Suara pukulan seng dan paku berdentang, membuat suara bising itu mengalahkan suaraku yang mengajar disebrang kelas yang sedang direhap.Namun aku harus dapat menyesuaikan diri, agar pembelajaran tetap berlangsung.

Setiap selesai mengajar, aku selalu melihat seorang bapak tua ,tukang yang bekerja merehap sekolahku, termenung menatap langit. Memang sejak awal bulan desember hujan terus saja turun, diiringi suara petir kilat sambung menyambung. Kulihat waktu sudah menunjukkan pukul 6.00.sore,suamiku tak kunjung datang menjemputku. Aku berjalan menuju gerbang sekolah bapak tua datang memayungiku sambil tersenyum, wajahnya nampak pucat dan kuyu.

Tujuh hari berturut-turut lelaki tua itu membantuku,kalau tidak hujan ia membawakan tasku ke mobil, dan setiap bantuannya selalu kuberi sedikit uang sebagai tanda ucapan terimakasihku.Sore ini kepala sekolahku turut menunggu anaknya, aku cerita tentang pak tua tukang sekolah, yang menginap di sekolah.Kepala sekolah bilang tidak ada yang tinggal di sekolah. Kuceritakan ciri-cirinya. Ternyata bapak tua itu tukang yang bekerja 5 tahun uang lalu yang meninggal saat sedang bekerja merehap sekolah. Saat itu aku belum pindah ke sekolah ini.

Tantangan menulis 180 hari

#Tantangan gurusiana

Hari ke-96