Ranny Ristianingsih

Ranny Ristianingsih. Lahir di Cianjur, pada tanggal 3 Agustus 1992. Ranny lulus program Sarjana di Universitas Suryakancana Cianjur program studi Pendidikan Bah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cinta Tanpa Logika Episode 4

Cinta Tanpa Logika Episode 4

Cinta Tanpa Logika

Oleh: Ranny Ristianingsih

Episode 4/4 - End

Tiba-tiba, suara dari monitor Radit berbunyi nyaring. Para perawat serta dokter yang tadi menjelaskan kepadaku tentang kondisi Radit menjadi panik. Seketika ruang ICU dipenuhi perawat dan dokter. Di antara mereka, ada yang mengecek monitor, mengambil peralatan tambahan, dan menangani Radit. Kulihat dokter melakukan CPR.1)

Arrest!!!”2) kata sang dokter. Aku tidak paham, tapi aku panik melihat penanganan dokter terhadap Radit. Para perawat begitu cekatan membantu dokter. Sekitar lima menit dokter menekan-nekan dada Radit.

Defibrillator!”3) kata sang dokter. Seorang perawat mengambil alat yang dimaksud. Oh, Tuhan. Ternyata yang dibawa perawat adalah alat pacu jantung berbentuk seperti setrikaan yang sering kulihat di film-film. Keadaan menjadi semakin panik. Dokter menggunakan alat kejut tersebut sekali. Tapi Radit tidak bereaksi apa-apa.

“Naikkan ke 250 joule!” pinta sang dokter. Ia lalu menggunakan alat kejut itu lagi. Sang dokter hampir putus asa. Ia lalu melakukan CPR lagi. Ya, Tuhan. Tolong kami! Sekitar tiga menit dokter melakukan CPR. Aku tidak henti-hentinya memanjatkan doa yang kubisa.

“Tunggu,” Dokter menghentikan CPR-nya. “Cek detak jantung. Detak jantung sudah kembali.” Lanjutnya.

“Saturasi, normal. Detak jantung normal.” Kata dokter yang satunya. Semua orang di ruang ICU bernapas lega. Keadaan kembali normal. Sang dokter memeriksa kembali keadaan Radit. Hal ini membutuhkan waktu beberapa lama.

Aku masih saja tidak mengerti dengan keadaan yang kini terjadi sampai dokter menghampiriku lagi.

“Nona...?”

“Saskia, saya Saskia, Dok.”

“Nona Saskia, adik Anda, Saudara Radit, telah melewati masa kritisnya. Sekarang kondisinya cukup normal. Kesadarannya juga hampir pulih. Anda bisa menemuinya sekarang. Silakan berganti baju dulu sebelum masuk ke ruangan. Perawat kami akan membantu Anda.” Terang sang dokter. Hatiku beberapa saat merasa lega.

Setelah menggunakan baju khusus, aku memasuki ruang ICU. Aku menuju tempat Radit terbaring. Aku duduk di kursi samping tempat tidur. Aku menatap berbagai alat yang tersambung ke tubuh Radit. Betapa menyedihkannya ia. Kemudian aku memegang tangannya yang dingin. Aku emosi sesaat. Aku menangis menciumi tangan Radit. Lalu, kurasa tangan itu bergerak. Aku menatap wajah Radit. Matanya mengerjap-ngerjap. Kulihat bibirnya juga bergerak. Radit bersuara begitu lirih. Dia memanggil namaku. Seorang perawat menghampiriku dan memanggi dokter. Aku tidak begitu peduli. Aku merasa setitik harapan muncul seiring tersadarnya Radit.

“Aku di sini, Dit.” Bisikku kepada Radit. Aku begitu bahagia. Aku mencium pipinya. Kulihat ia tersenyum walau sedikit. Perawat memintaku menunggu di luar. Aku menurutinya.

Di luar ruang ICU teleponku berbunyi. Petugas polisi menelepon, mengabarkanku bahwa Hendrik sudah tertangkap. Petugas polisi ingin aku memberikan kesaksian lagi di kantor polisi. Aku tidak tahu apa aku bisa atau tidak. Tapi, aku mengiyakan. Aku kembali menatap adikku Radit dari balik jendela kaca. Aku menghela napas dalam. Kubulatkan tekad untuk memberi kesaksian di kantor polisi. Kini, aku harus menjadi kakak yang kuat untuk adikku Radit.

Catatan:

1)CPR atau Cardiopulmonari resuscitation adalah pertolongan pertama kepada seseorang tidak sadarkan diri atau tidak bernapas

2)Arrest atau sudden cardiac arrest adalah kondisi ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba.

3)Defibrillator adalah alat pacu jantung.

#Dear pembaca yang budiman, terima kasih sudah setia mengikuti cerita ini. Yang belum memberi saran dan komentar, ditunggu ya.... semoga cerita ini menghibur... maaf jika masih belum sempurna... sampai jumpa di cerpen selanjutnyaaa...#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hore...penjahatnya ketangkap. Mantap..

15 Oct
Balas

Horeeee..... Hehehhee.... Terima kasih, Bu....

15 Oct
Balas

alhamdulillah......... hatur nuhun Bu Euis.....

16 Oct
Balas

Aslinya..ikut deg degan bacanya...akhirnya..legaaaa....kereen Bu Ranny...

16 Oct
Balas



search

New Post