RASTO HABIBI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tiga Jagoan Kecil  (Bagian 4)

Tiga Jagoan Kecil (Bagian 4)

Pada tanggal 26 Juli 2004, bayi Habibi yang masih mungil, terserang diare sehingga tubuh kecilnya terlihat lemah, akhirnya oleh bidan ibu Ida Machmuda direkomendasikan untuk diperiksa ke dokter anak yang bertugas di Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon (karena pada waktu itu di Indramayu belum banyak dokter anak). Dengan menggunakan bis umum, saya dan istri berangkat ke Cirebon, ternyata sampai Rumah Sakit, dokter anaknya tidak ada jadwal jaga, tapi jadwalnya ada di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon. Akhirnya menuju ke sana dan hasil diagnosis dokter harus di rawat dan untuk sementara tidak boleh dulu minum air susu ibu dulu, tapi di ganti susu khusus. Selama 1 minggu, bayi Habibi di rawat di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon, ketika dirawat bukan tidak ada kendala, masalahnya adalah ketika menusukan jarum infus, karena masih bayi bidan kesulitan mencari urat nadinya.

Setelah dinyatakan sembuh, Habibi Hibatullah tumbuh dan berkembang menjadi anak laki-laki yang sehat, lucu dan cerdas, yang setiap perkembangannya selalu didokumentasikan dengan foto-foto. Pada beberapa kesempatan sering melakukan guyonan, bahwa kalau masih S1 maka anaknya 1 dan kalau S2 maka anaknya 2, hal itu akhirnya terwujud, 3 tahun 4 bulan kemudian lahirlah anak saya yang kedua. Tepatnya pada tanggal 28 Nopember 2008, sekitar jam 20.00 lahirlah seorang bayi mungil yang cantik, yang berat badannya 2,8 Kg dengan panjang badan 45 cm (sama seperti kakaknya). Anak saya yang kedua juga lahir di rumah bidan ibu Ida Machmudah, karena beliau adalah satu-satunya bidan yang ada di desa saya. Proses kelahiran anak kedua lebih cepat dibandingkan anak pertama, dan selama proses persalinan saya mendampngi istri tercinta (sesuai iklan di TV sebagai suami “siaga”). Tak lupa setelah dibersihkan oleh bidang, si bayi kecil saya adzani di telinga kanan dan iqhoma di telinga kiri.

Setelah semalam menginap di rumah bu bidan, setelah dzuhur esok harinya istri dan anak kedua saya pulang ke rumah tercinta. Satu minggu kemudian tali pusarnya lepas, maka saatnya melakukan tradisi pemberian nama. Anak kedua saya diberinama “Nabillah Putri Asti” yang mempunya makna seorang anak perempuan yang cerdas anaknya Rasto-Siti, dengan panggilan Putri. Dengan kelahiran anak yang kedua ini, maka lengkaplah sudah keluarga saya ada seorang jagoan kecil dan putri yang cantik, hal ini tentunya menambah kelengkapan kebahagiaan saya dan keluarga besar. Apalagi kami oleh Allah SWT diberikan limpahan rezeki yaitu sebelum lahirnya anak pertama, istri saya diangkat jadi CPNS dan sebelum anak kedua saya lahir, saya diangkat sebagai CPNS. Sehingga setiap anak yang lahir memiliki rezekinya masing-masing.

Indramayu, 15 Juli 2020

#Tantangangurusiana Hari ke-72

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat Pak.. Selamat juga kepada tiga jagoan kecilnya, semoga menjadi anak yang membanggakan kedua orang tua.. Sukses selalu ya Pak.. Salam

15 Jul
Balas



search

New Post