Langit Menangis di Pagi Kamis
Langit kembali menangis
Kabut hitam menyelimuti
Petir menyambar, angin menyelinap masuk ke jendela negeri
Tampak manusia berlarian mencari perlindungan, berlindung dari amukan hujan
Langit kembali menangis
Luka menganga di dada sang pengemis
Meminta dan memelas janji di pagi kamis
Janji manis yang terucap bak hipnotis
Mana janjimu, mana janjimu yang dulu
Teriak kerumunan manusia di tengah guyuran hujan
Keluar... Keluar jadi ranjang nyamanmu
Jangan kau khianati anak cucumu... Keluar..
Langit kembali menangis
Jutaan pasang mata melihat pembantaian sadis
Negeri ini sedang tidak baik-baik saja
Hilangnya akal sehat, tuberkulosis bergelayut membalut selaput malu
Langit menangis
Luapan air mata membanjiri pelosok negeri
Sementara pria berdasi duduk nyaman sambil menyeruput candu kopi
Seakan tenggelam dalam kenikmatan semu sendiri
Langit menangis di pagi kamis
Meredam api yang membakar dalam sekam
Membasahi dada sang pencari keadilan
Cukuplah Tuhan yang membelamu.
Rezi Rahmat
Solok Selatan, 8 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cukuplah Tuhan yang membelamu. Puisi indah dengan diksi yang OK. sukses selalu
Terimakasih pak. Masih belajar.Sukses selalu juga untuk pak Bambang.
Sukses Bu
Makasih ya Bu