Ranny Ristianingsih

Ranny Ristianingsih. Lahir di Cianjur, pada tanggal 3 Agustus 1992. Ranny lulus program Sarjana di Universitas Suryakancana Cianjur program studi Pendidikan Bah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kenangan tentang Ibu

Kenangan tentang Ibu

Wangi Kue Putu

Hari ini aku kembali ke kampung kelahiranku. Bunyi khas penjual kue putu menyambutku saat aku menginjakkan kaki di gapura gang rumah masa kecilku. Belum lagi aroma wangi kue tepung beras dan gula merah itu semakin mengingatkanku pada suasana sore saat aku hendak mengaji di surau dekat rumah. Dulu, sebelum mengaji, biasanya penjual kue putu menjajakan dagangannya di depan surau. Targetnya tentu saja adalah kami yang hendak pergi mengaji.

Aku jadi teringat satu kejadian. Waktu itu sesaat sebelum pergi ke surau, ibuku menghampiriku. Katanya beliau ingin memotong rambutku yang sudah terlalu panjang. O iya, budaya di kampungku, anak perempuan tidak boleh berambut terlalu panjang. Entah apa maksudnya. Tapi, tak satu pun teman perempuanku di kampung memiliki rambut lebih panjang dari sebahu. Masyarakat di kampungku memang sangat kental dengan yang namanya adat istiadat.

Jadilah saat itu rambutku dipotong Ibu. Hasilnya persis sebahu. Selesai memotong rambut, ibu menyuruhku membuang rambut yang terbungkus kertas koran. “Neng, piceun ka susukan. Mun aya batur, piceun jeung koranna. Mun teu aya, piceun rambutna wungkul.” Pesan Ibu. Aku tak mengerti, mungkin itu adat istiadat lainnya. Kupandangi sekitaran susukan dengan jantung berdegub. Di pinggir sawah dekat susukan ada seorang bocah lelaki mencari tutut. Kubuang rambut bersama dengan korannya. Lalu aku segera berlari ke rumah. Aku langsung memburu ibu, dan kuceritakan caraku membuang rambutku. Tak lupa aku bertanya soal rasa penasaranku. Mulutku tiba-tiba menganga saat mendengar jawaban ibu. Kalau tidak dibuang dengan korannya, nanti rambutnya bisa berhamburan dan mengenai orang itu, katanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hore Keira....nulis..

19 Sep
Balas

Ibu, terjemahin dong, abdi kaga ngarti

20 Sep
Balas

Neng, piceun ka susukan. Mun aya batur, piceun jeung koranna. Mun teu aya, piceun rambutna wungkul. Pesan Ibu."Neng, buang ke selokan. Kalau ada orang, buang sama korannya. Kalau ga ada orang, buang rambutnya aja." Pesan Ibu.Hehehe.. gitu, bu..

21 Sep

Hihihi... Iya, memang sambil direcokin Keria, Bu.

19 Sep
Balas



search

New Post