Refnil Yetti

nama saya Refnil yetti yang lahir 3 Maret 1972 anak ketiga dari 5 bersaudara dari pasangan Pak Syarkawi dan ibu Nurhida (almh) saya memiliki kakak laki dan pere...

Selengkapnya
Navigasi Web

SETAHUN SUDAH BERLALU

Tiada teraasa waktu begitu cepat berlalu, baru kemaren rasanya kepergian orang yang sudah membesarkan kami, orng yang tk pernah mengeluh tentang susah hidup, yang tak pernah bosan ketika dimintai uang, orang yang tak pernah merasa dibebani oleh anak-anaknya, selalu mensuport untuk jadi yang terbaik, itulah papa.

Kami sangat menyadari betapa Papa (kami memanggil dengan apa) dan Ibu yng selalu berjuang untuk kami supaya kami dapat hidup seperti orang lain begitu dulu yang kami dengar dari Apa dan Ibu. Apa dan Ibu kami bukan lah pegawai kantoran yang gajiny sudah tertulis, dan ada tanggal untuk pencaiaran, tapi mereka berdua adalah pedagang yang belum tentu hari ini dapat berapa esok dapat berapa. Namun Apa dan Ibu adalah orang yang punya kemauan dan ikhtiar , berusaha untuk anak-anaknya bisa sekolah lebih tinggi.

Waktu kami masih kecil-kecil Apa dulu berjualan kain dari pasar ke pasar, sedangkan ibu menunggu warung makanan diwarung, yang ditempat kami namanya Pajak, kemudian apa jatuh beberapa kali sewaktu berjualan kepasar-pasar , sehingga tidak memungkinkan lagi untuk berjualan kepasar-pasar, apa akhirnya mengembangkan warung/pajak. Alhamdulillah atas izin Allah, pajak Apa berkembang pesat, dan kami kakak beradik sangat terpenuhi kebutuhannya.

Waktu terus berlalu kami semakin beranjak besar dan tentunya sekolahnya juga semakin naik. kami berllima sudah sekolah semua, kakakku yang no 1 sudah memasuki perguruan tinggi, kakakku yang no 2 SMA aku juga SMA adikku ada ang di SMP dan SD, kebutuhan biaya sekolah kami semakin besar sehingga Pajak apa tak mampu lagi membiayai kami, sehingga keadaan ekonomi kami semakin hari semakin sulit dan terpuruk, banyak saudara yang menyalahkan Apa dan Ibu yang terlalu berani menyekolahkan anaknya ke Perguruan tinggi, tapi Apa dan Ibu tak pernah menyerah, dan selalu memotivasi kami untuk tetap bersekolah,

Ada satu yang tak pernah aku lupakan, pada saat itu keadaan ekonomi kami sangat buruk sekali, pajak apa sudah tidak ada lagi isnya, sedangkan ibu untuk membantu Apa pergi membantu saudara yang berjualan , aku tau Apa nggk punya uang, namun aku harus menyampaikan bahwa beberapa hari lagi aku harus melunasi uang sekolah, aku terpaksa harus ngomong sama Apa, 'Pa, kataku sebentar lagi kita harus bayar uang sekolah, sebenarnya tidak tega untuk menyampikn sama Apa karena belum lama Apa juga baru membaar uang SPP kakakku, tapi gimana lagi, setelah aku menyampaikan kalimat itu, apa malah menjawab "ya besok Apa carikan " nyaghi piti harus jo piti nak" (mencari uang harus dengn uang) itulah yang disampaikan Apa waktu itu, Apa selama hidupnya nggak pernah ngomong tak punya uang, entah dapatnya dari hasil berjualan atau kah dari pinjaman tapi kebutuhan kami untuk sekolah selalu diusahain Apa. Apa dan ibu sangat gigih, selalu mengusahakan bagaimana supaya kami semuanya kuliah dan bisa bekerja menjadi pegawai, itulah yang diinginkan Apa dan Ibu.

Waktu terus berlalu, kesulitan demi kesulitan kami lewati, satu persatu kami dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan tinggi, masing-masing dari kami setelah tamat, bekerja dan membantu keluarga meringankan beban orangtua, Alhamdulillah kelimanya kami bisa menamatkan pendidikan di Perguruan Tinggi, 4 orang tamat IKIP Padang (yang sekarang menjadi UNP) dan 1 orang tamat UNAND.

Kami dapat merasakan kepuasan Apa dan ibu, dulu rasa malu yang mereka pendam terhadap tetangga dan saudara ketika menyekolahkan kami kini sudah dapat mereka rasakan buahnya. Pajak Apa yang dulu ditutup dihidupkan lagi. Perekonomian kami kembali membaik. Tahun 2012 Apa mendapat Panggilan dari Allah untuk berangkat Haji. Alhamdulillah nikmat dari Allah terus mengalir.

Seiring dengan berjalannya waktu, keadaan kami yang lebih banyak merantau, di Batam 2 orang, Bengkulu 1 Orang, di Banten 1 orang dan dikampung 1 orang, kalau kami tidak bisa pulang maka untuk melepas rindu Apa dan Ibu yang akan berlibur ketempat kami. Alhamdulillah Apa dan Ibu sangat menikmati perjalanannya dari satu Provinsi ke Provinsi lain. ...........................(next)

Kegigihan Apa dan Ibu untuk membesarkan kami dan menghantarkan menjadi seperti sekarang memang luar biasa. Tak pernah menyerah dengan keadaan.

{ Sekarang Apa Dan Ibu Sudah Tiada, Semoga Allah memaafkan Dosa Papa Dan Ibu dan semoga Allah menjadikan alam kubur sebagai taman-taman yang indah untuk Papa dan Ibu, aamiin)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post