir ilmu".

Dalam mencari Ilmu, etika/akhlak/adab seorang "murid" sangatlah utama, karena dengannya kita bisa mereguk keberkahan, dari keberkahan inilah terkadang ilmu bisa direngkuh secara berkah lalu melahirkan kemanfaatan.

Kalau dilihat dari persfektif akhlak/adab, ke 34 kebiasaan di atas adalah sudah nyata merupakan cerminan kurangnya akhlak/adab, kita sudah jatoh kepada kebiasaan kebiasaan buruk yang tidak patut dilakukan oleh seorang "murid" atau "pelajar" yang sedang menuntut ilmu. Sehingga bukan akan "fakir" lagi, melainkan sebetulnya "sudah" fakir, yakni fakir akhlak/ etika/ adab.

Demikianlah ulama memberikan pelajaran bagi kita, bahwa akhlak/etika/adab adalah segalanya bagi kita, dalam setiap situasi apa pun. Akhlak adalah faktor utama yang menjadikan seorang "murid"/ "pelajar" sukses dalam pencarian ilmu.

Ke 34 kebiasaan di atas dianggap sepele, tapi berakibat kepada gagalnya "murid"/pelajar dalam mencari ilmu. Lalu bagaimanakah kejadiannya, kalau kebiasaan itu lebih buruk dari ke 34 kebiasaan tersebut. Seperti situasi yang terjadi pada pelajar saat sekarang ini. Betapa banyak siswa yang kurang berakhlak belakangan ini. Arus globalisasi dan modernisasi di tambah kemajuan tekhnologi yang kiat pesat, juga arus medsos yang sudah sangat mainstreem menjadikan ahlak/etika murid dalam belajar tidak diperhatikan. Betapa banyak pelajar yang sudah tidak menaruh hormat kepada gurunya, melanggar aturan sekolah justru menjadi semacam kebanggaan, ugal ugalan adalah kebahagiaan, pergaulan bebas, tawuran, narkoba, dan sebagainya, menjadi dunia yang mengasyikan. Maka kalau sudah demikian, tipis kiranya kita mengharapkan lahirnya generasi unggul di masa mendarang.

Dalam situasi demikian, maka kembali kepada tuntunan ulama yang menekankan akhlak/ etika merupakan "solusi" yang efektif dalam mencetak generasi bangsa yang unggul dan berakhlak. Pesantren adalah gudangnya ulama dan sumber pengetahuan serta akhlak. Akan sangat baik kalau pelajar pelajar kita selain belajar di sekolah, juga dipondokan di pesantren agar akhlak dan etikanya terbina semaksimal mungkin. Kitab Ta'lim Muta'alim adalah kitab etika seorang "murid"/ pelajar dalam mencari ilmu. "fakir ilmu (kurangnya ilmu pengetahuan)" itu bersumber dari "fakir akhlak/adab". Oleh karena itu didiklah anak didik kita tentang budi pekerti, karena mereka merupakan mahluk yang akan berada pada keadaan (zaman) yang situasinya berbeda dengan zaman kita, demikian Rasulullah mengungkapkan dalam haditsnya.

Wallahu A'lam

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post