RASTO HABIBI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Juara Olimpiade Sejarah Siswa (Bagian 1)

Juara Olimpiade Sejarah Siswa (Bagian 1)

Mata pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang bagi sebagian orang adalah mata pelajaran yang membosankan karena selalu bicara masa lalu ( dibandingkan mata pelajaran eksakta yang penuh “gengsi” dan masa depan jelas), mata pelajaran yang penuh hafalan, dan yang lebih ekstrim lagi, bahwa mata pelajaran yang tidak mendukung dan menyiapkan siswa menata masa depan. Hal ini terjadi karena yang ”memandang sebelah mata” terhadap mata pelajaran sejarah, karena mereka tidak tahu atau “tidak mau tahu” dan tidak paham sejarah sebagai sebuah ilmu. Ketika kita bicara sejarah maka bicara kehidupan yang “konprehensif” yang subyeknya manusia, jadi kalau bicara sejarah maka kondisi sekarang adalah akibat dari perilaku manusia dimasa lalu yang dampaknya dirasakan pada masa sekarang dan bagi orang paham sejarah maka menjadi modal untuk menata, membuat program dan visi kemasa depan, sehingga segala kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan, kita sudah mempersiapkan solusinya.

Seperti hal pelajaran eksakta, di beberapa kampus baik kampus yang berlabel negeri ataupun swasta yang memiliki jurusan pendidikan atau non pendidikan sejarah ikut meramaikan dunia akademik dengan mengadakan olimpiade sejarah bagi siswa SMA, MA, dan SMK. Hal ini dilakukan dalam upaya sosialisasi jurusan sejarah oleh beberapa kampus mengadakan olimpiade sejarah, dengan tema-tema sejarah yang setiap tahunnya berbeda. Pada tahun 2019, siswa SMA Negeri 1 Terisi untuk pertama kalinya mengikuti “Olimpiade Sejarah” di Universitas Pendidikan Indonesia. Ada 2 cabang yang diikuti yaitu lomba esai (tiga siswa yang ikut) dan lomba cerdas cermat sejarah satu tim (satu tim terdiri dari 3 orang).

Tiga judul esai yang diangkat tentang kearifan lokal, yaitu Ayu Selpiya dengan judul “Adat Ngarot Di Desa Lelea Sebagai Pembelajaran Kehidupan Berbasis Kearifan Lokal. Tina Silviani dengan judul “Sanggar Aksara Jawa “Kidang Pananjung” Sebagai Pembelajaran Kehidupan Berbasis Kearifan Lokal dan yang ketiga Lely Agustina dengan judul “Sandiwara “Budaya Nusantara Indah” di Desa Tempel Sebagai Pembelajaran Kehidupan Berbasis Kearifan Lokal”. Kabupaten Indramayu yang ikut olimpiade sejarah UPI Bandung hanya ada 2 sekolah yaitu SMA Negeri 1 Terisi dan SMA Negeri 1 Sindang, yang bersaing secara sehat untuk mendapatka prestasi yang terbaik.

Hasil lomba yang diikuti dari lomba yang diselenggarakan oleh pendidikan sejarah UPI, yaitu lomba penulisan esai dari 50 besar yang diumumkan, siswa SMA Negeri 1 Terisi Ayu Selpiya urutan ke-26, Tina urutan ke-28 dan Lely urutan ke-30. Kemudian untuk hasil lomba cerdas cermat, tim SMA Negeri 1 Terisi, yang terdiri dari Mus Mulyadi, Apipah dan Novi. Pada saat Babak penyisihan dari sekitar 400 tim seluruh puluh Jawa, tim SMA Negeri 1 Terisi dari 40 tim yang lolos ke babak berikutnya yaitu urutan 17, yang bagi saya sebagi guru pembimbing adalah prestasi tersendiri. Namun pada babak berikutnya tim SMA Negeri 1 Terisi, tidak lolos ke babak 20 besar.

Indramayu, 27 Juli 2020

#Tantangangurusiana Hari Ke-84

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post