Sepasang pasutri dengan tampilan sederhana memasuki sebuah toko garmen. Gerak-gerik mereka sudah terlihat oleh pemilik toko. Segera saja pemilik toko itu memberikan perintah kepada karyawannya yang bernama Yati untuk mengawasi pasutri tersebut. Tentunya dengan tambahan ancaman potong gaji jika sampai ada barang hilang dari toko karenanya. Panjang lebar bos toko memberikan instruksi. Tanpa komentar lagi, Yati sang karyawan toko segera mendekati kedua pasutri itu. Hingga akhirnya keluar juga kalimat panjang tidak patut dari mulutnya. Bahkan dia tersenyum puas melihat pasutri itu keluar dari toko menuju toko di seberangnya.

Ternyata Yati adalah tipe wanita muda yang ‘kepo’ juga. Serasa detektif amatiran, dengan mengendap-endap sambil sembunyi diantara tumpukan barang dia mengikuti kepergian pasutri itu. Setelah sekian lama, matanya terbelalak tidak mau berkedip. Banyak sekali barang yang dibeli oleh pasutri itu. Yati semakin takjub melihat mereka belanja pake kartu kredit premium! “Siapa ya mereka?” Yati membatin. “Ah, nanti tanya-tanya deh sama Hera yang kerja di toko sebelah.”

Esok hari, sudah tersiar kabar di seputar toko garmen jika pasutri yang belanja adalah bos bandar beras terbesar di timur kota itu. “Aduh, Yati! Celaka!” Udara pagi yang adem mendadak gerah dengan keluhan bos toko. “Ya, bos?” sahut Yati. Bos toko menjelaskan jika pasutri kemaren itu orang berduit. Keluarga besar bos toko sejak lama langganan beras dari penggilingan beras mereka. Bos toko tepuk jidat berkali-kali. Entah apa yang dia pikirkan. Makanya!