ratna surianti. S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
sehari dilembah harau

sehari dilembah harau

1. Menumpang dengan seorang teman

Hari ini begitu cerah, semua peserta MWC begitu semangat untuk pergi jelajah literasi ke objek wisata terdekat dan mendunia, yaitu objek wisata Lembah Harau. Aku keluar dari kamar untuk mencari teman untuk menumpang ke Lembah Harau. Mataku mencari – cari seseorang yang mungkin aku kenal dari 140 peserta Media Guru Writing Camp (MWC) yang dating dari berbagai daerah. Diantaranya payakumbuh, , Jambi, Sinjunjung, solok, Padang, Damasraya, Bukittingi dan daerah – daerah terdekat dengan kota pelaksana, Kabupaten Lima PuluhKota. Pandanganku mendarat pada sosok sihitam manis yang tersenyum padaku sambil menuruni tangga dengan anggunnya

“ Uni Erika” sapaku manja padanya, karena aku dan dia telah lama kenal sebelumnya.

“ Hai say” balasnya penuh keakraban

“ Boleh gabung Ni?” Tanyaku penuh rasa tak berdosa karena aku memang taka da kendaraan untuk pergi jelajah literasi hariini ke Lembah Harau

“ Tunggu ya say. Uni juga baru cari teman yang punya mobil” jawabnya tersenyum sabil melambaikan tangan meninggalkan aku yang masih sibuk mencari referensi pada buku – buku teman yang telah terbit yang terdapat dikoridor Hotel Shago bungsu.

“ Udah ada tompangan” Ratna sapa teman sekamarku yang berasal dari SMP yang berbeda

“Hai Uni Ita”, Belum lagi Uni” jawabku

“Yuk Kita cari teman k eke depan hotel yuk” ajaknya

“ Yuk jawabku sambil mengamit tanggannya menyusuri jalan dengan riang

Dilobby hotel, kembali kutemui uni Etika yang mengajakku untuk bareng dengannya naik mobil seorang temannya yang baru pertama aku kenal Ibuk Ani

2. Dikejar petugas karcis

Duduk desak – desakakan didalam mobil yang dikendarai ibuk Ani seperti sekaleng sarden tidak membuat hati yang penuh rasa gembira menjadi pudar. “Yang penting hatinya lapang maka apapun tidak ada masalah” celetuk seorang teman sambil terus tertawa memecahkan suasana. Walaupun supirnya seorang wanita namun tak kalah dengan supir laki – laki. Menyusuri jalan ke Lembah Harau jalan yang lapang dan lancer membuat kami menjadi mobil pertama yang duluan sampai ke loket penjualan karcis. Merasa kami sudah dibelikan karcis oleh panitia kami menerobos saja penjaga karcis dengan santai. Namun kemudian dari kaca spion mobilny Bu Ani melihat seseorang mengejar mobil yang kami tompangi membuat Ibu Ani meminggirkan mobil yang dia kendarai. Dengan perasaan takut kami jelaskan kepada petugas itu bahwa kami telah dibayarkan oleh panitia MWC. Petugas itu mengerti dengan apa yang kami terangkan dan memutuskan kami melanjutakan perjalanan.

3. Berkumpul di titik kumpul

Pemandangan indah terpampar didepan kami begitu sampai di objek wisata Lembah harau. Kami mengikuti petunjuk dari whatapps grup MWC yang dikirim panitian untuk berkumpul disebuah tempat yang dikhususkan ditengah – tengah area Lembah Harau. Kami berkumpul dan mendengarkan arahan dari panitia untuk mulai membuat literasi mengenai Lembah Harau.

4. Duduk ditepi sungai

Setelah mendapatkan pengarahan aku dan Uni Etika mencari tempat strategis untuk mencari inspirasi. Namun dengan sedikit senyum geli kami berinisiatif untuk menemukannya ditempat lain walaupun ditepi sungai yang kami jadikan tempat merenung cukup indah dengan air sungai mengalir deras mengelilingi sebuah taman yang indah ditengahnya.

“yuk kita ke kampong eropa Uni ajakku

“yuk” balasnya dan kemudian kami memutusksn untuk selfi dulu ke kampong Eropa yang ada di area Lembah Harau yang membuat Dia terkenal pada saat ini.

5. Selsi di kampung Eropa

Memasuki kampong Eropa yang kelihatan dari depan sebuah Mushola, kami membeli dulu karcis yang cukup terjangkau. Jembatan penghubung berwarna cerah itu juga dijadikan oleh pengujung untuk berselfi. Kamipun tak ketinggalan, tak mau kalah dengan anak – anak muda yang saling bercanda menyusuri jembatan merah ke tengha – tengah taman. Banyak tempat berselfi diarea itu yang benar – benar meerupakan ico Negara – Negara di Eropa sana. Kami mulai dari Icon Negara Belanda sampai Negara perancis yang membuat kami kagum, dengan setengah jam berselfi kami telah mengelilingi beberapa Negara diEropa

6. Menunggu seorang teman

Hari semakin sore ketika kami memutuskan untuk sholat dulu disebuah Mushola yang berada tak jauh dari Kampung Eropa. Sambil menunggu seorang teman lagi kami makan kerupuk kuah dan segelas air es. Namun teman yang kami tunggu belum juga muncul walaupun makanan dan minuman yang kami pesan habis. Dengan berat hati kami meninggalakan pesan kepada panitia bahwa kami menitipkan teman kami itu.

7. Terkunci diluar

Matahari telah condong kebarat ketika kami sampai lagi kehotel. Sungguh melelahkan tapi sangat berkesan dengan kenamgan – kenangan indah yang kita ukir sehari dilembah Harau dengan teman lama dan baru penuh kenangan seharian ini. Dengan pedenya aku membuka pintu kamar namun ternyata teman – teman ku yang lain belum kembali ke hotel. Aku dan ibu Ita menunggu sejenak sebelum memutuskan untuk meminta kunci duplikaat ke reseptionis. Kurebahkan tubuhku dikasur yang empuk ini samabil melihat – liihat lagi hasil hunting lokasi dan cepretanku seharian ini diLembah Harau.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post