Aku dan istri berazam untuk tidak akan berhutang lagi, kami selama ini terlalu mengikut nafsu, hingga lapar mata lapar selera. Tak peduli walau harus berhutang, yang akhirnya membuatku terjebak berhutang dengan Lentenir.

Setelah hutang dapat kulunaskan dengan bersusah payah..Akupun lega dan berjanji hidup apa adanya tanpa harus berhutang. Namu Allah memberikan cobaan, menguji keteguhan hatiku dan istri. Tiba-tiba anak drmata eayangku dakit sementara aku dan istri tak punya tabungan. Nina terkena penyakit DBD dan tipus ia harus dirawat di rumah sakit, dengan modal pasrah dan keberanian. Anak kubawa ke rumah sakit.Setelah beberapa hari anakku berangsur pulih. Setiao hari siang dan malam tak hentinya aku memohon pada Illahi agar kami mendapat rezeki supaya dapat memnayar biaya rawat inap. Namun atmku tetap tak berubah saldonya hanya, 3000 rupuiah.Doaku mulai diijabah Allah sore ini tetanggaku datang dan memberi bantuan 500.000 ribu rupiah. Niat untuk tak berhutang mulai goyah .Hatiku tersentuh pula melihat seorang ibu yang menangis pilu,karena tak bisa membayar uang admistrasi. Akhirnya aku dan istri menyedekahkan uang yang 500 ribu untuknya. Untuk anakku biar tangan Allah yang bekerja.

Hasil labor terakhir menyatakan anakku sudah dinyatakan sembuh. Aku membuat surat keterangan penangguhan pembayaran, aku berdiri di pintu depan rumah sakit, mataku melihat atm yang ada di rumah sakit, kakiku melangkah menuju atm, kulihat lagi jumlah sakdo tabunganku mana tahu ada rezeki nomplok,orang salah transver uangnya nangkring di atm, pikir anganku. Tapi setelah kubuka saldo tabungan asagfirullah, saldoku sudah terisi 8 juta rupiah.Mataku tebelalak tak percaya. Begegas kutemui istriku. Istri menangis haru dan langsung sujud syukur. Allah telah memberiku pertolongan. Allah Maha Pemurah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

.