Refifah Lely

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

TUGAS INDIVIDU Prof. Dr. Slameto PERANAN BIMBINGAN KONSELING DALAM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH SMK ALMUSYAFFA' KENDAL

PERANAN BIMBINGAN KONSELING DALAM PENDIDIKAN KARAKTER

DI SEKOLAH

(Best practice di SMK ALMUSYAFFA’ KENDAL)

NAMA : Refifah Lely Damayanti, S. Pd

NMP : 17.61.2160

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Slameto.

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER SAINS

STIEPARI SEMARANG 2017/2018

Abstraks

Bimbingan konseling merupakan suatu profesi yang diharapkan dapat membantu dan mendukung mengembangkan seluruh kemampuan siswa sesuai dengan potensinyamelalui layanan bimbingan dan konseling yang bersifat psiko- pedagogis. Dalamaspek pendidikan karakter, semua yang dilakukan konselor sebenarnya berada padaranah afektif dan psikomotorik, dan bersentuhan dengan pendidikan karakter tersebut.Namun, peningkatan layanan bimbingan konseling yang ikut mensukseskan programpendidikan karakter harus dilaksanakan.Dengan demikian, layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah satubentuk kegiatan pendidikan untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sistem pendidikan Indonesia, dan ditegaskan dalam rambu -rambupenyelenggaraan Bimbingan dan konseling di Indonesia (Diknas, 2008), layananbimbingan dan konseling merupakan bagian tidak terpisahkan dari s istempendidikan nasional. Bimbingan konseling, bahkan secara formal masuk dalamsistem pendidikan nasional mulai tahun 1975, yaitu pada saat diberlakukannyakurikulum 1975.Bimbingan konseling merupakan suatu profesi yang diharapkanakan dapat membantu dan mendukung mengembangkan seluruh kemampuansiswa sesuai dengan potensinya melalui layanan bimbingan dan konseling yangbersifat psiko -pedagogis. Dengan demikian, layanan bimbingan dan konseling disekolah merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan untuk pencapaiantujuan pendidikan.

Dalam pelaksanaan tugas, bimbingan dan konseling masih banyakmengalami gangguan dan hambatan, mulai dari jumlah tenaga yang terbatas sehingga semua orang “merasa” diperbolehkan melaksanakan tugas tersebut sampai dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang belum optimal. Akibatnya, konselor (guru pembimbing) masih atau seringdipersepsikan secara negatif . Konselor sebagai polisi sekolah, guru pembimbingmenakutkan, guru pembimbing hanya menangani anak bermasalah. Dalam kondisi keterbatasan tersebut, konselor juga harus ikut mengambil bagian dalampendidikan karakter yang saat ini menjadi perhatian dan masuk dalam komponen pembelajaran. Konselor sebagai bagian tidak terpisahkan dari pendidikannasional harus mengambil salah satu peran mensukseskan tugas tersebut. Namun,berbagai kondisi tersebut diatas, dapat menghambat tugas secara umum layananbimbingan dan konseling dengan baik dan komprehensif.

Penyelenggaraan pendidikan karakter memerlukan pendekatan personal,baik dalam arti guru pembimbing harus kompeten dan layak untuk dicontoh, disamping itu juga pada umumnya para siswa akan respek‟ kepada mereka yang memiliki kedekatan secara pribadi sehingga memudahkan terjadinya penyampaian pesan -pesan atau informasi tentang pendidikan karakter. Menurut Mendiknas (2011) “Karena pendidikan adalah daya upaya untuk memajukanbertumbuhnya budi pekerti sebagai kekuatan batin dan karakt`er,pikiran dan tubuh anak. Dan bagian ini tidak boleh dipisahkan untuk memajukan kesempurnaan hidup”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut.

1.Bagaimana Manajemen bimbingan konseling di SMK AL MUSYAFFA’ KENDAL?

2.Bagaiman peranan bimbingan konseling dalam pembinaan di sekolah?

1.3 Tujuan

Ada beberapa tujuan untuk mengatasi kesulitan belajar sebagai berikut:

1.Untuk mendiskripsika Manajemen bimbingan konseling di SMK AL MUSYAFFA’ KENDAL

2. Untuk mendiskripsikan peranan bimbingan konseling dalam pembinaan disekolah

1.4 Manfaat

Manfaat penulisan yang hendak dicapai, adalah :

1.4.1 Manfaat Teoretis

Untuk memberikan sumbangan pikiran terhadap pengembangan ilmu pendidikan, terutama Manajemen BK di SMK AL MUSYAFFA’ KENDAL.

1.4.2 Manfaat Praktis

Sebagai bahan informasi atau masukan kepada pengelola Manajemen BK di SMK ALMUSYAFFA’ KENDAL dalam rangka meningkatkan kulitas bimbingan konseling.

BAB II

METODE PEMECAHAN MASALAH

(BEST PRACTICE)

2.1 Setting Penelitian

Penelitian best practice ini dilakukan di SMK ALMUSYAFFA’ KENDAL yang terletak Jl. kampir RT 01/05 desa sudipayung kec. Ngampel.

2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru BK, Wali kelas, Pembantu pimpinandan Kepala SMK ALMUSYAFFA’ KENDAL

2.3 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen bimbingan konseling,program BK, observasi dan wawancara.

2.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Best Practic.

Best Practic adalah suatu ide atau gagasan mengenai suatu teknik,metode, proses, aktivitas, insentip atau penghargaan [reward] yang lebih efektifdalam mencapai keberhasilan yang luar biasa di bandingkan dengan tehnik,metode, proses lain. Ide atau gagasan yang dengan pengawasan, dan pengujian yang sesuai, dapat memberikan hasil yang diharapkan dengan lebih sedikitpermasalahan dan komplikasi yang tidak terduga.

Best Practice dapat juga didefinisikan sebagai cara yang paling efisien [memerlukan usaha minimum] dan paling efektif [menghasilkan hasil terbaik] untuk menyelesaikan suatutugas/pekerjaan, berdasarkan prosedur yang berulang-ulang [disampaikan diberbagai tempat] dengan memberikan bukti nyata yang dapat mengubahperilaku sejumlah orang.Meskipun kebutuhan akan peningkatan terus berproses sejalan denganperubahan waktu dan perkembangan berbagai hal, best practic dipertimbangkanoleh beberapa orang sebagai konsep istimewa yang biasa digunakan untukmenggambarkan proses perkembangan dan mengikuti tata cara standar yangtelah ditetapkan dalam melakukan berbagai hal yang dapat digunakan olehberbagai organisasi untuk kepentingan menajemen, kebijakan dan terutamasistem pembinaan.

2.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup best practis mencakup pelaksanann tugas yang dilakukanoleh kepala sekolah/pengawas sekolah dalam mengelola sekolah MGMP, yangmencakup keterlaksanaan 8 Standar Nasional Pendidikan, yaitu:

1.Keberhasilan pelaksanaan Standar Isi

2.Keberhasilan pelaksanaan Standar Kelulusan

3.Keberhasilan pelaksanaan Standar Proses

4.Keberhasilan pelaksanaan Standar Tenaga Pendidik/TenagaKependidikan

5.Keberhasilan pelaksanaan Standar Sarana/Prasarana

6.Keberhasilan pelaksanaan Standar Pengelolaan Sekolah

7.Keberhasilan pelaksanaan Standar Pembiayaan

8.Keberhasilan pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan

2.5 Ciri-Ciri Best Practice:

Ciri-ciri best practice adalah sebagai berikut.

1. pengembangan praktik pembelajaran/pengelolaan pendidikan;

2. didiseminasikan di berbagai tempat secara berulang-ulang;

3. peningkatan kualitas pendidikan;

4. meingkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah, dan pengawas dalampengelolaan pendidikan;

5. mengubah hambatan dan ancaman menjadi kekuatan dan peluang untukberinovasi secara kreatif;

6. menghasilkan output yang lebih bermanfaat bagi semua pihak (siswa, guru,kepala sekolah, pengawas, orang tua, komite, dan masyarakat padaumumnya);

7. terkendali, kejelasan program baik jangka pendek, menengah, maupunpanjang;

8. berdasarkan temuan masalah nyata yang terjadi di lapangan;

9. dapat dilakukan dalam berbagai bentuk (bimbingan dan konseling, supervisiklinis, supervisi manajerial, kunjungan kelas, lesson studi, dll);

10. mengacu pada program sekolah untuk mencapai tujuan yang dicanangkan;

11. adanya pengakuan bahwa keberhasilan tersebut bisa ditiru, diadopsi olehorang lain;

12. meningkatkan kualitas, mudah, murah, bisa dilaksanakan, memotivasi,memberikan hasil yang bermanfaat, dan berkelanjutan.

2.6 Strategi Best Practice

Keunggulan organisasi yang terpelihara secara terus menerusmenurut LANCE A. BERGER dan DOROTHI R. BERGER yakni melaluitiga strategi pengelolaan SDM [Sumber Daya Manusia]. Ketiga strategitersebut adalah;

1.Mengidentifikasi, menyeleksi, dan mengembangkan super keeperpersonal yang mampu mengembangkan kinerja unggul, yang memberiinspirasi kepada personal lainnya untuk menghasilkan kinerja unggul juga

2.Mendapatkan, mengembangkan dan menempatkan personal yangberkualifikasi tinggi pada posisi kunci. Posisi kunci ini sangat pentinguntuk kelangsungan suatu organisasi, tidak boleh. kosong pada waktuyang lama dan tidak boleh di isi oleh personal yang tidak berkualifikasi.

3. Mengalokasikan sumber daya [balas jasa, pelatihan dll. kepada parapersonal berdasarkan realisasi/potensi kontribusi pada keunggulanorganisasi. Dengan demikian investasi kepada para personal berdasarkan urutan kontribusinya dilakukan mulai dari Superkeeper, berikutnya keeper, lalu Solid Citizen dan terakhir Misfit. Untuk mengoptimalkan kemampuan dalam mencapai keunggulan yanglanggeng, organisasi harus memiliki manajemen talenta yang proaktif dan memiliki cara yang sistematik untuk melakukan aktifitas-aktivitastersebut.Dalam kontek pendidikan strategi yang terkait dengan best practice adalah ;

a.Mengidentifikasi permaslahan-permasalahan yang ada (needassesment) di MGMP dan sekolah yang diampu.

b.Menyeleksi dan mengembangkan guru inti (personal yang mampumengembangkan kinerja unggul, yang memberi inspirasi kepadapersonal lainnya untuk menghasilkan kinerja unggul juga) yangberperan sebagai motor dalam MGMP dan sekolah yang diampu.

c.Menempatkan guru inti (personal yang berkualifikasi tinggi) padaposisi kunci. Posisi kunci ini sangat penting untuk keberlangsunganMGMP/sekolah, sehingga tidak boleh kosong pada waktu yang lamadan tidak juga diisi oleh guru yang tidak berkualifikasi.

d. Mengalokasikan sumber daya melalui seminar, In House Tarining(IHT) dan workshop kepada para guru inti serta guru lainnyaberdasarkan realisasi/potensi/kontribusi sebagai inpestasi refitalisasigugus.

e.Pembimbingan (coathcing) untuk mempertahankan kinerja guru diMGMP/sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yangakan berdampak pada out put siswa.

f.Menjalin kemitraan (partnership) dalam melaksanakan kegiatan antarMGMP/sekolah dalam satu gugus dan antar gugus dengan pemangkupemberi kebijakan supaya terjadi legalitas yang diharafkan.

g.Berkelanjutan (sustainability), harus membawa perubahan dasardiwilayah permasalahan antara lain ; legalitas, kebijakan dan sosialyang memiliki potensi reflikasi, kerangka institusional, efisien,transparan dan sistem manajemen yang akuntabel serta dapatmembuat lebih efektif terhadap pengembangan SDM dalamMGMP/sekolah.

h.Kepemimpinan dan pemberdayaan masyarakat (leadership andcommunity emprovemant)

1) Kepeminpinan yang mempunyai inspirasi untuk terjadinya tindakan dan perubahan

2) Sebagai pemberdaya masyarakat MGMP

3) Dapat mempertanggungjawabkan terhadap peningkatan mutu

4) Dapat mentransfer perkembangan pengetahuan lebih lanjut danreflikasi

5) Tepat bagi kondisi dan situasi sekolah sesuai dengan tingkatan

6) Pihak lain dapat belajar dari inisiatif serta carayang digunakanuntuk membagi dan mentransfer pengetahuan juga keterampilansehingga dapat dipelajari dan diterapkan.

7)Meningkatkan perhatian kinerja para guru di MGMP denganketerlibatan langsung agar berkesinambungan untuk mencapaisasaran-sasaran yang diharafkan keberhasilannya.

8)Mengubah pola pikir/cara pandang (main set) dalam menerimasegala bentuk perubahan yang terjadi.

9)Memberikan penghargaan (reward) bagi guru yang berkompeten,mempunyai komitmen dan tingkat konsisten yang tinggi, sertapenuh akuntabilitas dalam melaksanakan tugas, juga memberipanishment bagi guru yang tidak kompeten, tidak mempunyaikomitmen, tingkat konsistensinya rendah, dan tidakakuntabilitas.

10) Senantiasa memperhatikan kesejahteraan personal (guru)Model pendekatan yang disampaikan disini disebut BEST PRACTIC‟ [ praktek terbaik ] yang dikemukakan oleh Boven

dan Morohashi [2002 ] dalam PANDUAN PENULISAN BEST PRACTICE. Menurutnya praktek terbaik merupakan suatuide/langkah-langkah baru yang memberikan kontribusi luarbiasa, berkesinambungan, dan inovatif dalam memperbaikiterhadap pengembangan proses dan kualitas sekolah. Dengandemi

kian ‟‟Praktek Terbaik„‟ juga merupakan refleksi akumulasi

tingkat kompetensi tenaga kependidikan, dalam merespontuntutan perubahan lingkungan dan dinamika permasalahan yangdihadapi sekolah di abad globalisasi ini.

BAB III

HASIL BEST PRACTICE BIMBINGAN KONSELING DI SMK ALMUSYAFFA’ KENDAL

3.1 Visi, Misi, dan Tujuan Bimbingan Konseling SMK ALMUSYAFFA’ KENDAL

1.Visi BK

Terwujudnya perkembangan dari dan kemandirian secara optimaldengan hakekat kemanusiaan sebagai hamba Tuhan YME, sebagai makhlukindividu, dan makhluk social dalam berhubungan dengan manusia dan alamsemesta.

2.Misi BK

a.Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan

b.Pemahamn perkembangan diri dan lingkungannya

c.Pengarahan diri ke arah dimensi spiritual

d.Pengambilan keputusan berdsarkan IQ, EQ, dan SQ

e.Pengaktualisasian diri secara optimal.

3.Tujuan Bimbingan Dan Konseling

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada uraian terdahulu, bahwabimbingan dan konseling menempati bidang layanan pribadi dalam keseluruhproses dan kegiatan pendidikan. Menurut Dewa Ketut Sukardi, (2005:27-28).Tujuan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:

a.Tujuan Umum

Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu terwujudnya manusia Indonesiaseutuhnya yang cerdas, yang beriman, yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan danketerampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantapdan mandiri, serta rasa bertanggung jawab kemasyarakatan dankebangsaan.

b.Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari layanan bimbingan dan konseling bertujuanuntuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembanganmeliputi aspek pribadi-sosial, belajar dan karir. Bimbingan pribadi sosialdimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang bertakwa, mandiri, danbertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapaitujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karirdimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.

3.2 Program BK SMK ALMUSYAFFA’ KENDAL

3.2.1 Rencana Kegiatan

Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada programtahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan sertam

ingguan.

1.Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan jabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN danSATKUNG yang masing-masing memuat:

a.Sasaran layanan/kegiatan pendukung

b.Substansi layanan/kegiatan pendukung

c.Jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu yang digunakan

d.Pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang terlibat

e.Waktu dan tempat

2.Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatandi dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas pesertadidik yang menjadi tanggung jawab konselor (guru BK).

3.Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konselingberbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.

4.Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satuminggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor (guruBK) di sekolah.

3.2.2 Personel dan Organisasi Kegiatan

Personil yang terlibat dan atau diberi tugas dalam menanganiKegiatan Bimbingan dan Konseling di SMK ALMUSYAFFA’ KENDAL adalah sebagai berikut

Kepala Sekolah / Penanggung jawab BK : M. ALI AS’AD, S.Pd

Guru Bimbingan dan Konseling/ Konselor :

1.Kelas X : Anis Ayu N., S.Pd.

2.Kelas XI : Puji Romdonah, S.Pd.

3.Kelas XII : Mustaqfirin, S.Pd.

Di samping itu ditambah sebanyak 17 orang wali kelas.

Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling meliputi segenapunsur dengan organigram sebagai berikut :

SISWA

Guru Pembimbing

Tata Laksana

Komite sekolah

Tenaga Ahli

Instansi Lain

Kepala sekolah

Wali Kelas

GMP

Keterangan :

a.Kepala Sekolah adalah penanggung jawab pelaksanaan teknis Bimbingandan Konseling

b.Koordinator BK/Guru Pembimbing adalah pelaksana utama yangmengoordinasi semua kegiatan yang terkait dalam pelaksanaanBimbingan dan Konseling di sekolah

c.Guru Mata Pelajaran/Pelatih adalah pelaksana pengajar dan pelatihanserta bertanggung jawab memberikan informasi siswa untuk kepentinganBimbingan dan Konseling

d.Wali Kelas/Guru Pembina adalah guru yang diberi tugas khusus disamping mengajar untuk mengelola satu kelas siswa tertentu danbertanggung jawab membantu kegiatan Bimbingan dan Konseling disekolah

e.Siswa adalah peserta didik yang berhak menerima pengajaran, latihan,dan pelayanan Bimbingan dan Konseling

f.Tatalaksana adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraanadministrasi, ketatalaksanaan sekolah, dan pelaksanaan administrasiBimbingan dan Konseling

g.Komite Sekolah adalah organisasi di sekolah yang bersangkutan yangberkewajiban membantu menyelengarakan pendidikan termasukpelaksanaan Bimbingan dan Konseling

3.3 Peran Konselor Dalam Pendidikan Karakter di SMK ALMUSYAFFA’ KENDAL

Pendidikan karakter merupakan tugas bersama dalam mencapaipeningkatan capaian karakter. Dua indicator pencapaian karakter, yaitu padalevel individu siswa dan institusi pendidikan. Keberhasilan program pendidikankarakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh siswa sebagaimanatercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan, yang antara lain meliputi sebagaiberikut:

1.Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembanganremaja

2.Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;Menunjukkan sikap percayadiri.

3.Mematuhi aturan -aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebihluas;

4.Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosialekonomi dalam lingkup nasional

5.Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber -sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif

6.Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, daninovatif;Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai denganpotensi yang dimilikinya

7.Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalamkehidupan sehari-hari

8.Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;Memanfaatkan lingkungan secarabertanggung jawab

9.Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negarakesatu an Republik Indonesia

10. Menghargai karya seni dan budaya nasional;Menghargai tugas pekerjaan danmemiliki kemampuan untuk berkarya

11.Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktuluang dengan baik

12.Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun

13.Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan dimasyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat

14.Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana

15.Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulisdalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana

Di SMK ALMUSYAFFA’ KENDAL, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalahterbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol -simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakatsekitar sekolah harus berlandaskan nilai -nilai tersebut. Di dalam rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal (Depdiknas, 2007) dijelaskan bahwa pelayanan ahli bimbingan dan konseling yandiampu oleh konselor sekolah berada dalam konteks tugas “kawasan pelayanan yang bertujuan memandirikan siswa (individu) dalam memandu perjalanan hidupmereka melalui pengambilan keputusan, memilih, meraih serta mempertahankankarir.

Terkait dengan kegiatan pendidikan karakter di sekolah, konselor sekolah Di SMK ALMUSYAFFA’ KENDAL memfasilitasi pengembangan dan penumbuhan karakterserta tanpa mengabaikan penguasaan hard skills lebih lanjut yang diperlukandalam perjalanan hidup serta dalam mempersiapkan karier. Oleh karena itu,konselor Sekolah merancangkan dalam program kegiatannya untuk secara aktifberpartisipasi dalam pengembangan dan penumbuhan karakter pada siswa.Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara mandiri yang terancang dalam programbimbingan dan konseling, dan juga bersama-sama dengan pendidik lain (gurubidang studi misalnya) yang terancang dalam program sekolah yang dilakukansecara sinergis dari beberapa pihak. Berkaitan dengan bentuk kegiatan tersebut,layanan konseling dapat bersifat preventif, kuratif, preservative ataupengembangan.

ERIC Resource Center (www.eric.ed.gov ) menjelaskan bahwa jikapendidikan karakter diselenggarakan di sekolah, maka konselor sekolah akanmenjadi pioner dan sekaligus koordinator program tersebut. Hal itu karena konselor sekolah yang memang secara khusus memiliki tugas untuk membantusiswa mengembangkan kepedulian sosial dan masalah-masalah kesehatan mental,dengan demikian konselor sekolah harus sangat akrab dengan programpendidikan karakter. Pentingnya peran konselor sekolah dalam pendidikankarakter, American School Counselor Association (ASCA) menyatakan:

“Professional school counselors need to take an active role in initiating,

facilitating and promoting character education programs in the schoolcurriculum. The professional school counselor, as apart of the schoolcommunity and as a highly resourceful person, takes an active role byworking cooperatively with the teachers and administration in providingcharacter education in the schools as an integral part of the school

curriculum and activities” (ASCA, 1998).”

Hal tersebut senada dengan konselor Di SMK ALMUSYAFFA’ KENDAL yang senantiasa memahami dan menyadari salah satu tugas pokoknya. Hal itu tidak bisadihindarkan karena hasil penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya program bimbingan dan konseling di sekolah pada dasarnya juga sudah mengakomodasimateri tugas tersebut (Ryan, & Bohlin, 2000). Namun demikian, ada beberapa pendapat menyatakan sebaliknya konselor sekolah hendaknya menjauhi pendidikan karakter karena terasa bertentangan dengan kebebasan akademis, ataubahkan menyalahi atau menyangkut keyakinan pribadi atau melanggar hak dan perilaku pribadi. Konselor sekolah perlu memahami bahwa semua bentuk pendidikan pasti berisi materi yang mengajarkan nilai -nilai kebaikan,kemanusiaan, dan kehidupan yang pada hakekatnya itu semua adalah pendidikankarakter.Semakin meningkatnya urgensi pendidikan karakter, maka konselor sekolah perlu memahami tentang cara menggabungkan pendidikan karakter dalamprogram bimbingan dan konseling. Jenis materi yang dilaksanakan di Di SMK ALMUSYAFFA’ KENDAL sebagai berikut:

1.Tanggung Jawab (Responsibility). Maksudnya mampu mempertanggung jawabkan. Memiliki perasaan untuk memenuhi tugas dengan dapatdipercaya,mandiri dan berkomitmen.

2.Ketekunan (Perseverance) Kemampuan mencapai sesuatu dengan menentukan

3. nilai-nilai obyektif disertai kesabaran dan keberanian di saat menghadapikegagalan.

4.Keperdulian (Caring). Kemampuan menunjukkan pemahaman terhadap oranglain dengan memperlakukannya secara baik, dengan belas kasih, bersikapdermawan, dan dengan semangat memaafkan .

5.Disiplin (Sef-Discipline) Kemampuan menunjukkan hal yang terbaik dalamsegala situasi melalui pengontrolan emosi, kata -kata, dorongan, keinginan,dan tindakan.

6.Kewarganegaraan (Citizenship) Kemampuan untuk mematuhi hukum danterlibat dalam pelayanan kepada sekolah, masyarakat dan negara.

7.Kejujuran (Honesty) Kemampuan menyampaikan kebenaran, mengakuikesalahan, dapat dipercaya, dan bertindak secara terhormat.

8.Keberanian (Courage) Bertindak secara benar pada saat menghadapi kesulitandan mengikuti hati nurani dari pada pendapat orang banyak.

9. Keadilan (Fairness) Melaksanakan keadilan sosial, ke-wajaran dan persamaan.

10.Bekerja sama dengan orang lain. Memahami keunikan dan nilai-nilai darisetiapIndividu di dalam masyarakat.

11.Rasa Hormat (Respect) Menunjukkan rasa hormat yang tinggi ataskewibawaan orang lain, diri sendiri, dan negara. Ancaman kepada orang lainditerima sebagai ancaman juga kepada diri sendiri. Memahami bahwa semuaorang memiliki nilai – nilai kemanusiaan yang sama.

12.Integritas (Integrity) Suatu ketegasan di dalam mentaati suatu nilai-nilaimoral, sehingga menjadi jujur, dapat dipercaya, dan penuh kehormatan.

Pertimbangan bahwa konselor sekolah harus berperan dalam pendidikankarakter diantaranya adalah bahwa Konselor Sekolah sebagai pendidik , Ini adalahtugas dan fungsi dasar dari setiap pendidik di Di SMK ALMUSYAFFA’ KENDAL Konselor merupakan salah satu jenis tenaga pendidik, sementara itu salah satu fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan watak dan karakter bangsa.Sementara itu, konselor adalah merupakan salah satu pendidik yang telah diakuisebagai tenaga kependidik an. Oleh karena itu, konselor sekolah sebagairepresentasi pendidik jelas memiliki rasional yang kuat untuk menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa. Artinya, di pundak konselor sekolah pendidikanKarakter telah menjadi salah satu tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling. Bentuk pelaksanaan haltersebut dapat secara langsung maupun tidaklangsung. Secara langsung, konselorsekolah harus merancangkan pelaksanaan pendidikan karakter dalam program kegiatannya. Melalui program yang sudah dirancangkan dapat disusun berbagai macam kegiatan untuk menyampaikan pesan-pesan pengembangan karakter siswa.Oleh karena itu, konselor di SMK ALMUSYAFFA’ KENDAL memahami bagaimana caranya memilih, menyampaikan, dan memfasilitasi program pendidikan karakter. Secara tidak langsung konselor sekolah dapat menyampaikan nilai -nilai pendidikan karakter setiap ada ke sempatan untuk menyampaikannya, artinya konselorsekolah harus menyelenggarkan di manapun dan kapanpun melaksanakantugasnya secara sadar atau ingat bahwa dirinya memiliki kewajiban untuk melaksanakan pendidikan karakter dengan cara menyelipkan (terintegrasi) dalam menunaikan tugasnya.

BAB III

PENUTUP

Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam dunia pendidikan, Konselorsekolah memiliki tugas yang sangat dekat dan erat dengan misi pendidikan karakter.Kedekatan dan keeratan kewajiban konselor sekolah terhadap pendidikan karakterterlihat secara jelas dari bidang gerak bimbingan dan konseling yang berimplikasibahwa konsel or sekolah secara substantif dan fungsional memiliki tugas yang tidakterelakkan.Konselor sekolah di Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsungberkewajiban menyelenggarakan program pelayanan bimbingan dan konseling yangbernuansa nilai-nilai pendidikan karakter. Konselor harus menyiapkan diri untukmelakukan koordinasi dan sinkronisasi sebangai bentuk sinergi pelaksanaanpendidikan karakter. Konselor hendaknya mengembangkan nilai -nilai pendidikankarakter melalui kegiatan konseling yang dilakukannya.

DAFTAR PUSTAKA

American School Counseling Association. 1998. American School Counseling

Association‟s Position Statement on Character Education.http:

- //www.schoolcounselor.org/content.cfm?L1=1000&L2=7Depdiknas.(2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik IndonesiaNomor 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi Akademik DanKompetensi Konselor. Jakarta: Depdiknas.Depdiknas.(2007).Rambu-Rambu Penyelenggaraan Pendidikan Profesional Konselor.Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.ERIC Resource Center ED475389 2003 -06-00 Character Education: What CounselorEducators Need To Know. ERIC/CASS Digest. www.eric.ed.gov.Sofyan S. Willis. 2008.

“Guru BK tak Perlu Beri Solusi”

.http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/042006/07/0702.htm, diakses pada 23 juni 2014Wangid.2010.

Peran Konselor Sekolah Dalam Pendidikan Karakter . UNY

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post