Sepatu Murah Itu Basah
Hujan sambut pagi penuh riuh suara tetes air di atas atap seng teras rumahku. Mengawal pagi dengan badan kurang semangat karena ngantuk masih menggeliat. Dua hari pergi tanpa motor kesayangan. Sedikit ada yang kurang. Di antar suami jadi cara mengobati sepi tanpa si gigi tangan kiri. Bertiga dengan si sulung kami berangkat. Di jalanan kami sadar. Hujan yang deras membasahi baju kami yang sebenarnya sudah berusaha ku masukkan rapi dalam jaket pelindung yang ku beli di pasar loak. Sepatu anakku yang ku beli murah ikut basah. Maafkan aku nak, lagi-lagi aku merasa bersalah. Tas dan buku-buku sekolahmu ikut serta berpeluk air hujan pagi ini. Sampai di pabrik tempatku bekerja ku dapati baju putih yang basah dan kotor, sempat dikira kawan aku terjatuh. Inilah nikmat pagi, jangan pernah kau sesali apa yang menjadi ketetapan Illahi.
Batang, 16 Januari 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat pagi, sambut hari dengan rinai hujan nikmat Illahi, Bunda Ratih. Tetesan air langit tak surutkan langkah merenda hari, jalani tugas bimbing para pengincar ilmu di pabrik edukasi. Di manakah Nesia sembunyi ? Sampai sang penunggang terpagut kehangatan diantar belahan hati tuk jalani hari. Kuyakin ada tugas dinas pada si gigi tangan kiri, hingga tak temani berpacu di jalanan penuh gelombang kali ini. Bunda Ratih selalu tampil dengan diksi dan majas pesonakan hati. Barakallah, Ukhitifillah.
Alhamdulillah Bu Ayu, Nesia sudah bisa menemani hari-hari menuju pabrik pencetak generasi militan bangsa. Ada ban bekas yang masih bagus pemberian teman satu komunitas, sehingga tak goyang lagi bagian belakang badan Nesia. Ada kawan pula yang berbaik hati membawa Nesia ke bengkel untuk mengganti king pen ban depan sehingga lajunya tak lagi mengkhawatirkan.
Puisi dan hujan yang indah...dan penuh rasa.
Terima kasih Bu Rini
Patut selalu untuk disyukuri akan nikmat Ilaihi ini karena di baliknya tersembunyi gelimang rizqi untuk umat seluruh negeri.
Benar sekali Bapak, hujan adalah rezeki yang Tuhan beri bagi seluruh alam