Ramlan Maulana

Nama. : Ramlan Maulana Ttl. &...

Selengkapnya
Navigasi Web
COVID-19 DAN ARTI PENTING MENDAHULUKAN KEMANUSIAAN

COVID-19 DAN ARTI PENTING MENDAHULUKAN KEMANUSIAAN

#Tantangan_Hari_Ke_17

#Tulisan_Ke_17

#Tantangan_30_Hari_Menulis_Gurusiana

#Selasa_22_mei_202

Bencana covid-19 yang tengah terjadi sekarang ini menimbulkan banyak dampak dalam kehidupan kita dalam berbagai aspek. Ragam sikap diekspresikan oleh masing masing orang dalam menyikapinya. Ekspresi tersebut sangat tergantung kepada pemahaman dan penafsiran yang terpengaruh oleh latar belakang orang tersebut. Ada yang memahaminya sebagai adzab, cobaan, atau bahkan sebagai konspirasi sekelompok orang untuk tujuan tertentu. Entahlah, namun yang jelas bahwa covid-19 ini, berdampak pula terhadap kehidupan beragama utamanya di bangsa ini. 

Lahirnya kebijakan pembatasan peribadahan yang mengumpulkan banyak orang seperti shalat jumat, shalat tarawih, pengajian, dan sebagainya, telah menuai kontroversi. Ada yang pro dan adapula yang kontra. Ada yang mematuhinya, namun tidak sedikit yang menentangnya, dengan dalih bahwa urusan kematian, Allah yang ngatur, jadi anjuran pemberhentian sementara shalat jumat dan anjuran shalat tarawih cukup di rumah, belakangan ini, merupakan penodaan negara atas agama. Betulkah demikian..?

Untuk menjawab persoalan tersebut, perlu kiranya saya jelaskan di sini, bahwa dalam Islam "kemanusiaan" didahulukan daripada "keberagamaan" (Qurais Syihab). Kaidah fiqhiyyah malah menegaskan:

دفع المفاسد مقدم علي جلب المصالح

Mencegah "mafsadat [kerusakan]" dalam arti Menjaga diri dari bahaya ancaman kemanusiaan yakni dari bertambahnya tingkat penularan virus corona) didahulukan dari pada mendatangkan "mashlahat [kebaikan]". 

Oleh karena itu maka segala sesuatu kebaikan (maslahat), seperti shalat jum'at dan shalat taraweh yang sudah difatwakan oleh Ulama Al-Azhar dan juga MUI untuk tidak dilaksanakan dahulu di masjid, lalu pelaksanaannya diganti shalat dzuhur, dan tarawih cukup di rumah, bukanlah tanpa dasar hukum terlebih hendak melarang jumatan atau bahkan meniadakan jumatan dan melarang tarawihan, melainkan justru karena adanya kaidah fiqhiyah yang menjadi landasan dan demi kebaikan. Karena kebaikan yang mengakibatkan terancamnya "kemanusiaan" adalah justru akan menjadi tdk maslahat, itu artinya bertentangan dengan "tujuan" beragama itu sendiri, yakni terwujudnya "kemashlahatan". 

Dalam perkembangan berikutnya, muncul kemirisan yang lebih lagi. Kontroversi mengenai pemakaman yang meninggal akibat covid-19 pun terjadi. Protokol pemakaman yang berbeda dari pemakaman yang meninggal pada umumnya, dipersoalkan, bahkan lebih miris ada yang ngeyel tidak mengindahkan anjuran pemerintah, dengan memaksa menguburkannya dengan cara konvensional, lebih mencengangkan lagi ada yang menolak pemakaman mayat akibat covid-19 ini. Walhasil saya tepok jidat sendiri, aneh bin ajaib bangsa kita, kok terlalu dangkal cara berpikirnya sehingga bertindak selalu seenak udelnya.

Pada dasarnya, orang yang meninggal akibat covid-19, statusnya adalah terkategorikan sebagai orang yang mati syahid, jadi pemakamannya pun, sebetulnya ada fiqihnya tersendiri. Hal tersebut sebagaimana Fatwa PBNU baru baru ini. Dalam fatwa tersebut dinyatakan bahwa korban meninggal karena virus corona statusnya Syahid fil Akhiroh. Fatwa tersebut didasarkan atas kesimpulan bahwa penyakit akibat virus corona atau COVID-19 tergolong sebagai wabah atau tho'un, oleh karenanya korban yang meninggal lantaran virus corona tergolong syahid.

Status syahadah (mati syahid) tidak hanya didapat oleh mereka yang gugur di medan perang, melainkan juga bagi mereka yang gugur karena wabah [Tho'un] termasuk -corona-" demikian keputusan bahtsul masail Lembaga Bahtsul Masail PBNU memutuskan. Keputusan tersebut didasarkan pada (salahsatunya) hadits yang diriwayatkan Imam Muslim yang berbunyi: 

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما تعدون الشهداء فيكم? قالوا : يا رسول الله, من قتل في سبيل الله فهو شهيد. قال إن شهداء أمتي إذا لقليل! قالوا: فمن هم يا رسول الله? قال من قتل في سبيل الله فهو شهيد, ومن مات في سبيل الله فهو شهيد, ومن مات في الطاعون فهو شهيد, ومن مات في البطن فهو شهيد, والغريق شهيد (رواه مسلم)

Artinya:

"Rasulullah Saw. bertanya (kepada sahabatnya): 'Siapakah orang yang mati syahid di antara kalian?' Mereka menjawab: 'Orang yang gugur di medan perang itulah syahid ya Rasulullah,'. Rasulullah Saw bersabda: 'Kalau begitu, sedikit sekali umatku yang mati syahid.' Para sahabat bertanya: 'Mereka itu siapa ya Rasul? 'Jawab Rasulullah Saw: 'Orang yang gugur di medan perang itu syahid, orang yang mati di jalan Allah (bukan karena perang) juga syahid, orang yang tertimpa tha'un (wabah) pun syahid, orang yang mati karena sakit perut juga syahid, dan orang yang tenggelam adalah syahid" (HR Muslim).

Sudah menjadi tugas kita sebagai kaum "muslimin" dan juga sebagai warga negara berdo'a dan berikhtiar dalam situasi seperti sekarang ini. Berdoa agar kita terhindar dari tertimpanya musibah "corona" sekaligus mendoakan sesama utk hal yang sama. Berikhtiar dengan melakukan apa yang ditetapkan dan dianjurkan pemerintah dalam upayanya menekan laju penularan penyakit ini.

Walhasil civid 19 ini telah mengajarkan pada kita, arti penting kemamusiaan dan peneguhan arasy berfikir rasional yang didasarkan pada pemahaman keagamaan yang moderat dan selalu fatsun terhadap fatwa fatwa ulama, dan kebijakan pemerintah. Karena sejatinya seksli lagi perlu ditegaskan, bahwa tujuan beragama adalah kemaslahatan, utamanya bagi kemanusiaan.

Wallohu A'lam

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak, selamat hari raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan bathin.

24 May
Balas



search

New Post