Ramlan Maulana

Nama. : Ramlan Maulana Ttl. &...

Selengkapnya
Navigasi Web
Andai Aku bisa serendah hati itu.....!!

Andai Aku bisa serendah hati itu.....!!

#tantangan_hari_ke_13

#tulisan_ke_13

#tantangan_30_hari_menulis_gurusiana

#20_mei_2020

Andai Aku bisa serendah hati itu.....!!

Oleh : Ramlan Maulana

Mengapa aku sepicik ini melihat orang lain? Apa ada penyakit dalam hatiku ini, sehingga orang lain selalu aku anggap salah tak ada benarnya...

Mengapa aku selalu mengukur kebenaran oleh perasaan komunal yang digiring opini publik yang terkadang dibumbui ayat dan dalil keagamaan, bukan oleh ukuran ukuran kebenaran objektif dan nilai nilai universalitas?

Apakah hatiku ini berpenyakit akut sehingga aku selalu melihat setiap hal itu berpenyakit lalu aku ingin tampil sebagai seorang patolog sejati yang mampu menyembuhkan segala penyakit sosial di sekitarku...

Mengapa aku selalu ingin berteriak keras atas pradugaku bahwa alam ini penuh dengan ketidak adilan.....sampai sampai ketika ada apapun yang menimpa diriku yang tidak menguntungkanku aku anggap itu bagian dari rekayasa ketidak adilan orang lain terhadapku...

Mengapa aku tidak bisa "rendah hati" sehingga aku bisa berbaik sangka dalam menyikapi hal apa pun.....

Aku teringat petuah Imam Al Ghazali yang meminta agar kita memandang pihak lain dengan kacamata tawadhu (rendah hati)'.

”Jika melihat anak kecil, katakanlah dalam hatimu,' Ia belum pernah bermaksiat kepada Allah.Padahal aku sudah bermaksiat. Tidak diragukan lagi bahwa ia lebih baik dariku.

'Jika melihat orang yang lebih tua katakanlah, 'Orang ini telah beribadah sebelum aku melakukannya. Tidak diragukan lagi bahwa ia lebih baik dariku.

'Jika melihat orang alim (pandai), katakanlah, 'Orang ini memperoleh apa yang belum saya peroleh. Maka, bagaimana aku bisa membantah.'Jika dia bodoh, katakanlah dalam hatimu, 'Orang ini bermaksiat dalam kebodohan, sedangkan aku bermaksiat dalam situasi tahu.

Maka, hujjah Allah terhadap dirimu lebih kuat, dan aku tidak tahu bagaimana akhirnya dan akhirnya hidupku.

'Jika orang itu kafir, katakan, 'Aku tidak tahu,bisa saja dia menjadi Muslim dan akhirnya ditututup dengan amalan yang baik dan dengan keislamannya dosanya diampuni.

Sementara aku, dan aku berlindung kepada Allah dari hal ini, bisa saja Allah menyesatkanku, hingga aku kufur dan menutup usia dengan amalan keburukan. "Dia jauh dari rahmat sedangkan aku jauh darinya." (Maraqi Al Ubudiyah, hal.79).

Ketika ingat petuah ini, maka aku berkata dalam hatiku, MENGAPA AKU TIDAK BISA SERENDAH HATI ITU... akhirnya aku hanya bisa berandai-andai:

ANDAI AKU BISA SERENDAH HATI ITU....!!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih, Pak.. Tulisannya sangat mengispirasi untuk memengintrospeksi diri. Salam literasi :)

20 May
Balas

Sama sama...salam literasi...

20 May
Balas



search

New Post