Hari yang keduaengujungi siswa yang tak mau sekolah lagi. Langsung pagi tadi mendatangi rumahnya bersama wali kelas barunya. Dulu Aku jadi wali kelasnya, dan siswa tersebut tak dapat ditolong saat rapat kenaikan kelas. Akhirnya tinggal kelas. Waktu rapat Aku dan guru BK, mempertahankan siswa ini untuk naik kelas, namun 2 suara terkalahkan dengan sekian banyaknya suara. Dengan berat hati Ku relakan siswa ini tinggal.

Tak sanggup rasanya saat melihat siswa ini ternyata tidak mau lagi sekolah. Kudatangi rumahnya bersama wali kelas barunya. Ku bangunkan dari tidurnya. Menyuruhnya mandi, berpakaian dan mengajaknya ke sekolah. Terlihat terpaksa siswa itu berangkat ke sekolah bersama Ku dan wali kelas barunya. Rumahnya tak jauh dari sekolah. Cukup berjalan kaki 10 menit.

Sampai di sekolah Ku beri uang jajan dan diantar wali kelasnya menuju kelas barunya. Sudah lebih dari 3 hari Alfa dari hari pertama sekolah. Bahagianya saat melihatnya pulang sekolah dengan ceria. Eh... Besoknya entah apa alasannya, siswa itu tak datang sampai beberapa hari. Hari ini kedua Ku kunjungi lagi rumahnya.Kudapati masih tertidur pulas, dibangunkan oleh orang tuanya yang tampak menyerah dengan kemalasan anaknya yang tak mau lagi sekolah. Kami bujuk dan paksa, untuk bangun, mandi dan berseragam sekolah. Lumayan lama kali ini menungguinya hingga siap berangkat bersama Ku, wali kelasnya dan ibunya.Sempat kabur dan kejar-kejaran, dan akhirnya berhasil kami giring ke sekolah. Kami hadapkan ke kepala sekolah, diajak berbincang dan bertukar pikiran. Akhirnya siswa itu memutuskan kukuh dengan pendiriannya untuk pindah sekolah ke sekolah swasta, dengan kondisi ekonomi orang tua yang sudah tak mampu lagi membiayainya ke sekolah swasta itu.

Dilema, yang belum ada solusi terbaik pemecahannya. Kondisi ekonomi yang buruk, ditambah ibu yang selama ini jadi tulang punggung keluarga sakit-sakitaan, ayah yang berpenghasilan oas-pasan untuk sekedar makan, rumah kontrakqn kecil yang kumuh menambah berat permasalahan .