Ratna Dewi,S.Pd,M.Si

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

LIFE SKILL PROGRAM UNGGULAN MADRASAHKU

B.

A. LIFE SKILL

Menurut Anwar (2004) life skill adalah pendidikan yang dapat memberikan bekal ketrampilan yang praktis terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluang usaha dan potensi ekonomi atau industri yang ada di masyarakat.

B. Latar Belakang

Pada tahun 2006 Indosat,Universitas Negeri Padang dan Universitas Andalas mengadakan workshop.Kegiatan ini dilaksanakan untuk peningkatan kompetensi guru IPA dalam pengelolaan dan pemanfaatan laboratorium. Peserta berjumlah 24 (dua puluh empat ) orang dengan rincian: 20 orang guru SMA dan 4 orang guru MAN.

Dalam kegiatan workshop yang di laksanakan di laboratorium Univeritas Negeri Padang nara sumber memberikan materi tentang pembuatan minuman Nata de coco. Setelah kembali dari workshop aku bersama siswa melakukan percobaan pembuatan minuman Nata de coco. Setiap tahun pada materi bioteknologi semester genap kelas XII IPA aku melakukan percobaan pembuatan minuman Nata de coco ini.Minuman Nata de coco merupakan kesukaan anak-anak,remaja dan orang dewasa. Setiap akan melakukan percobaan selalu memesan bibit ke Universitas Negeri Padang. Setelah itu aku berfikir ingin mengembangkan menjadi wirausaha .Tetapi kalau beli bibit terus di Universitas Negeri Padang untuk wirausaha sedikit mendapat untung. Maka aku bersama siswa memutuskan untuk pergi belajar ke laboratorium biologi IPB Bogor pada tahun 2011. IPB Bogor merupakan kampus pertama menemukan pembiakan bakteri Azetobakter xylinum.

Komposisi pembuatan Nata de coco di Universitas Negeri Padang sama dengan yang kami dapat di IPB Bogor. Pada saat aku memberikan informasi pada siswa tentang alat dan bahan untuk pembutan Nata de coco siswa banyak agak kaget melihat ada bahannya urea/ZA. Walaupun aku sudah menyampaikan tidak ada efek negatif terhadap kesehatan namun masih terpancar diwajah siswa rasa takut untuk meminumnya. Maka aku mencari ilmu dari berbagai sumber tentang manfaat urea/ZA dalam pembuatan Nata de coco.

Setelah aku memahami akan manfaat urea/ZA dalam pembuatan Nata de coco.Maka aku menganti urea/ZA dengan tauge yang bahannya dari kedelai kelompok protein nabati. Didalam zat makanan protein terdapat unsur N. Unsur N berperan membantu cepat pertumbuhan bakteri Azetobakter xylinum dalam fermentasi Nata de coco. Mulai dari tahun 2013 sampai sekarang setiap melakukan percobaan selalu mengunakan tauge.

Tiap tahun aku bersama siswa selalu melakukan perubahan untuk menemukan nata dari bahan dasar selain dari air kelapa. Pada tahun 2014 aku bersama siswa mencoba bahan dasar dari buah semangka. Alhamdulillah berhasil menjadi nata dengan komposisi bahan prediksi sendiri. Prediksi bisa dilakukan dengan banyak membaca tentang kehidupan yang dibutuhkan oleh bakteri Azetobakter xylinum.

Pada tahun 2015 dicoba lagi bahan lain yakni tomat dan mentimun juga berhasil menjadi Nata. Pada tahun 2016 aku coba japan dan kundur batang juga berhasil menjadi Nata. Jadi mulai 2017 sampai sekarang jika melakukan percobaan ada enam macam bahan dasar dalam pembuatan Nata.

Pada tahun 2018 minuman Nata de coco (nata dari air kelapa) dikukuhkan menjadi program unggulan dibidang life skill di MAN 1 Padang Pariaman yang disampaikan oleh Kamad ,Bapak Drs.Akhri Meinhardi.MM pada kegiatan workshop di Mifan Padang Panjang yang dihadiri oleh Ka Kanwil Kemenag Sumbar Bapak H.Hendri,S.Ag.M.Pd.

C. Sejarah Nata de coco

Kelapa (Cocos nucifera L) di juluki sebagai pohon kehidupan. Hampir seluruh bagian tanaman ini mempunyai nilai ekonomis, mulai dari daging buah, air, tempurung, sabut, batang dan daun. Meskipun demikian belum semuanya dimanfaatkan secara optimal. Sebagai contoh, air kepala yang berasal dari industri pengolahan kopra merupakan bahan yang dibuang begitu saja, karena air kelapa sudah tua tidak manis lagi dan tidak segar seperti air kelapa muda. Air kelapa itu menumpuk dan menimbulkan bau busuk, sehingga membuat lingkungan tercemar. Air kelapa masih bisa ditingkatkan nilai ekonomisnya untuk industri Nata de coco (Saragih, 2004:1).

Nata adalah produk hasil fermentasi menggunakan Mikroba Azetobacter xylinum (Suryani, 2005:5), kata nata berasal dari bahasa Spanyol yaitu nadir yang berarti berenang. Dengan lain kata, nata ini berasal dari bahasa latin natare, artinya terapung (Saragih, 2004:2), menurut Hasbullah (2002) nata adalah selulosa yang disintesis oleh bakteri Azetobacter xylinum dari gula berbentuk agar, berwarna putih dan mengandung air sekitar 98%.

Azetobacter xylinum merupakan bakteri asam asetat yang jika ditumbuhkan pada medium yang tepat, akan menghasilkan asam cuka atau asam asetat yang membentuk lapisan putih yang terapung dipermukaan medium, lapisan itu yang dikenal dengan Nata (Saragih, 2004:4)

Fermentasi dalam memperoduksi Nata de coco termasuk fermentasi sederhana dan bisa dilakukan di rumah tangga.

Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktifitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan pangan, sebagai akibat dari pemecahan kandungan bahan pangan tersebut. Hasil-hasil fermentasi terutama tergantung pada jenis bahan pangan (Substrat) madam mikroba dan kondisi lingkungan disekelilingnya yang mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikroba tersebut (Winarno, 1982:59). Fermentasi dilakukan oleh mikoorganisme tersebut membutuhkan sumber energi untuk hidup. Sumber energi diperoleh dari substrat dimana mikoorganisme tersebut berada. Sumber energi yang paling banyak digunakan adalah glukosa (Buckle and Edward 1987,92)

Pada proses pembentukan Nata de coco digunakan starter berupa bakteri Azetobacter xylinum. Azetobacter xylinum akan membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon (C) dan nitrogen (N). bakteri akan menghasilkan enzim ekstra siluler yang dapat menyusun (mempolimerasi) zat gula menjadi ribuan rantai (homopolimer) serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh dalam air kelapa tersebut akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut Nata (Paambayun, 2002:12)

D.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Japan dan Kundur batang ini apa bahasa Indonesia nya bu :-D

03 Apr
Balas



search

New Post