Ranny Ristianingsih

Ranny Ristianingsih. Lahir di Cianjur, pada tanggal 3 Agustus 1992. Ranny lulus program Sarjana di Universitas Suryakancana Cianjur program studi Pendidikan Bah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tabungan Ihsan dan Salma

Tabungan Ihsan dan Salma

Tabungan Ihsan dan Salma

Oleh: Ranny Ristianingsih

Ihsan dan Salma adalah kakak beradik yang saling menyayangi. Ihsan sekarang sudah duduk di kelas VI SD, sedangkan Salma baru duduk di kelas I SD. Mereka bersekolah di SD yang sama. Ihsan sangat baik kepada Salma. Setiap Salma sedang dalam kesusahan, Ihsan selalu membantu Salma. Misalnya, ketika Salma memiliki PR yang sulit dimengerti, Ihsan dengan senang hati membantu Salma belajar. Juga ketika di sekolah, Ihsan selalu memperhatikan Salma.

Suatu hari, ketika istirahat di sekolah, Ihsan menghampiri Salma ke kelasnya. Di sana Salma sedang duduk sendirian. Ihsan merasa keheranan.

“Salma, mengapa kamu tidak bermain dengan teman-temanmu?” tanya Ihsan.

“Teman-temanku jajan ke kantin, Kak.” Jawab Salma.

“Lalu, mengapa kamu tidak ikut jajan ke kantin?” tanya Ihsan lagi.

“Uang jajanku tadi tertinggal di rumah, Kak. Setelah Mama memberi uang jajan, aku memakai sepatu. Uangku kusimpan di lantai. Setelah aku selesai memakai sepatu, aku langsung pergi.” Jawab Salma. Wajahnya memerah, air matanya menetes.

“Sudah, jangan menangis. Ini, kakak beri kamu uang untuk jajan. Sana, pergilah ke kantin dengan teman-temanmu.” Kata Ihsan sambil memberi selembar uang lima ribu rupiah.

Salma tidak langsung mengambil uang itu. Ia malah bertanya, “Kan itu uang Kakak untuk jajan? Kalau aku ambil, kakak tidak bisa jajan, donk?”

“Kakak masih ada uang lima ribu lagi. Jadi, kamu ambil saja uang ini, ya!”

“Baiklah.” Kata Salma sambil tersenyum. Akhirnya, Salma dan Ihsan pergi ke kantin.

***

Sepulang sekolah, seperti biasanya Salma mengganti baju, lalu makan siang. Setelah itu, ia memeriksa apakah ada tugas atau PR yang harus dikerjakan. Saat itu, Mama sedang menyetrika di ruang tengah. Tiba-tiba, Salma ingat peristiwa di sekolah. Salma memberitahukannya kepada Mama.

“Wah, Mama senang anak Mama saling menyayangi dan saling peduli.” Kata mama setelah Salma selesai bercerita.

“Oh, ya, Ma. Aku ingin bertanya. Memangnya, kakak uang jajannya berapa, Ma? Tadi kan kakak memberiku uang lima ribu, kemudian kakak bilang masih punya lima ribu. Jadi semuanya sepuluh ribu, ya, Ma?” tanya Salma.

“Iya, sayang. Uang jajan kakak sepuluh ribu sehari.” Jawab Mama.

“Loh, kok sepuluh ribu? Uang jajanku sehari hanya lima ribu, Ma? Mengapa uang jajan kakak lebih besar?” tanya Salma lagi.

“Sayang, kamu kan pulang sekolahnya masih pagi, pukul sebelas. Istirahatnya juga satu kali. Makan siangnya bisa di rumah. Sedangkan, kak Ihsan pulang sekolahnya pukul dua. Istirahatnya dua kali. Jadi, makan siang di sekolah. Makanya, uang jajan kalian berbeda.” Mama memberikan penjelasan. “Kamu juga kalau ada kegiatan pramuka di sekolah kan suka Mama beri uang jajan tambahan.” Lanjut Mama.

“Ooo, begitu, ya, Ma?” kata Salma sambil menganggukkan kepalanya.

“Iya, Sayang. Nah, sekarang Mama berpesan. Selain untuk jajan di sekolah, uang yang Mama beri coba ditabung.” Kata Mama.

“Ditabung itu bagaimana, Ma?” tanya Salma.

“Ditabung itu disisihkan sebagian untuk disimpan, misalnya di celengan. Nanti kalau sudah terkumpul banyak, kamu bisa membeli apapun yang kamu mau.”

“Berapa yang harus ditabungkan, Ma?”

“Berapa saja, misalnya hari ini dua ribu, besok tiga ribu. Yang penting, uangmu tidak habis semua hanya untuk jajan.”

“Baiklah, Ma. Mulai besok, aku akan menabung.”

“Bagus. Nanti mama belikan celengan untukmu, ya.”

“Terima kasih, Mama.”

***

Hari pembagian rapot akhirnya tiba. Salma mendapat ranking kedua. Sedangkan Ihsan seperti tahun-tahun sebelumnya mendapat rangking pertama. Mama dan Papa senang sekali atas prestasi Ihsan dan Salma.

Sesampainya di rumah, Ihsan dan Salma dipeluk oleh Mama dan Papa.

“Selamat, ya, Ihsan dan Salma. Kalian juaranya Papa dan Mama.” Kata Papa sambil memeluk keduanya.

“Terima kasih, Papa.” Kata Ihsan.

“Terima kasih, Papa.” Kata Salma dengan tersenyum lebar. “O iya, terima kasih juga untuk Mama dan Kak Ihsan yang sudah membantu Salma belajar.” Salma menambahkan.

“Iya, sama-sama.” Jawab Ihsan.

“O iya, aku mau membuka tabunganku di celengan, ya, Ma?” pinta Salma kepada Mama.

“Memangnya tabunganmu sudah banyak?” tanya Mama.

“Sepertinya sudah, Ma. Celenganku sudah berat.” Jawab Salma.

“Ya, sudah, boleh.” Kata Mama.

Salma berlari ke kamarnya. Membawa celengan yang disimpan di lemari. Ihsan juga pergi ke kamarnya. Ternyata Ihsan juga punya sebuah celengan. Keduanya lalu kembali ke ruang tamu.

“Waaaahhh..” kata Papa dengan mata dan mulut terbuka lebar. “Anak-anak Papa ternyata punya celengan, ya?”

Mama, Salma, dan Ihsan tersenyum. Akhirnya Papa dan Mama membantu Ihsan dan Salma membuka celengan. Setelah dihitung, tabungan Salma berisi dua ratus delapan puluh tiga ribu rupiah. Sedangkan tabungan Ihsan berisi tiga ratus lima puluh empat ribu rupiah. Mereka senang sekali.

“Ma, besok antar aku ke pasar, ya, Ma?” pinta Salma.

“Kamu mau beli apa sayang?” tanya Mama.

“Hihihi.... rahasia, Ma.” Jawab salma sambil tertawa.

“Awas loh, uangnya jangan dihambur-hambur, ya?” kata Papa.

“Dihambur-hambur itu, apa, Pa?” tanya Salma.

“Ihsan, kamu tahu tidak dihambur-hambur itu apa?” Papa malah bertanya kepada Ihsan.

“Hmm.... dihambur-hambur itu, membeli barang yang tidak dibutuhkan, atau membeli barang secara berlebihan.” Jawab Ihsan.

“Oh, begitu. Tidak, kok. Tidak akan dihambur-hambur.” Jawab Salma sambil tertawa cekikikan.

Esoknya, Salma dan Mama pergi ke pasar pagi-pagi sekali. Sebelum dzuhur, Mama dan Salma sudah pulang ke rumah. Tapi, di rumah tidak ada siapa-siapa. Papa dan Ihsan mungkin sedang pergi ke lapangan sepak bola. Sore hari, Papa dan Ihsan baru pulang. Mereka membawa kantong besar. Rupanya, Papa dan Ihsan juga pergi berbelanja. Salma tiba-tiba memburu Papa dan Ihsan.

“Kakak, Kakak, Kakak ke mana saja sih? Aku dari tadi nunggu Kakak pulang.” Kata Salma merajuk.

“Memangnya, kenapa? Tadi Kakak main sama Papa.” Jawab Ihsan.

Salma meraih tangan Ihsan dan menariknya masuk ke rumah. Di dalam rumah, Salma memberikan sebuah kado untuk kakaknya.

“Waaahhhh... ini apa?” kata Ihsan dengan mata membesar.

“Ini hadiah dariku untuk Kakak, karena suka membantuku belajar.” Jawab Salma.

“Boleh Kakak buka tidak?”

“Boleh, Kak.”

Ihsan membuka kado yang terbungkus rapi itu. Mata Ihsan semakin membesar melihat isi kado itu. “Waahh, sepatu bola! Bagus sekali.” Kata Ihsan. “Terima kasih, Salma.”

“Sama-sama, Kakak.” Jawab Salma sambil tersenyum lebar.

Ihsan langsung mencoba sepatu barunya. Pas sekali di kaki Ihsan. Tiba-tiba Ihsan teringat sesuatu. “O ya, kakak juga punya sesuatu untukmu, Salma.” Kata Ihsan sambil memberi bungkusan yang tadi ia bawa. “Ini hadiah untukmu. Tapi, maaf, tidak dibungkus pakai kertas kado.”

“Apa ini, Kak?” tanya Salma keheranan.

“Buka saja.” kata Ihsan.

Salma membuka bungkusan itu. Isinya sebuah tas berwarna pink dengan gambar hello kitty. Salma terkejut dan langsung berjingkrak kegirangan. “Asyik, asyik. Tas baru! Terima kasih, Kakak!”

Papa dan Mama yang memperhatikan kedua anak mereka tersenyum. Mama bahkan meneteskan air mata. Papa dan Mama bangga dan bahagia memiliki anak yang saling menyayangi, saling membantu, dan saling peduli. Papa dan Mama juga bangga memiliki anak yang rajin menabung dan tidak boros.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisannya bagus, Ran. Apakah mau diserialkan?Serial Ihsan dan Salma, plus kucing kesayangan

20 Oct
Balas

Arigatou, Sensei...O iyaa... Bisa, Sensei... Hatur nuhun sarannya... Jadi terinspirasi.....

20 Oct

Wah, cerpennya keren kak

20 Oct
Balas

Wah, terima kasih, kak. Saya masoh belajar.

20 Oct

Kereeen cernaknya Bu

20 Oct
Balas

Alhamdulillah, terima kasih...

20 Oct

ceritanya bagus bupatut di contoh

27 Jul
Balas



search

New Post