Entah rasa apa yg merasukku

Awalnya kami biasa saja

Saling bercengkrama

Asik membicarakan teman

Bahkan hari ini marahan besok baikan

Namun ketika ada kabar itu

Mengapa perasaan cemas selalu hadir

Setiap detik jarum jam yg bergerak bagai bom waktu

Ada rasa takut

Takut yang terus mengejar

Seolah larinya lebih kencang 

Terus dan terus sampai kewalahan

Hingga akhirnya pasrah

Dan munculah kata-kata "Indonesia terserah"

Corona, begitu orang memanggilnya

Semenjak itu semua menjauh

Tak lagi bersapa

Tak ada pertemuan

Di rumah lebih baik

Bahkan kebiasaan ngerumpi pun hilang dengan sendirinya

Ah, rasanya ini teguran

Meski meronta tak ada guna

Swalayan di tutup

Pasar di tutup

Jalan tol pun di tutup

Mereka takut Corona

Ya Tuhan, 

Ada apa dengan Corona?

Siang malam selalu menghantui

Takut saja rasanya mustahil

Ngeri mungkin iya bisa jadi

Karena tak nampak

Hanya terlihat gejala saja

Bahkan se seram itukah? 

Jika aku mampu

Aku akan membunuhmu

Menelankanmu ke dalam muka bumi

Hingga terkubur ribuan kilometer

Sampai tak terdengar lagi tangisannya

Iya, tentunya tangisan mereka

Yang harusnya mencari nafkah

Yang harusnya bekerja

Yang harusnya anak bisa dibelikan susu

Namun kini Corona mulai dilupakan

Perlahan melambaikan tangan

Meskipun catatan keburukan itu tetap ada

Setidaknya yang bernyawa masih setia

Yang meninggal sudah takdirnya

Selamat jalan Corona

Supaya lebih sehat lagi

Tak lupa mencuci tangan

Tak lupa jaga kebersihan

Tak hanya itu,

tak lupa berbagi

Terjaga oleh malam

Rabu, 10 juni 2020

Rani Yuliana