Hijrah

Beruntungnya aku bisa mencintai dan dicintai seorang Arum. Perempuan lemah lembut, cantik, dan pintar. Ah, wajahku memang tidak keren. Namun, cukup manis dan bersih. Punya duit banyak mudah saja menggaet perempuan. Termasuk Arum. Sebetulnya sulit menaklukkannya. Jika yang lain butuh waktu cukup seminggu, enam bulan Arum baru takluk padaku.

Ada yang aneh dengan diriku. Setelah dekat dengan Arum, banyak hal tak biasa kulakukan jadi terbiasa. Biasanya molor bangun tidur, entah kenapa setiap Arum miskol jam 4 pagi aku bangun bergegas solat subuh. Ada kebiasaan baru, setiap Minggu acara kencan ku tidak seperti pasangan pada umumnya. Arum mengajakku ke panti asuhan. Membagikan berbagai bantuan dari donatur yang digagasnya. Aku yang punya uang cukup banyak, menjadi ikut donasi. Awalnya hanya ikut-ikutan, akhirnya merasa terbiasa.

Kini aku semakin mencintai Arum. Namun, tidak lagi sering bertemu seperti dulu. Setelah ikut kajian berkali-kali, aku sadar dan mengerti banyak hal. Tekadku bulat. Cinta ini harus disempurnakan. Minggu depan, kuputuskan segera mengkhitbah Arum. Semoga Alloh mudahkan.