Retno Wulandari

Menulis untuk jiwa-jiwa yang halus pada pekat kehidupan yang serba kasar ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ranting-ranting Kering

Akulah pohon besar yang ditempa hujan badai di antara padang ilalang panjang.

Akulah pohon besar yang meranggaskan dedaunan hijaunya sembari peluh menetes beriringan.

Akulah pohon besar yang tak menyisakan putik menyayat tulang belulang mengering.

Akulah pohon besar yang dihempaskan gelora angin ribut riuh ketika senja menjelma hening.

Akulah pohon besar yang mengendap-endap mencengkeram akar dalam lautan tanah serba kering.

Akulah pohon besar tanpa bersuara tanpa berkata-kata menahan guritan pilu menatap kening.

Akulah pohon besar yang terpercik aura mantra pekat meluluhlantahkan segala ingin.

Oleh karena aku pohon besar dalam kesakitan menyilang hening, maka aura sukma meronta melepaskan jerat pekat, melepaskan pikat di waktu rembulan bersinar terang menyilaukan sedu sedan sesering mungkin.

Akankah ranting-ranting kering itu terbakar dalam hitungan jarum jam berdenting?

Ataukah ranting-ranting kering itu menjelma belukar mengalihkan sendu dan mekar tanpa mengering?

Akulah pohon besar yang kau temui dalam suatu perjalanan panjang

Akankah kau sentuh jemari atma agar menjelma rembulan

Ataukah kau sentuh lubuk rasa agar menua dan terbang beriringan

Akulah pemilik ranting-ranting kering.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post