Ambiguous Genitalia
Oleh: Ranti Kumalasari
Sekarang lagi heboh dengan kasus Aprilia Manganang, yang berubah status karena ditemukannya bukti adanya Hipospadia yang dideritanya. Tapi kehebohan yang sama sudah terjadi di tempat saya mengajar 25 tahun yang lalu. Seorang siswa kelas 1 SMA, berhenti sekolah karena malu setelah berubah jenis kelamin secara alami.
Dari kecil, hingga menamatkan SMP, dia merupakan seorang perempuan yang berprilaku, dan juga dipakaikan pakaian perempuan. Tidak ada yang aneh dari tingkah lakunya sehari-hari. Suatu hari waktu remaja ini mandi pagi, dia kaget sendiri karena perubahan pada organ genitalnya. Keluarga dan masyarakat menjadi heboh. Dia pun malu dan tidak berani keluar. Akhirnya memutuskan berhenti sekolah. Miris sekali.
Secara ilmu biologi atau medis, peristiwa ini bukanlah hal yang aneh. Kelaianan yang muncul disebut dengan "Ambiguous Genetalia" atau kelamin ganda. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya kelainan perkembangan organ kelamin saat bayi di dalam kandungan. Ketidak jelasan jenis kelamin ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Kelainan genetik, kekurangan enzim tertentu, dan faktor hormon adalah penyebab terjadinya kelainan.
Pada masa pembuahan atau fertilisasi terjadi penggabungan kromosom X dari si Ibu dengan kromosom X atau Y dari si ayah. Jika kromosom X dari ibu bergabung dengan kromosom X dari ayah, maka janin nanti akan berjenis kelamin perempuan. Apabila kromosom X dari ibu bergabung dengan kromosom Y dari ayah, maka janin akan berjenis kelamin laki-laki.
Seandainya terjadi gangguan hormonal pada ibu sewaktu masa kehamilan, atau terjadinya kelainan genetik pada janin , maka ada kemungkinan si bayi mengalami kelainan kelamin ganda ini. Pada bayi yang secara genetis berkelamin laki-laki dapat muncul kelamin ganda apabila terjadi kegagalan pembentukan testis, kekurangan enzim 5A reduktase, sisdrom insensitivitas androgen, kelainan pada struktur dan fungsi testis, atau produksi hormon testosteron.
Nah pada kasus yang dialami siswa di atas dapat terjadi karena masalah hormon. Begitu dia mulai remaja atau akil balik, hormon androgen dan testosteron kembali normal, sehingga organ seksualnya berkembang dengan baik. Sayang sekali pada masa itu pengetahuan tentang masalah ini sangat minim sekali, sehingga si anak menjadi korban perlakuan yang tidak adil di masyarakatnya. Tidak diketahui bagaimana nasib remaja tersebut setelahnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Informatif sekali Bu Ranti. Tapi ada typo kayanya di paragraf 4, kromosom X ketemu kromosom Y disana tertulis jadi janin perempuan
Oh iya kah Ibu. Terimakasih banyak krisannya. Nanti saya edit. Begini maunya. Ada saran yang membangun. Sekali lagi terimakasih.
Alhamdulillah sudah saya revisi Bu Mirdayanti
Ambiguous Genetalia" atau kelamin ganda. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya kelainan perkembangan organ kelamin saat bayi di dalam kandungan. Ketidak jelasan jenis kelamin ini dapat disebabkan oleh beberapa hal., Luar biasa ilmunya , saya baru tau ternyata bisa terjadi saat anak usia remaja yaa, astaufirllah .. kasihan si anak yaa, sukses selalu
Terimakasih Ibu apresiasinya. Salam sukses dan salam literasi.
Kasihan sekali Bunda. Semangat selalu
Ya. Ibu. Makasih kunjungannya. Salam sukses.