Ratna Mizan

Adalah guru Bahasa Inggris sekaligus Kepala Perpustakaan di MAN Kota Blitar, Jawa Timur. Alumni Magister Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Malang tah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Membangun Generasi Yang Literat Melalui Perpustakaan

Membangun Generasi Yang Literat Melalui Perpustakaan

Dinamika kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia, lengkap dengan perubahan-perubahan yang dimunculkan di setiap pergantian era kepemimpinan seringkali membuat pelaku dunia pendidikan itu sendiri menjadi bergejolak. Perubahan itu sendiri sebenarnya dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan nuansa yang berbeda dari kurikulum sebelumnya. Mulai dari berkurangnya jam pada beberapa mata pelajaran tertentu, sampai adanya fenomena dimunculkannya beberapa mata pelajaran di dalam kegiatan pembelajaran pada sebuah mata pelajaran tertentu dan disebut dengan “integrated learning”. Fenomena-fenomena yang muncul di dalam dunia pendidikan tersebut diharapkan dapat ikut membantu membentuk generasi yang cerdas dan berkarakter di revolusi industri 4.0 sekarang ini. Faktanya, walaupun terdapat komentar-komentar miring terhadap perkembangan kurikulum itu sendiri, ada satu hal yang sering terlepas dari pengamatan tentang bagaimana cara mempersiapkan bangsa kita untuk menyongsong perkembangan kemajuan jaman serta perubahan kurikulum yang lagi dan lagi. Terlepas dari kesiapan para pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran abad 21, yaitu pembelajaran yang kreatif, inovatif, berkebangsaan serta berakhlakul karimah dengan membelajarkan masyarakat yang literat, salah satunya adalah melalui dunia keperpustakaan.

Belakangan ini, secara bertahap telah dilaksanakan kediklatan-kediklatan terkait pengembangan literasi informasi, mempublikasikan karya literasi dalam bentuk publikasi ilmiah serta melestarikan dan mengelola bahan pustaka sebagai sarana penunjang menyukseskan pembangunan nasional melalui dunia keperpustakaan. Fungsi lain perpustakaan dalam rangka membangun generasi yang literat adalah dengan jalan meningkatkan mutu layanan dan minat peserta didik dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai salah satu pusat sumber belajar, sehingga nantinya civitas akademika dapat berpartisipasi aktif dalam memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan perpustakaan sekolah. Dari situlah muncul pemikiran tentang betapa minimnya sarana prasarana yang terdapat di beberapa perpustakaan madrasah. Selain itu, rata-rata tenaga pustakawan diambil dari tenaga guru atau pendidik di lingkungan madrasah tersebut yang sudah memiliki beban serta tanggung jawab terhadap peserta didik yang harus lebih diutamakan. Hal tersebut yang membuat pengelolaan perpustakaan menjadi kurang profesional. Padahal, kita tahu bahwa Islam merupakan agama yang mengedepankan budaya membaca, hal ini bisa kita buktikan dengan melihat pada firman Allah SWT yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW melalui malaikat Jibril adalah tentang membaca (QS. Al Alaq:1-5). Sedangkan menurut Hendyat Soetopo (1982:173) perpustakaan sekolah adalah “perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah, dimaksudkan untuk menunjang program belajar dan mengajar di lembaga pendidikan formal”. Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan menyebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka (Bambang Hartoyo, 2012). Berdasarkan pengertian-pengertian perpustakaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu institusi yang menyimpan dan mengelola berbagai informasi dalam bentuk apapun untuk menunjang kebutuhan penggunanya. Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan jaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Kemudian, pada pembukaan UUD 1945 juga disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.

Disamping itu, di dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan tepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi. Sehingga perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu sarana untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan merupakan bagian yang vital dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan. Pada dasarnya, tujuan dan fungsi layanan perpustakaan adalah memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi melalui bahan pustaka serta membantu meningkatkan kualitas kehidupannya. Selanjutnya, terkait dengan program literasi yang bersinergi dengan program perpustakaan, terdapat beberapa tahapan yang dapat dilakukan di madrasah , antara lain :

1. Tahapan Pembiasaan, pada tahap ini contoh kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah membaca lima belas menit setiap hari pada jam ke-0 atau waktu lain berdasarkan kesepakatan madrasah, mengelola sudut baca, satu peserta didik satu buku sastra (1 tahun sekali), wajib kunjung perpustakaan madrasah, dan membacakan cerita;

2. Tahap pengembangan, untuk tahap ini contoh kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah mengelola sudut baca, satu jam wajib baca (seminggu sekali), kuis membaca pagi, duta literasi, klub pecinta buku, tantangan membaca, penghargaan membaca, menyusun portofolio membaca, membaca berhadiah buku, dan pos baca;

3. Tahap pembelajaran, sedangkan pada tahap ini kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah mading kelas (terbit seminggu sekali), diorama cerita, piramida cerita, wajib kunjung perpustakaan madrasah serta klub literasi.

Mungkin bagi beberapa kalangan, buku-buku di dalam perpustakaan tidak begitu menarik untuk diminati. Hal tersebut dikarenakan banyak akses yang dapat digunakan dalam mencari pengetahuan, diantaranya menggunakan akses internet seperti googling, e-book dan sebagainya. Akan tetapi, sebagai pendidik kita mungkin melupakan bahwa ada beberapa jenis pola belajar yang diminati berkaitan dengan karakteristik peserta didik. Yaitu visual, audiovisual dan kinestetik. Jika saja kita menghadapi peserta didik dengan tipe visual maka salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah memberikan bahan pustaka yang akan menarik minat mereka. Seperti dikutip dari Child Central, tipe visual bisa menyerap pelajaran lebih baik dengan melihat. Mereka lebih suka melihat atau membaca terlebih dulu sebelum belajar hal-hal baru. Diperkirakan, sebanyak 80% pelajaran bisa dimengerti melalui penglihatannya. Membaca buku dan melihat gambar adalah cara belajar yang paling disukainya (Child Central, 2011).

Selain itu, secara umum tujuan diselenggarakannya perpustakaan madrasah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi diharapkan nantinya dapat membantu peserta didik dan pendidik di dalam menyelesaikan tugas-tugas pada proses belajar mengajar (Wiwin, 2012). Oleh sebab itu, segala bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar. Agar dapat menunjang proses belajar mengajar maka di dalam pengadaan buku sebagai bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum di sekolah/madrasah. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan untuk menyediakan buku-buku yang sesuai dengan selera pembaca, asalkan masih sesuai dengan norma-norma yang berlaku, karena buku juga memiliki fungsi sebagai sarana rekreasi. Selera para pembaca yang dimaksud dalam hal ini adalah selera peserta didik. Adapun tujuan khusus perpustakaan di antaranya adalah mengembangkan minat untuk mencari, mengelola serta memanfaatkan informasi dengan membudayakan kebiasaan membaca dan menulis dalam sektor kehidupan. Disamping itu, perpustakaan juga bertujuan mendidik peserta didik agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan bacaan secara tepat dan berhasil guna, yang nantinya juga menjadi dasar ke arah belajar mandiri untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan (Hendyat Soetopo, 1982:173).

Untuk meningkatkan generasi yang kritis dan cerdas serta literat melalui perpustakaan, penulis menambahkan beberapa saran, di antaranya adalah mengharapkan kepada pemerintah agar lebih meningkatkan peran dan fungsi perpustakaan dengan cara memperbanyak pengadaan buku-buku sebagai sumber yang bermutu dan memadai. Kemudian, diharapkan pula bagi sekolah ataupun madrasah agar memiliki buku-buku sumber dan referensi yang lengkap, ditata secara sistematis dan teratur untuk memudahkan pemustaka (user), serta dilengkapi dengan tenaga perpustakaan (pustakawan) yang benar-benar terdidik, aktif dan kreatif. Sehingga diharapkan dapat memberikan layanan perpustakaan yang memuaskan. Adapun para pustakawan yang belum memiliki kualifikasi seperti tersebut di atas, diharapkan untuk selalu terbuka dan tanggap terhadap perubahan, perkembangan serta kebutuhan perpustakaan. Disamping itu, sebagai pemicu untuk meningkatkan minat pemustaka (user) maka perlu dihimbau kepada pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber ilmu, sumber informasi dan sumber belajar sehingga mutu pendidikan di sekolah makin meningkat. Pada akhirnya, diharapkan perpustakaan-perpustakaan di sekolah dan di madrasah dapat dimanfaatkan secara efektif dan seefisien mungkin, agar semakin tumbuh kesadaran dan minat membaca, serta nantinya akan lebih meningkatkan kecerdasan bangsa Indonesia sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan informatif, bermanfaat. Sukses selalu. Salam literasi

11 Aug
Balas

Terimakasih motivasinya pak... aamiin yra..salam literasi.

12 Aug

Bagus bu tulisannya. Saya sangat menikmati membacanya walaupun panjang.

12 Aug
Balas

Thank you bunda... next time I'll make it shorter...

12 Aug



search

New Post