Reni Sularsih

Assalaammu’alaikum. Namaku Reni Sularsih. Lahir di Jakarta, 13 Agustus 1969. Aku wiyata di SDN Karangjati 02 Ungaran, sebagai guru mulok bahasa Inggris,...

Selengkapnya
Navigasi Web

Senyata Mimpi

Magrib membayang.

Mataku menangkap siluet seorang perempuan turun dari angkot samping rumah.

Dia berjalan perlahan membawa termos. Aku mengejarnya.

"Mba Wati.. Gimana kabar Mas Wik? Kok, ga ditungguin?"

"Dia masuk ICU. Ada keluarga lain yang nunggu. Gantian."

"Ga bisa dijenguk?"

"Bisa."

"Ya. Insyaallah aku besok ke RS, ya Mba. Hati-hati. Sampai ketemu besok. Assalaammu'alaikum."

"Wa'alaykum salaam."

Dia berjalan pergi.

Aku berbalik. Tepat saat aku melihat seorang gadis kecil meletakkan adiknya di tanah, berdiri dan berbalik.

Dhezzz.

Dada kami bertubrukan tanpa sengaja.

Tidak keras. Hanya sama-sama kaget.

Si gadis malah sempat meminta maaf padaku. Aku tersenyum dan berlalu.

"Piknik keluarga apa, Magrib malam Jumat di tanah seperti ini?"

Batinku heran.

"Ibu. Kenapa tadi Ibu berlari kencang sekali? Telingaku sakit." Teriaknya kesakitan.

Aku yang baru saja melangkah sekitar 5 kaki sangat terkejut dan kembali untuk melihatnya.

Refleks ku kirim chat ke Puskesmas seberang jalan, sharelock dan minta ambulance.

"Lah.. Ibu ga lari, Nak. Tadi kita juga ga jalan. Pas saja berpapasan."

Aku panik langsung meraihnya. Ku lihat telinganya memerah.

Aku mengusapnya sambil baca selawat.

Ayah Ibunya hanya menatapku bingung. Sebab mereka juga tadi melihat kejadiannya langsung.

"Bapak. Telingaku mencair."

Matanya terpejam.

Aku tambah panik.

Tanganku bergetar.

Temanku yang petugas puskesmas sudah datang membawa ambulans, langsung menerima si gadis.

Mengusap cairan yang keluar dari telinganya.

"Ini kena gendang telinganya, Bu."

OMG. Sedahsyat itu?

"Tapi tadi pelan."

Dia tersenyum menenangkanku.

Lalu bicara pada temannya untuk mengangkat tubuh si gadis bersama-sama.

"Wani? Walla'hu. Innamma amruhu idzaa aradzaa sya'ian an yakulallahu...

"Kun fayakun." bertiga kami mengucap kalimat itu dan bangkit.

"Demi Mas Wik di ICU. Aamiin."

Mereka membawanya.

Keluarganya turut serta.

Aku meminta maaf pada mereka. Aku bilang aku akan menyusul.

Aku pulang, mengambil tas dan mengunci pintu.

Lalu bergegas ke Puskesmas.

Di puskesmas, sudah ada 2 polisi.

Aku ceritakan detail kejadiannya.

Semua heran. Keluarganya jadi saksi. Kejadiannya sangat cepat cuma dalam hitungan detik. Sampai-sampai.. Mereka mengira aku punya kekuatan super.

Lalu aku tersadar. Aku meraih liontin kesehatan di dadaku.

Ku keluarkan lalu kuletakkan di meja interogasi.

"Apa mungkin kena ini ya, Pak?"

"Bisa jadi, Bu."

Mereka membungkus liontin kesehatanku dan memasukkannya ke dalam plastik sebagai barang bukti.

"Bisa kita rekonstruksi ulang kejadiannya, Bu?"

Aku mengangguk.

Bersama Ayah Ibu si gadis, dan Mba Wati, aku melakukan hal yang diminta.

Difoto beberapa kali.

Menjawab aneka pertanyaan.

Mereka menarik kesimpulan jika itu memang kecelakaan, tidak sengaja.

Aku terdiam. Pasrah.

Siap mendekam di penjara jika hal buruk terjadi.

Kun Fayakun!

*********

Aku terbatuk lalu terbangun.

Ku cium lagi semerbak bau wangi.

Dari kemarin. Bahkan kentut ku pun tercium wangi. Ah, ada-ada saja.

Ku lihat HP. Pukul 03.30. Saatnya sahur.

Ada 2 notif WA.

Kubuka.

Astagfirullah.

Ada kabar dari Mbakyu ipar Bekasi.

Mas Wik hilang kesadarannya. Mana tabung O2 kosong.

Astagfirullah.

Jadi apa hubungannya dengan mimpiku tadi?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap karyanya

04 Apr
Balas

Terima kasih.

04 Apr

Mohon izin follow sambil membaca cerpen kerennya Bunda. Sukses selalu

04 Apr
Balas



search

New Post