Rezi Rahmat

Rezi Rahmat, M.Pd. Lahir di Muaralabuh, 28 Agustus 1994. Jenjang pendidikan SD, MTs, MA di kampung halaman (Muara Labuh), dan pendidikan Strata 1 (S1) dan Strat...

Selengkapnya
Navigasi Web

TANTANGAN MENULIS 30 HARI (25) BAGAIMANA HIDUP BERTETANGGA?

Tetangga merupakan orang yang berdekatan tempat tinggal dengan kita. Bahkan empat puluh buah rumah arah kanan dan empat puluh rumah arah kiri (satu RW) masih disebut sebagai tetangga. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan terlepas dari yang namanya tetangga ini.

Ketika sakit, atau hal buruk yang terjadi maka orang yang pertama mengulurkan bantuan adalah tetangga. Bukan sanak famili yang jauh berada di luar kota atau di rantau sana. Tapi ada juga tetangga yang acuh tak acuh saja terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Entah itu karena kelakuan kita yang menyinggung hati dan perasaannya. Namun ada juga yang sudah tabi’atnya seperti itu. Apakah Anda pernah menemukan tentangga yang sikapnya acuh tak acuh saja? Atau Anda yang seperti itu? Kalau ada yang seperti itu mari perbaiki sikap dan tingkah laku.

Dalam hidup bertetangga, seharusnya kita mengamalkan apa yang diperintahkan Allah SWT. sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (An-Nisa’ [4]: 36)

Dari ayat di atas jelas bahwa Allah memerintahan hamba-hamba-Nya untuk berbuat baik terhadap tetangga, baik tentangga dekat maupun rumahnya yang jauh. Berbuat baik terhadap tetangga bisa dilakukan dengan menjalin hubungan silaturrahmi. Ketika ada dapat rezeki bisa berbagi dengan tetangga, tidak membuat hatinya tersiinggung dan lain sebagainya.

Baginda Rasululah ﷺ menyebutkan bahwa orang yang  menyebabkan tetangganya tidak nyaman atau terganggu karena dirinya, ternyata orang yang seperti ini kata Nabi tidak beriman. Seperti dalam sabda beliau:

Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman!.” Ditanyakan kepada beliau, “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (H.R Bukhari No. 6016).

Jangan sampai kita menjadi orang yang menyebabkan tetangganya terganggu atau tidak nyaman. Mudah-mudahan hubungan silaturrahmi dalam hidup bertetangga tetap terjalin erat atas dasar rasa persaudaraan seakidah, yakni akidah yang berlandaskan al-quran dan sunnah. Aamiin.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post