Rian Ananta,S.TP,MP

Teruslah bergerak maju walau seberat apapun langkahmu.Jika tidak bisa terbang berlarilah, bila tak mampu berjalanlah, masih tak berubah merangkaklah... hingga s...

Selengkapnya
Navigasi Web

Benu dan Beno

Benu dan Beno

Benu dan Beno adalah 2 ekor bebek yang baru berusia 1 bulan. Mereka menetas setelah dierami oleh Mak ayam Burik. Mak ayam burik mau mengerami telur Bebek yang diletakkan Pak Sati, setelah gempa yang menyebabkan telur-telur mak ayam Burik pecah. Karena kasihan Pak Sati mengganti telur-telur ayam itu dengan telur bebek. Mak ayam burik tak menyadari kalau telur-telurnya telah di tukar. Ia merasakan telur-telurnya telah membesar dan semakin kokoh. Mak ayam Burik tetap sayang pada telur-telur besarnya itu. Dimatanya telur-telur itu adalah kebanggannya. Dengan sabar Mak Ayam Burik Mengerami lebih lama dari biasanya. Mak ayam Burik rela demi cintanya pada telur-telur yang akan menetas menjadi anaknya. Sampai akhirnya saat yang ditunggu tiba. Telur-telur itu retak dan tak lama terdengar suara halus memanggil namanya.” Cit…Cit… Mak…Mak…”

Mak Burik menjawab pelan , “Tenanglah anak-anakku istirahatlah sampai kalian benar-benar kuat. Mak kan berikan kehangatan pada tubuh kalian sehingga semakin kokoh untuk keluar dari kandang nanti, “Bisik Mak ayam Burik. “Cit…cit….Baiklah Mak, Bisik mereka lemah. Mereka kembali tidur berselimutkan sayap hangat Mak Ayam Burik.

Akhirnya setelah 2 hari anak-anak bebek itu merasa sudah cukup kuat untuk keluar dari pelukan induk angkatnya itu. Mereka sangat cantik, 5 ekor bebek bewarna kuning keemasan. Berbeda dengan induknya yang bercorak lurik-lurik. Meskipun begitu Mak Ayam Burik selalu sayang dan menggiring anak-anak bebek itu mencari makan. “Tok…tok… ayo makan di sini banyak biji-bijian.” kata Mak ayam Burik sambil mengais-kaiskan kakinya ke tanah. Dengan lemah 5 ekor anak bebek mengikuti cara makan Mak Ayam Burik. Karena kakinya berselaput, mereka tak bisa meniru cara makan Mak Ayam itu. Mereka rindu berenang tapi Mak Ayam Burik tak juga mengajak mereka ke air. “Mak-mak… kami lapar… ayo berenang dan makan di air.” Kata Bona si Sulung. “Jangan, nanti kalian tenggelam .” Kata Mak Ayam Burik. Lebih baik makan serangga tanah dan anak-anak cacing di sini.”kata Mak Ayam Burik sambil terus mengais-ngais kakinya ke tanah.

“Cit…cit…” Mak Lapar kata Bani se Bungsu. Mak ayam Burik bingung bagaimana caranya supaya anak-anaknya yang baru menetas bisa mengikuti gaya makannya. Akhirnya kelima anak bebek itu hanya bisa menonton Mak Ayam Burik lagi makan dengan semangatnya. Untunglah Pintu rumah Pak Sati terbuka. Pak Sati membawa sebuah baskom berisi air dan bulir-bulir padi. Pak Sati memanggil anak-anak bebek itu dengan “Bi…Bi…Bi… ayo makan , katanya” “Melihat ada padi dan air, terbitlah selera kelima anak bebek tadi, mereka segera menyongong baskom yang disodorkan pak Sati. “Seketika mereka menyosorkan paruhnya ke air berisi bulir-bulir padi. “Sruup, sruup mereka menghisap air dan padi secara bersamaan. Seluruh tubuh mereka bergetar , saking semangatnya makan. “Hmm ini baru lezat, “Kata Bani, Benu,Beno, Bona dan Boni serempak. Seketika badan kelima anak bebek tersebut menjadi segar karena banyak minum air dan makan bulir-bulir padi. “Hmm kenyang, kata mereka.” Tak lama mereka segera bermain kejar-kejaran karena sudah kuat setelah makan padi.” Ayo kejar aku kata Boni,” Semua tertawa-tawa senang. Mereka asyik bermain sampai sore datang menjelang. Pak Sati langsung membuka kandang dan menghalau tubuh mereka masuk. Mak ayam Burik memimpin kelima anak bebek tersebut masuk ke dalam kandang. Setelah hari gelap Mak Ayam Burik kembali mengembangkan sayapnya untuk menghangatkan dan melindungi mereka dari serangan musuh-musuhnya.

Hari berganti sudah sampai 2 minggu, Mak ayam burik tak tahan lagi tidur rendah di atas lantai kandang. Kebiasaan ayam tidur bertengger pada tempat yang disedediakan Pak Sati. Mak ayam burik mencontohkan kepada kelima bebek itu cara bertengger di dahan. Tapi kelima bebek itu tak bisa meniru. Karena sayapnya masih pendek. Sementara Badan mereka tumbuh dengan cepat mengalahkan ukuran anak-anak ayam seusia dengannya. Akhirnya Mak ayam Burik tidur sendiri di dahan, sedangkan kelima bebek itu tetap tidur dilantai kandang dengan cara berpelukan.

Ketrika sedang enak-enaknya tidur, kelima anak bebek tersebut di kejutkan oleh suara meong kucing yang masuk di sela-sela pintu kandang yang terbuka. Kelima bebek itu sungguh takut dan panis. Mereka hanya bisa berteriak-teriak. Tapi Mak Ayam Burik terlalu enak tidurnya, sehingga tak menyadari bahaya yang mengancam nyawa anak-anaknya. “Hap,”kucing itu berhasil menangkap salah satu anaknya tersebut, dan membawa keluar kandang. Sejak itu mereka tak pernah lagi melihat saudara mereka yang tertangkap oleh kucing tersebut.

Hari ini tinggallah Benu dan Beno berdua di kandang. Mereka berteriak-teriak memanggil induknya. Sepertinya kucing itu mengincar mereka berdua. Untunglah pintu rumah Pak Sati terbuka dan keluarkan Buk Sati membawa baskom makanan. Alangkah marahnya Mak Sati mengetahui anak-anaknya tiap hari merasa ketakutan dengan kemunculan kucing itu. Hingga akhirnya dengan kekuatan supernya Mak Sati terbang menerjang kucing tersebut. Kuku kaki Mak Ayam Burik yang tajam berhasil mengenai mata kucing tersebut, sehingga dengan terburu-buru kucing itu lari keluar kandang untuk menghindari serangan mak AyamBurik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post