Rianti 67

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

SEPENGGAL CERITA DIBALIK BANSOS

TANTANGAN 60 HARI MENULIS. HARI KE-33

#TantanganGurusiana

SEPENGGAL CERITA DIBALIK BANSOS

Oleh : Ria Riantini, S.Pd

Tanggal 29 Mei ini menyisakan sepenggal cerita. Menyaksikan antrian yang begitu panjang, berdesakan dibawah terik matahari, social distancing seolah terlupa. Sebagian besar terlihat seakan berlomba bagaimana caranya bantuan segera sampai di tangan. Diantara antrian tidak sedikit ada orang-orang yang sudah lanjut usia, bahkan ibu hamil pun ada. Seakan tidak peduli dengan semua kesulitan, mungkin menganggap itu pengorbanan untuk cairnya sebuah bantuan.

Pemandangan tersebut biasanya hanya penulis lihat di televisi, ketika orang-orang tengah ngantri sembako atau bantuan dalam bentuk lainnya. Hari ini pemandangan tersebut tampak di depan mata. Dari informasi yang penulis dapat, proses pencairan bantuan akan diberikan besok sebagian, dengan jumlah penerima kurang lebih 2000 orang untuk 1 kelurahan.

Berbekal foto copy kertas undangan yang penulis amati ada lambang Barcode nya, kartu keluarga dan juga KTP dari kepala keluarga, penulis berada dalam antrian tersebut. Semua berawal dari kedatangan Ketua RT kurang lebih sebulan yang lalu. Informasi yang beliau sampaikan adalah menawarkan pengajuan penerimaan bantuan dari bansos terkait dampak copid 19.

Saat itu penulis hampir ragu, bukan apa-apa karena merasa ada orang lain yang lebih berhak untuk mendapatkan bantuan tersebut. Penulis dan pak misua saat itu berpikir, walaupun ada pandemik covid 19, dampak secara ekonomi tidak terlalu terasa. Dengan gaji suami-istri yang PNS golongan 4, untuk kebutuhan sehari-hari tidak terlalu kesulitan.

Saat itu Pak RT menganjurkan, agar bersedia diajukan saja , adapun nanti kalau dananya turun bisa digunakan lagi untuk membantu yang lain. Alasan yang masuk akal juga. Saat itu langsung diminta informasi berapa jumlah penghasilan setiap bulannya. Penulis yakin, dengan jumlah penghasilan tersebut tidak mungkin akan mendapat bantuan. Hingga tiba informasi itu kemarin malam. Nama pak suami ada diantara daftar penerima bantuan dan diminta untuk segera menandatangani pencairan bantuan yang harus segera diambil oleh yang bersangkutan keesokan harinya.

Waduh, penulis agak kaget dan sempat bingung juga mengetahui informasi tersebut. Kondisi kesehatan Pak suami yang tidak memungkinkan untuk mengambil secara langsung. Masih tersimpan keraguan, rasanya tidak pantas menerimanya, bukan apa-apa karena bisa jadi ada yang lebih membutuhkan. Setengah memaksa Pak RT tetap menyarankan untuk diambil saja, karena sudah menjadi amanat dari Kemensos yang harus dipertanggungjawabkan.

Akhirnya ditemani anak gadisku, merelakan diri berada ditengah orang-orang dalam antrian yang cukup panjang. Uang sejumlah 600 ribu rupiah yang akan diterima, mungkin untuk sebagian orang amat sangat berharga. 5 jam menunggu, ternyata kerumunan orang seakan tidak berkurang. Kehadiran Pak Polisi yang tidak segan berteriak mengatur dan memberi informasi tentang nomor dan ruangan mana yang nanti harus dimasuki.

Melihat keadaan yang tidak ada perubahan, penulis memutuskan untuk pulang saja. Dari informasi satpam, penyerahan bantuan akan diselesaikan malam ini juga.

Si anak gadis bersedia untuk mencoba ngantri lagi katanya. Mungkin akan berangkat malam ini juga. Penulis tidak melarang ataupun menyuruhnya. Hanya penulis berjanji, kalau memang uang itu diterima biarlah untuk yang ngambil saja.

Dengan pengalaman hari ini, penulis bisa merasakan arti pengorbanan. Sebagian orang ternyata harus berjuang untuk mendapatkan bantuan yang pasti sangat dibutuhkan. Rela mengorbankan waktu berjam-jam, bersabar dalam antrian yang sangat panjang, dibawah terik bahkan hujan. Ada rasa syukur yang menyelinap diam-diam, hingga hari ini penulis masih lebih beruntung dibanding mereka.

Permata Biru, 29 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah, lihatlah ke bawah maka kita akan bersyukur

29 May
Balas

Betul Bun, terima kasih untuk tanggapan dan hadirnya. Salam kenal Bun ....

29 May

Betul buk.. Utk kebutuhan dasar orang akan rela lakukan apapun.. bahkan sampai harus melanggar aturan..Harus nya ada terobosan milineal, bantuan bansos di antar langsung ke alamat..

29 May
Balas

Idealnya seperti itu ya Pak, diantar langsung ke alamat. Lebih memudahkan kepada penerima.Oh iya, terima kasih atas hadirnya Pak

29 May

Idealnya seperti itu ya Pak, diantar langsung ke alamat. Lebih memudahkan kepada penerima.Oh iya, terima kasih atas hadirnya Pak

29 May



search

New Post