Refnil Yetti

nama saya Refnil yetti yang lahir 3 Maret 1972 anak ketiga dari 5 bersaudara dari pasangan Pak Syarkawi dan ibu Nurhida (almh) saya memiliki kakak laki dan pere...

Selengkapnya
Navigasi Web

Guru, Karyamu di Hatimu

GURU, KARYAMU DI HATIMU

Penulis : Refnil Yetti, M. Pd.

Seperti kata pepatah ‘dimana ada kemauan disitu ada jalan’. Disaat Pandemi yang melanda Dunia dan termasuk Indonesia perubahan disegenap tatanan kehidupan tak bisa terelakkan. Semua sektor kehidupan mengalami perubahan baik dari segi metode, strategi, ataupun waktu harus disesuaikan dengan keadaan yang ada. Bagi guru Siap atau tidak kita akan berada dalam perubahan itu, cuman bagi yang masih belum memahami perubahan itu tentu akan memunculkan persoalan baru lagi.

Dalam proses pembelajaran sebelum pandemi kalau kita bandingkan dengan pembelajaran masa pandemi yang dominan berlangsung secara online memiliki banyak perubahan. diantara perubahan yang terjadi dalam pembelajaran:

1. Perubahan dalam kegiatan pembelajaran, biasanya kita langsung berhadapan dengan siswa sekarang harus bertatap maya, atau hanya melihat kehadiran siswa dalam goresan kata hadir.

2. Perubahan dalam melihat aktifitas sswa dalam belajar,biasanya kita dapat memastikan siswanya belajar atau tidak, tapi sekarang hanya dengan melihat video siswa on atau tidak.

3. Perubahan dalam memberikan nilai kepada siswa, biasanya kita dapat mengukur ketercapaian materi yang dipelajari langsung diakhir pertemuan tapi sekarang sulit untuk mengukur ketercapaian materi atau pembentukan karakter dari proses pembelajaran.

4. Perubahan pada siswa, sebelumnya siswa tidak diizinkan membuka HP ketika belajar, sekarang Hp dijadikan media untuk belajar, karakter kejujuran dan kedisiplinan sangat dituntut.

5. Perubahan dalam persiapan guru merancang perangkat dan pengalaman belajar untuk siswanya.

Masih banyak perubahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada saat pandemi covid_19 kalau disandingkan dengan pembelajaran sebelum covid. Pertanyaan sekarang mampukah para guru menyesuaikan tuntutan perubahan itu dengan segala keterbatasan yang dimiliki guru.

Kalau kita melihat kembali bagaimana kegigihan perjuangan Bapak Pendidikan kita Bapak Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan, yang salah satunya adalah keberanian melakukan perubahan. Dari sejarah kita mendapatkan bagaimana perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam membawa perubahan di Indonesia dengan membagikan pengalamannya selama menuntut ilmu di negeri Belanda.

Guru sebagai komponen yang tak dapat digantikan dalam kegiatan pembelajaran maka seyokyanyalah untuk memahami perubahan dan berani melakukan perubahan dalam rangka menghantarkan anak didik menjadi generasi sesuai tuntutan Undang-undang dasar 1945.

Pada empat pokok kebijakan kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang tertuang dalam paparan Mendikbud pada pertemuan dengan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten, Kepala sekolah se Indonesia pada tanggal 11 Desember di Jakarta kita dapat melihat dari poin ketiga yaitu: ‘Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut Pak Nadiem Makarim RPP cukup dibuat satu halaman saja, melalui penyederhanaan administrasi ini diharapkan waktu guru dalam pembuatan Administrasi dialihkan untuk kegiatan belajar dan peningkatan Kompetensi jadi jelas bagi kita bahwa penyederhanaan RPP bertujuan adalah memberikan waktu dan ruang bagi guru untuk belajar, berkarya dan pada akhir memiliki kompetensi yang utuh sebagai guru yang professional yang siap untuk memotivasi siswa-siswanya untu menjadi yang terbaik. Guru diharapkan untuk dapat selalu menambah ilmu pengetahuannya dan meningkatkan kompetensinya karena faktor guru dalam mencerdaskan generasi muda sangat dimenentukan, dan tak kan tergantikan.

Untuk memanfaat waktu dan kesempatan yang diberikan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan kepada Para Guru dapat diisi program-program yang sudah disediakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , PPPPTK, Media Guru dan lembaga lembaga Pendidikan yang menginginkan kemajuan dunia pendidikan di Negara kita, yaitu melaui pelatihan-pelatihan workshop, Bimtek dan Diklat yang sudah diprogramkan oleh Departemen dan lembaga tersebut. Terlaksana kegiatan belajar, berkarya dan peningkatan kompetensi guru semuanya berpulang kepada guru itu sendiri jika dia bekerja dengan hati, merasa bertanggungjawab terhadap kemajuan dan kemunduran pendidikan, serta menganggap semua anak didik adalah anak kandungnya sendiri yang dipersiapkannya untuk menjadi yang terbaik tentu waktu dan kesempatan itu tidaka akan terbuang dengan percuma. Cepat atau lambat guru akan membuktikan karyanya untuk sebuah kemajuan pendidikan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post