Susi Respati Setyorini

Guru kimia yang jatuh cinta dengan tulis menulis. Ingin menulis apa aja dan di mana aja....

Selengkapnya
Navigasi Web
Menunggu Malam Terakhir

Menunggu Malam Terakhir

Pintu kamar diketuk pelan. Wanita berseragam putih masuk dengan membawa kotak plastik transparan. Seperti kemarin malam dan malam-malam sebelumnya, dia akan mengeluarkan mangkuk kecil berisi beberapa butir obat, lalu meletakkannya di nakas. Aku sempat melirik sekilas. Lantas dia dengan enteng berucap, “Diminum obatnya, ya, Bu.” Aku bergeming. Aku sudah sangat hafal dengan kalimatnya setiap memberiku obat-obatan. Meskipun bosan, aku terpaksa meminum obat-obat sialan itu. Benda bulat lonjong yang ‘katanya’ bisa menyembuhkan penyakitku. Padahal hanya dusta.

Tepatnya sehari kemarin, tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan suamiku dengan dokter. Aku mendengar penyakitku tak bisa disembuhkan. Belum ada obat yang manjur untuk melenyapkan penyakit keparat ini. Lalu untuk apa aku minum obat-obat ini? Benda-benda ini toh tidak membuat hidupku lebih lama.

Aku paksa mataku terpejam dan inginku tak terbuka lagi. Dalam pejam, aku berkhayal menuju bulan dan bersembunyi di sana, sambil menunggu malam terakhirku. Seteguk racun serangga adalah obat paten menyembuhkan sakitku. (*)

Airmolek, 10 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

woeeeee.....super duper kereeeennn

10 Jun
Balas

terima kasih sudah mampir, ibu juga keren.coba buat pentigraf enggres bu

10 Jun



search

New Post