Kembaraku (Part of Jejak Cinta Mufida)
PoV: Komar
Ternyata, semua perempuan tak jauh beda. Seperti di kampus lama, aku selalu gerah dengan tingkah mereka, mahasiswi yang selalu mencari perhatian di depanku. Sangat tidak enak, membuat aku tidak nyaman. Ternyata, di sini aku juga menemukan pengalaman yang sama.
Eit … tunggu dulu! Sepertinya ada yang beda tadi. Seorang mahasiswi yang cuek dengan kehadiranku, bersikap biasa-biasa saja. Bukankah kemarin ia yang datang ke musala saat aku baru saja selesai salat, lalu mengambil novelnya yang ketinggalan? Ternyata, ia juga suka novel karangan Hamka. Kesukaan kita sama.
Namanya Mufidatunnisa’, nama yang indah. Gadis itu cukup cerdas dan kemampuan berargumennya lumayan juga. Matanya yang indah lebih banyak menunduk saat beradu pandang dengan lawan jenis.
KEMBARAKU
By: Komeng
Saat kucari pelita
Yang dengan bias cahyanya
Menyulap pekat hingga benderang
Dengan cahya pemantik ghirah
Saat kukejar angin
Yang derunya menyapa gundahku
Membawaku ke lembah hijau
Namun gersang sahara mengkungkungku
Duhai cucu hawa nan elok
Sudikah sejenak kau singgah di gubukku
Bantu aku memantik rindu
Pada bilik kosong tak bertuan
Duhai cucu hawa nan elok
Coba dengarlah ceritaku
Tentang mimpi disanding rembulan
Kau berdiam di istanaku
Menyulam sajadah hijau di pelataran jiwa
Lalu menuntunku pulang dengan riang
Menuju rumah keabadian
Di samping telaga kaustar
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar