Selalu ada pro dan kontra jika merujuk pada kata "Guru". Bagi yang pro akan menyebutkan banyak konotasi positif yang menyejukkan hati. Di sisi lain bagi mereka yang memiliki tingkat interaksi yang kurang dengan kesibukan atau kegiatan guru sehari-hari, akan menunjuk pada banyak sebutan yang berkonotasi negatif. Terlepas dari itu semua, kenyataan bahwa guru juga manusia seringkali lepas dari pemikiran masyarakat secara umum.

Tuntutan tupoksi dan dinamika era digital yang wajib diikuti, menjadi penyebab dari munculnya kelemahan-kelemahan pada kinerja guru. Pada akhirnya, di saat tabir kelemahan terekspose munculah netizen yang membuat kesimpulan berdasarkan batasan pemahaman mereka sendiri. Ada baiknya, setiap madrasah menyediakan aktivitas-aktivitas yang bersifat merefresh kejenuhan. Contohnya, di madrasah kami terdapat aktivitas paduan suara guru. Aktivitas yang menuntut adanya interaksi antar guru. Selain bersifat refreshing, memadukan nada personal menjadi sebuah harmoni akan menumbuhkan kedewasaan dalam berinteraksi. Di saat rekan guru mungkin salah nada, yang seharusnya sopran menjadi alto ataupun tenor malah mengikuti suara bass dari rekan di sebelahnya akan menjadikan humor sehat di kalangan kami. Dan ajaibnya, kegiatan latihan paduan suara selalu membuat kami fresh dan ceria.

Paduan suara sendiri merupakan salah satu kegiatan berinteraksi di antara banyak kegiatan lainnya. Ada banyak kisah lucu yang terselip pun juga kebahagiaan saat mencapai prestasi. Tim padura MAN Kota Blitar, yang diberi nama Malintar Teacher Choir pernah menjadi runner up lomba padura tingkat propinsi Jawa Timur di tahun 2017. Selain itu, Malintar Teacher Choir juga tampil pada aktivitas madrasah tertentu seperti upacara peringatan hari Kartini, HUT PGRI dan sebagainya. Semoga ulasan yang sedikit ini bisa memberi warna pada nuansa kehidupan guru Indonesia.