Rianti 67

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
HIKMAH DIBALIK SEMPRIT COKLAT

HIKMAH DIBALIK SEMPRIT COKLAT

TANTANGAN 30 HARI MENULIS. HARI KE-25

#TantanganGurusiana

HIKMAH DIBALIK  SEMPRIT COKLAT

Oleh : Ria Riantini, S.Pd

Hari yang cukup melelahkan. Aktivitas di rumah sedikit lebih dari biasanya. Selain pekerjaan rutin harian seperti mencuci, membersihkan rumah dan memasak,  menyempatkan juga membuat kue kering kesukaan anak-anak, Kue Semprit Coklat. Kue klasik  berbahan dasar tepung terigu dengan bahan tambahan margarine, telur, gula tepung, susu bubuk, vanili dan baking powder, menjadi kue yang hampir dipastikan penulis buat setiap menjelang lebaran.

Awal mengenal kue kering tersebut dari ibuku. Wanita yang kini berusia 77 tahun dan masih sehat hingga saat ini. Dulu selalu setiap menjelang  lebaran, ibu akan sibuk  mengolah berbagai macam kue. Sebelum membuat kue  Nastar, Kue Keju, Putri Salju, ibu akan mendahulukan membuat kue Semprit.

 Penulis yang waktu itu masih gadis kecil turut serta membantu. Ada kesenangan dan kebahagiaan tersendiri saat membuatnya,  moment lebaran menjadi waktu yang paling dinantikan. Mungkin karena banyak makanan, dari ketupat lebaran, hingga aneka kue kering  yang bisa penulis santap sepuas hati.

Entah mengapa dinamakan kue semprit. Apa karena pada saat membuatnya menggunakan sempritan, nama itu aku tahu dari ibu juga. Alat cetakan berbentuk kecil yang terbuat dari alumunium, pada bagian ujungnya berlubang dengan bagian pinggir lubang seperti bergerigi. Pada saat adonan kue di masukkan ke dalam alat tersebut kemudian di didorong menggunakan ibu jari (disempritkan) pada loyang persegi berukuran kurang lebih 30 x 30 cm , yang sebelumnya telah diolesi margarine maka didapatlah hasil cetakan yang mirip bunga.

Selanjutnya bagian tengah dari kue yang sudah disemprit biasanya dihias menggunakan  kismis atau sukade. Sepengetahuan penulis, sukade terbuat dari manisan pepaya warna-warni  yang dipotong kecil-kecil, adapun kismis terbuat dari buah anggur yang dikeringka

Kue semprit yang sudah dihias bagian tengahnya, terlihat menjadi lebih menarik. Untuk membuat semprit coklat, adonan tepung terigu tinggal dikurangi kurang lebih 50 gr, kemudian diganti menggunakan coklat bubuk.

Pengolahan akhir tinggal dipanggang selama kurang lebih 30-40 menit. Kue-kue yang telah selesai dipanggang, setelah dingin baru dimasukkan ke dalam toples yang terbuat dari kaca atau plastik kemudian oleh ibu di susun berjajar di atas bupet.

Ada pengalaman lucu ketika kecil dulu. Kata ibu, kami anak-anak yang kebetulan semuanya 6 bersaudara hanya boleh mencicipi kue yang agak gosong, kalau yang bagus untuk lebaran .Pastinya pada waktu itu ibu hanya bercanda. Kami sebagai anak-anak menurut saja. Pasti beda sama anak-anak jaman sekarang ya. He …  he

Kini, setelah penulis dewasa dan memiliki keluarga sendiri, tradisi membuat kue semprit masih berlanjut. Bahkan kue tersebut menjadi salah satu Favorit anak-anakku. Untungnya, kini anak-anak sudah bisa membantu seperti hari ini.

Bungsuku membantu nyemprit kuenya. Sambil ngobrol ringan, kusampaikan pada si bungsu, bahwa membuat kue sendiri dilihat dari segi biaya jauh lebih hemat. Setelah itu penulis mencoba menghitung-hitung dan membandingkan. Sekarang kalau kita membeli kue kering yang sudah jadi, harga rata-rata per toples ukuran sedang, tak kurang dari 50 ribu rupiah. Apalagi untuk jenis kue lain seperti kue kue kastengel atau kue keju, biasanya tidak akan kurang dari 70 ribu rupiah. Ketika bisa mengolah sendiri akan jauh lebih hemat.

Terlepas dari hitung-hitungan harga diatas, penulis kadang membeli juga kue kering yang sudah jadi. Apalagi kalau yang menawarkan tetangga ataupun saudara sendiri. Dengan niat untuk menyenangkan penjual sekaligus membantu usaha mereka.

Akhirnya penulis merasa bersyukur, setelah merasakan lelah yang luar biasa, tetap bisa setor tulisan dengan ide dari apa yang sudah penulis lakukan. Alhamdulillah.

 

Permata Biru, 21 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post