Part 12

Kedua belah mata Melinda bengkak, pengantin baru ini yang menangis dan tertidur masih dengan pakaian pengantin dan riasannya yang tak lagi rapi.

Dia terus saja memandang wajah cantiknya di cermin, tak seorangpun berani datang dan membantunya menukar pakaiannya ataupun menghapus riasan wajahnya

Mereka membiarkan gadis itu menangis sepanjang malam

Ridho, ada apa dengan suaminya itu? Pertanyaan itu belum juga terjawab

Matahari telah masuk ke kamar yang diperuntukkan untuknya dan Ridho, diliriknya jam dinding, jam delapan pagi saat ini, kenapa belum ada berita? Pikirnya

Melinda bangkit dari duduknya di depan cermin dan mulai mengganti pakaian setelah mandi dan memakai riasan tipis di wajahnya.

Tiada seorangpun diluar, sunyi, bertolak belakang dengan keadaan kemaren, yang riuh redah oleh musik tawa dan canda

Dia harus tahu sesuatu, diselusurinya rumah besar dan megah itu, namun tak ditemukannya seseorang yang bisa menjawab tanyanya

Sampai seorang pembantu datang dengan menendarai motor dan parkir di samping dapur

" Pagi uni Upik, baru datang ya?" Sapa Melinda pada perempuan separuh baya itu.

Melinda telah mengenal penghuni rumah ini, saudara bahkan kerabat rumah ini.

" Pagi juga, udah bangun?" Jawabnya ramah

Melinda hanya menjawab dengan senyuman .

" Mama mana ya kok nggak nampak?" 

" Oh, Uni belum pulang sama Uda dari semalam

" Kemana?" Tanya Melinda lagi menyelidik

" Mengurus uda Ridho di kantor polisi

" Oh ya ni, ada kejadian kemaren ya, kok saya ditinggal Ridho, kok ada polisi?" tanya Melinda tak sabaran dan berharap banyak mendapatkan informasi dari pembantu keluarga ini.

"Maaf Melinda, saya tidak tahu banyak, tapi jangan bilang - bilang ya, kalau Melinda tahunya dari saya" pintanya memelas

" Baiklah uni, saya simpan rahasia ini sendiri" ujar Melinda meyakinkan.

" Kemaren Ridho diciduk polisi karena Siska, pacar Ridho, melaporkannya atas khasus perkosaan yang dilakukan Ridho padanya. Dahulu Ridho berjanji akan mempersuntingnya sebagai istri, tetapi nyatanya Ridho menikahi melinda" ujar pembantu itu menjelaskan

Melinda tersenyum pahit, hidup ini panggung sandiwara. Dia berfikir hanya dia yang punya rahasia, ternyata Ridho juga sangat misterius.

Awal kehidupannya terasa menyedihkan, haruskah dia bertahan atau berhenti berjuang?

Keluarga Melinda pun tak ada ketika dia butuh sokongan, semua telah pulang ke kampung, meninggalkan Melinda sendiri dengan keputusannya.

Keluarga Melinda telah senang dan yakin, mereka meninggalkan, menompangkan anak mereka pada orang kaya, mereka pikir  Melinda pasti hidup senang,  atas keputusan keduanya untuk tidak melanjutkan kuliah dan memilih menikah.

Lagi - lagi, masih dalam usia belia namun telah mengambil keputusan sendiri untuk menjalani hidup.

Bersambung ...