Belakangan ini sedang viral di dunia pendidikan tentang Literasi. Namun pastikan literasi itu bukan hal yang dapat membunuh kreativitas apapun dalam kemampuan seseorang. Karna literasi dapat menambah wawasan pada diri seseorang. Tentunya tidak mudah ketika kita terapkan di sekolah. Sejauh ini siswa enggan menoleh ke arah mading, bahkan jarang sekali hasil karya siswa menempel di mading. Mungkin mading adalah salah satu media awal untuk siswa berkarya. Entah dengan menampilkan gambar atau tulisan yang di pampang di mading. Namun tak semudah itu, ketika minat baca siswa hanya terhenti ketika ingin beimajinasi namun di sekolah tersebut tidak adanya wadah untuk menampungnya.

Meracuni siswa dengan literasi tentu tak semudah membalikkan sebuah tangan. Setiap hari siswa haruslah di beri cekokan literasi melalui pembelajaran, baik membaca, menulis kesimpulan cerita, bahkan hingga membuat cerita pengalaman. Karna itu adalah awal supaya siswa perlahan mulai terbius dengan literasi. Sesekali dalam pembelajaran kita ajarkan mereka berimajinasi dengan menulis puisi. Dan berikan satu penelitian untuk meneliti layaknya penulis karya ilmiyah. Serta melaporkan kegiatan di sekitar lingkungan sekolah dengan laporan terulis. Tentunya itu juga merupakan awal bagi siswa untuk belajar mencintai literasi.

Setelah siswa teracuni literasi, baru kita gali potensi literasinya dengan mengarahkan siswa untuk berekspresi apapun yang mereka mau. Mungkin dapat di buatkan pohon literasi, sebagai penyemangat siswa. Karna siswa perlu penghargaan, apapun itu yang siswa lakukan. Maka berilah dia penghargaan, supaya lebih bersemangat dalam mencintai literasi.

Meracuni siswa dengan literasi, perlu kerja keras. Baik menyediakan fasilitas di sekolah berupa perpustakaan ataupun taman baca. Dari membaca dan menulis, perlahan siswa mulai mencitai literasi. Dan ketika siswa sudah teracuni literasi, maka dengan sendirinya mereka akan lebih maju. Maju dalam berwawasan luas, maju dalam berimajinasi tinggi dan maju dalam berprestasi.

@salam literasi